Dokter Terduga Teroris
Detik-detik Dokter Terduga Teroris Ditangkap hingga Tewas Ditembak Densus 88, Petugas Naik Kabin
penangkapan dilakukan di jalan Bekonang, Sukoharjo, Jawa Tengah pada Rabu (9/3/2022) kemarin, sekitar pukul 21.00 WIB.
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Vincentius Jyestha
TRIBUNSUMSEL.COM, SUKOHARJO - Detik-detik penangakap seorang dokter di Sukoharjo, Jawa Tengah yang diduga teroris.
Dokter inisial S itu bahkan tewas ditembak Densus 88 pada Rabu (9/3/2022) malam.
Dikutip dari KompasTV, penangkapan dilakukan di jalan Bekonang, Sukoharjo, Jawa Tengah pada Rabu (9/3/2022) kemarin, sekitar pukul 21.00 WIB.
"Ya benar (dokter Sunardi), Penjelasannya nanti akan disampaikan oleh Div Humas ya," kata Kepala Bagian Bantuan Operasi (Kabagbanops) Densus 88 Antiteror Polri Kombes Pol Aswin Siregar saat dikonfirmasi, Jum'at (11/3).
Tewasnya dokter Sunardi juga ramai diperbincangkan di media Twitter dengan tagar #PrayForDokterSunardi
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan, Kamis (10/3), mengatakan Sunardi merupakan jaringan teroris dari kelompok Jemaah Islamiyah (JI).
Sunardi disebutkan merupakan Penanggung Jawab Hilal Ahmar Society. Ia juga pernah menjabat sebagai Amir Hikmat, Deputi Dakwah dan Informasi serta Penasihat Amir Jamaah Islamiyah.
Ramadhan menjelaskan, saat penangkapan, Sunardi melakukan perlawanan secara agresif meski sudah diberikan peringatan oleh petugas.
"Yaitu menabrakkan mobilnya ke arah petugas yang sedang ingin menghentikan tersangka," ujarnya.
Ramadhan mengatakan saat itu petugas naik ke kabin belakang mobil milik Sunardi.
Namun, Sunardi terus melawan dengan mengemudikan laju mobilnya dengan kencang sambil menggoyangkan setir mobil ke kanan dan kiri membentuk zig-zag agar petugas jatuh dari mobilnya.
Mobil Sunardi juga menabrak kendaraan masyarakat yang melintas.
"Dikarenakan situasi yang dapat membahayakan jiwa petugas dan masyarakat. Sehingga petugas melakukan upaya paksa dengan melakukan tindakan tegas, terukur dengan melumpuhkan tersangka dan mengenai punggung atas dan bagian pinggul kanan bawah," paparnya.
Setelah berhasil dilumpuhkan, petugas membawa Sunardi ke RS Bhayangkara untuk mendapat penanganan medis. Namun sayang, ia meninggal dunia.
Selain itu, Ramadhan mengungkapkan bahwa ada dua orang petugas juga terluka.
"Anggota yang terluka saat ini sedang mendapat perawatan di Rumah Sakit Bhayangkara," ujar Ramadhan.
Kesaksian Warga
Mobil Dokter S berhenti setelah menabrak tembok (buk) rumah seorang warga di Jalan Bekonang-Sukoharjo, Dukuh Cendono, Desa Sugihan, Kecamatan Bendosari, Sukoharjo.
Tapi, pemilik rumah itu, Dwi Puji (35), mengaku tak tahu ihwal mobil Mitsubishi Strada yang dikendarai Dokter S, menghantam rumahnya.
Saat peristiwa terjadi, Dwi tak ada di rumah.
Pulang-pulang, ia sudah melihat ada mobil ringsek menabrak tembok rumahnya.
Diduga, mobil menabrak dengan kecepatan tinggi.
Pasalnya, menurut Dwi, kondisi bagian depan mobil sang dokter itu sampai ringsek.
"Saya pulang pukul 21.15 WIB, di depan rumah sudah ada Mitsubishi Strada silver nabrak, ringsek depannya," ujar Dwi, kepada TribunSolo.com, Kamis (10/3/2022).
Tak jauh, di depannya terlihat sebuah mobil Toyota Innova hitam yang diduga dikendarai Tim Densus 88 Antiteror.
Dwi mengaku saat itu tak ada pergerakan dari dalam mobil terduga teroris.
