Berita Palembang

Cerita Pemburu Harta Karun di Sungai Musi Palembang, 1 Kg Koin Cina Rp 25 Ribu

Pemburu Harta karun sungai Musi Palembang mengaku mendapatkan banyak menemukan koin cina dalam pencarian menggunakan cara penyelaman

TRIBUNSUMSEL.COM/WIDYA TRI SANTI
Aktivitas pemburu harta karun di Sungai Musi tepatnya di dekat Benteng Kuto Besak (BKB) Palembang. 

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Sejumlah kapal pemburu harta karun berhenti di tengah-tengah sungai musi di dekat Benteng Kuto Besak (BKB) Sungai Musi Palembang, Rabu (9/3/2022) Siang.

Tribunsumsel.com secara khusu mendatangi langsung kapal/ketek pemburu harta karun di Sungai Musi.

Saat tiba di kapal,  terlihat ada dua pekerja yang sedang menyotir hasil penemuan penyelam, satu pekerja sebagai mengontrol mesin kapal dan duanya sebagai penyelam.

Pekerja menyotir hasil penemuan penyelam ia mengatakan setiap hari orang menyelam untuk mencari harta karun.

"Untuk kapal ini terdapat dua orang penyelam. Mereka menyelam tergantung dari cuaca nya. Jika hujan dan gelombang besar maka tidak akan menyelam," kata pekerja sortir yang tidak ingin menyebutkan namanya, Rabu (09/03/2022) siang.

Lanjut ia mengatakan penyelam bertahan lama satu jam tergantung kondisi fisik penyelam itu sendiri.

"Dengan kedalaman maksimal 10 meter menggunakan alat khusus penyelam," kata laki-laki umur 48 tahun sambil menyotir hasil penemuan penyelam.

Penyelam dengan menggunakan alat seperti sedotan yang akan membawa barang atau hasil penemuan di dalam sungai musi ke daratan.

Lanjut pria umur 48 tahun mengatakan belum ada penemuan antik yang dijual.

"Hanya penemuan seperti batuan kecil dan koin-koin bertulisan china mungkin peninggalan Kerajaan Sriwijaya yang akan dijual tapi harus dikumpulin dulu. Sistem jualnya perkilogram, satu Kilogram seharga Rp. 25 ribu tergantung dari hasil penemuannya. Dijual dekat bawah jembatan musi dua," kata laki-laki yang tinggal di area jembatan musi dua.

Lanjut ia menuturkan pekerja di sini diberi gaji tergantung dari hasil penemuan.

"Jika banyak kami keluarga makan ayam jika sedikit makan ikan asin. Tidak cukup untuk kebutuhan sehari-hari, tapi Alhamdulillah dua anak saya sudah bekerja di Sambal Lalap dan di Opi Mal," ujar laki-laki ini.

Baca juga: Cerita Pelukis Abstrak Palembang, Ingin Pecahkan Rekor Muri Lukisan Terpanjang Bahan Banner Bekas

Tak hanya sebagai pekerja menyotir hasil penyelam saja akan tetapi memiliki pekerjaan lain.

"Jika air nya tinggi tidak bisa untuk orang menyelam maka jadi tukang bangunan, biarlah hasil sedikit yang penting halal dan tidak maling. Bisa kasih anak istri makanan yang halal," semangat laki-laki penyotir penemuan harta karun. (TS/WIDYA)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved