Berita Nasional

Terungkap Biang Keladi yang Membuat Harga Minyak Goreng Masih Mahal, Mendag Bersikap Tegas

Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi mengungkap sejumlah penyebab masih tingginya harga minyak goreng atau belum sesuai harga eceren tertinggi (HET).

Editor: Slamet Teguh
TRIBUN SUMSEL/ANNISA AYU LESTARI/CALON REPORTER
Antrean warga membeli minyak goreng di Hypermat Palembang Square Mall, Rabu (2/3/2022). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono

TRIBUNSUMSEL.COM, JAKARTA - Minyak goreng merupakan kebutuhan bagi masyarakat.

Hal tersebut karena, minyak goreng dibutuhkan masyarakat untuk memasak.

Namun kini, harga minyak masih tinggi.

Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi mengungkap sejumlah penyebab masih tingginya harga minyak goreng atau belum sesuai harga eceren tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah.

"Ketika terjadinya disparitas harga, perubahan harga ini, banyak orang berspekulasi. Jadi mereka mengharapkan terjadinya perubahan, bahkan kalau di pasar market ini ada yang sifatnya jangka panjang dan pendek," kata Lutfi secara virtual, Rabu (9/3/2022).

Menurutnya, akibat adanya spekulasi tersebut membuat orang berani bertaruh bahwa ke depan pemerintah akan melepas atau tidak memberlakukan HET.

"Kenapa? Agar mereka bisa menjual dengan harga tinggi yaitu membeli di harga Rp 10.300, harapannya menjual dengan harga internasional yang saat ini perbedaannya Rp 10 ribu," ujar Lutfi.

Baca juga: Warga Saling Dorong Saat Antre Minyak Goreng di Lahat, Pagar Nyaris Roboh, Ada Korban Luka

Baca juga: Pembantu Presiden Jokowi Tahu Biang Keladi yang Membuat Harga Minyak Goreng Mahal tapi Tak Bertindak

Melihat kondisi tersebut, Lutfi pun mengancam para spekulan terutama diatributor 1 dan 2 untuk membawanya ke meja hijau jika terbukti melakukan pelanggaran hukum.

"Saya sudah berkoordinasi dengan Satgas Pangan. Saya akan menuntut spekulan itu berdasarkan hukum. Jadi inilah salah satu yang menyebabkan distrupsi di rantai logistik yang mereka ingin dapat keuntungan besar," ucapnya.

Selain itu, tersendatnya distribusi minyak goreng ke pasar juga diakibatkan adanya penjualan ke industri.

"Per kemaren DMO (domestic market obligation) sudah 415 juta hanya 20 hari, barangnya melimpah. Sehingga kita tanya barang dimana? Jadi ada dua dugaan, bocor untuk industri dengan harga tidak sesuai pemerintah dan yang kedua penyelundupan, ini akan saya berantas. Jadi distribusi ada yang menimbun dan ada yang menyelundup ke luar negeri," paparnya.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Mendag Beberkan Biang Keladi yang Membuat Harga Minyak Goreng Masih Mahal.

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved