Berita Nasional

Ramalan Cuaca dan AIDS Diusulkan Masuk Kurikulum di Indonesia

Pembahasan tentang kurikulum kembali mengemuka setelah Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) meluncurkan Kurik

Tribunsumsel.com
Ramalan cuaca 

TRIBUNSUMSEL.COM - Kurikulum Indonesia setiap rezim akan berubah.

Pembahasan tentang kurikulum kembali mengemuka setelah Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) meluncurkan Kurikulum Merdeka. Kurikulum itu mulai diterapkan pada Tahun Ajaran 2022/2023.

Lewat kurikulum ini, siswa SMA (Sekolah Menengah Atas), SMA LB (Luar Biasa), dan Madrasah aliyah (MA), bisa memilih kombinasi mata pelajaran sesuai dengan minatnya.

Selain itu, Kurikulum Merdeka tidak akan membuat sekat-sekat penjurusan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), dan Bahasa yang selama diterapkan kepada para pelajar SMU.

Utak-atik kurikulum sudah akrab dengan masyarakat Indonesia.

Malah masyarakat menganggap jika menteri pendidikan berganti maka kurikulum juga bakal berubah. 

Padahal, pergantian kurikulum membawa dampak besar kepada arah pendidikan dan perkembangan bangsa.

Selain itu, sejumlah lembaga kerap mengusulkan penambahan bobot dalam kurikulum dengan berbagai macam alasan.

Contohnya pada 24 Februari 1975 silam, dalam seminar ramalan cuaca yang digelar oleh Pusat Meteorologi dan Geofisika (kini BMKG), Lembagan Antariksa dan Penerbangan Nasional (LAPAN), serta TNI Angkatan Udara.

Dalam seminar itu diusulkan kepada pemerintah supaya pengetahuan tentang meteorologi perlu dimasukkan ke dalam kurikulum sekolah menengah.

Penambahan materi kurikulum juga dilakukan dalam Lokakarya Pengembangan Paket KIE (Komunikasi Informasi dan Edukasi) Pencegahan Penularan HIV (Human Immunodeficiency Virus) melalui Jalur Pendidikan di Nusa Dua, Bali, yang digelar pada 18 Maret 1996.

Pelajaran tentang AIDS dimasukkan ke dalam kurikulum nasional karena dianggap sebagai cara paling efektif guna menanggulangi serangan penyakit ganas tersebut. Karena selain belum ditemukan vaksinnya, AIDS juga potensial menulari generasi muda.

Namun, pengajaran AIDS di sekolah-sekolah tidak dilakukan dengan mengubah kurikulum, melainkan hanya diinsersi ke dalam pelajaran Olahraga dan Kesehatan, Ilmu Pengetahuan Alam atau ke dalam muatan lokal bagi daerah-daerah rawan AIDS.

Artikel ini telah tayang di Kompas

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved