Berita Selebriti
Ashanty Syok Token ASIX dituding Belum Terdaftar, Begini Tanggapan Anang Hermansyah dan Istri
Ashanty dan Anang Hermansyah menanggapi terkait bisnisnya yang dituding belum terdaftar.
Penulis: Laily Fajrianty | Editor: Moch Krisna
TRIBUNSUMSEL.COM- Baru-baru ini Ashanty dan Anang Hermansyah ramai menuai protes bahkan kabarnya sempat menuai komplen di sosial media.
Gara-gara bisnis Ashanty dan Anang dituding bermasalah dan tidak sah karena belum terdaftar di lembaga resmi pemerintah.
Dilansir dari kanal youtube Cumicumi.com, Sabtu (12/2/2022) Ashanty dan Anang Hermansyah menanggapi terkait bisnisnya yang dituding belum terdaftar.
Ashanty mengakui dirinya syok karena banyak orang yang tidak memahami hal tersebut.
"Karena memang kemarin sedikit syok, karena banyak orang yang tidak paham dan dipermainkan oleh food tadi orang yang memang gak suka aja sama kita, luar biasa kenaikannya" ungkapnya
Tak hanya Ashanty, Anang Hermansyah juga menanggapi perihal tersebut mengungkapkan bahwa ia mempunyai rencana untuk keliling indonesia dan bertemu dengan komunitas kripto untuk menjelaskan.
"Bunda dengan saya mempersiapkan tim lagi menyusun rencana kita akan keliling indonesia satu bulan kedepan, kita akan toor indonesia bertemu dengan komunitas kripto didaerah untuk menjelaskan," ungkap Anang Hermansyah.
Lebih jauh Anang Hermansyah mengatakan pihaknya akan segera mendaftarkan token asix tersebut agar bisa dijual di Indonesia.
"Pada prinsipnya untuk aksi itu sebenarnya tidak dilarang dalam hal ini karena kita kan memang masih dalam proses untuk berjualan, untuk itu memang saat di liput sudah ada dalam hal ini itikad baik .
justru dari Anang dan Ashanty yang nantinya akan di daftarkan kepada kami sehingga nantinya akan masuk kedalam lampiran untuk menjadi perdagangkan di kripto dalam negeri" terang kerabat Anang
Anang Hermansyah kembali menerangkan terkait permasalah tersebut.
"Investor yang benar itu pasti menghubungi kita, semua telepon kita kalau ada kita jelaskan aseptor dan kita bertanggung jawab kita menyiapkan semua untuk edukasi.
ada telegramnya ada 4 sampai 5 ribu, sekarang untuk pembeli semua itu ada telegramnya sudah 25 holder, di internasional sudah hampir 25 ribu total hampir 45 ribu," bebernya.