Baca juga: Sosok S Dokter Terduga Teroris yang Tewas Ditembak Densus 88, Ini Kata Keluarga dan Tetangga
Hanya ada orang yang kemudian mendatanginya, mengabarkan jika mereka adalah polisi, dan Dwi diminta untuk segera masuk ke rumah.
Akhirnya karena pagar bagian utara rumahnya tertutup Strada, Dwi memarkirkan mobilnya dan membuka pagar di bagian selatan.
Saat itu kondisinya menegangkan, karena bagian depan rumahnya rusak.
"Pokoknya ada orang datang, bilang polisi, nyuruh saya masuk, saya terus parkir di sana (selatan)," katanya.
"Kejadiannya cepat itu, terus Innova sama Strada-nya dimundurkan terus langsung pergi," tambahnya.
Dwi bersama suami tak menyaksikan kejadian dimana mobil Strada menabrak tembok depan pagar rumahnya.
Hanya saja, kata dia, sang anak bersama kedua orang tuanya berada di rumah, mereka sudah terlelap tidur di bagian belakang rumah.
"Yang dengar anak saya, tahunya ya tabrakan, tapi nggak keluar dari rumah, wong pada tidur di belakang," pungkasnya.
Puing-puing Bekas Tabrakan
Pantauan TribunSolo.com, puing-puing bebatuan nampak bertebaran di depan rumah yang ditempati oleh Dwi Puji (35).
Meski dikabarkan ada suara tembakan, tidak terlihat ada bekas penembakan atau tembok hingga bebatuan yang memiliki bekas tembakan.
Hingga saat ini, puing-puing bebatuan masih terus dibiarkan apa adanya dan tidak dilakukan pembersihan.
Tak tampak pula garis polisi atau police line di sekitar lokasi.
Dwi mengatakan pihak kepolisian telah memberitahunya bahwa proses perbaikan terhadap tembok depan rumahnya menjadi tanggung jawab dari Polres Sukoharjo.
"Malam tadi, polisi datang ke rumah, bilang kalau nanti perbaikan jadi tanggung jawab polisi. (Dari) Polres Sukoharjo," kata Dwi, kepada TribunSolo.com, Kamis (10/3/2022).
Dari informasi yang dihimpun, Densus 88 Antiteror Mabes Polri kembali menangkap terduga teroris warga Sukoharjo.
Terduga teroris yang ditangkap berinisial S (54) warga Desa Gayam, Kecamatan/Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah.
S diamankan di jalan kampung Dukuh Cendono, Desa Sugihan, Kecamatan Bendosari, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, pada Rabu (9/3/2022) sekitar pukul 21.18 WIB.
Dokter Sosial
Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Sukoharjo membenrakan bila S (54), terduga teroris yang tewas ditembak Densus 88 di Sukoharjo, adalah seorang dokter yang tercatat dalam keanggotaan IDI.
Ketua IDI Sukoharjo dr Arif Budi Satria membenarkan bahwa terduga teroris S selama ini berprofesi sebagai dokter dan praktik di rumahnya di Gayam, Kecamatan Sukoharjo.
S ditangkap Densus 88 saat mengendarai mobil di Kecamatan Bendosari, Rabu (9/3/2022) malam.
"Betul, beliau dokter umum masih aktif," ungkap dia kepada TribunSolo.com, Kamis (10/3/2022).
"Beliau berpraktik untuk sosial, banyak yang digratiskan oleh beliau," kata dia memeberkan.
Ditembak Polisi
Dari informasi yang diterima Tribun Solo via Tribun Jateng dari Humas Polda Jateng Kombes Pol Muhammad Iqbal Alqudusy, peristiwa terjadi pukul 21.00 WIB.
"Kami membenarkan adanya penangkapan terduga teroris di sekitar Bendosari kabupaten Sukoharjo yang dilaksanakan oleh tim Densus 88 pada hari Rabu, 9 Maret 2022 sekira jam 21 WIB," jelas dia.
Dari keterangan Polda Jateng, terduga teroris yang belum diungkap identitasnya itu meninggal dunia, karena 'tindakan tegas dan terukur'.
"Adapun terhadap terduga teroris dilakukan tindakan tegas dan terukur yang mengakibatkan yang bersangkutan meninggal dunia,".
"Saat ini jenazah sudah dibawa tim forensik ke RS Bhayangkara Semarang untuk dilakukan otopsi," ujar keterangan yang diterima TribunSolo.com via Tribun Jateng.
Baca berita lainnya di Google News
dan KompasTV