Berita Nasional

Pakar Ekonomi Minta Pemerintah Jangan Naikkan Harga Pertalite : 70 Persen Rakyat Pakai Pertalite

Harga minyak mentah dunia terus melonjak ke arah 130 dollar AS per barrel. Tingginya harga minyak dipengaruhi oleh larangan Amerika Serikat (AS) untuk

Stanly/Otomania
Pertamina 

TRIBUNSUMSEL.COM - Pertalite diambang kenaikan harga.

Harga minyak mentah dunia terus melonjak ke arah 130 dollar AS per barrel. Tingginya harga minyak dipengaruhi oleh larangan Amerika Serikat (AS) untuk mengimpor minyak dari Rusia.

Pengamat Ekonomi Universitas Gadjah Mada Fahmy Radhi mengatakan, tingginya harga minyak mentah dunia turut membuat dilema pemerintah.

Sebab, Indonesia merupakan net importir minyak mentah, dengan produksi mencapai 700.000 barrel per hari dan konsumsi 1,4-1,5 juta barrel per hari. 

Tak ayal, melesatnya harga minyak secara berkepanjangan bisa menaikkan harga BBM dan LPG yang mampu menggerus daya beli masyarakat dan mengerek inflasi.

Saat ini saja, pemerintah sudah menaikkan BBM jenis Pertamax Turbo, Dexlite, dan Pertamina Dex.

Fahmy berpendapat, pemerintah sebaiknya tidak menaikkan harga BBM hingga akhir Maret 2022, utamanya BBM yang banyak dikonsumsi warga, seperti Pertalite.

Menurut perhitungan Fahmy, Pertalite dikonsumsi oleh sekitar 70 persen penduduk.

"Maka saya berpendapat dalam 1 bulan ini sebaiknya pemerintah jangan menaikkan harga Pertalite berapa pun harganya. Barangkali ditunggu sampai akhir bulan depan. Paling tidak ini akan menjadi beban juga memang," ucap Fahmy ketika dihubungi Kompas.com, Rabu (9/3/2022).

Artikel ini telah tayang di Kompas

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved