Berita Banyuasin

Keresahan Petani di Muara Padang Banyuasin, Harga Gabah Turun

Petani yang ada di Muara Padang mulai panen padi yang mereka tanam. Namun, mereka resah karena harga gabah turun.

Penulis: M. Ardiansyah | Editor: Vanda Rosetiati
TRIBUN SUMSEL/M ARDIANSYAH
Petani di Kecamatan Muara Padang Kabupaten Banyuasin saat memanen padi di sawahnya, Senin (7/2/2022). 

TRIBUNSUMSEL.COM, BANYUASIN - Petani yang ada di Muara Padang mulai panen padi yang mereka tanam. Namun, ada kegelisahan dari para petani yang saat ini mulai panen.

Kegelisahan ini, pastinya karena harga gabah yang diyakini akan terus turun. Turunnya harga gabah, membuat petani yang ada di Muara Padang merasa gelisah lantaran takutnya tidak bisa mendapatkan keuntungan.

Seperti yang diungkapkan Andi Agus. Petani asal Muara Padang ini mengaku padi yang ditanamnya di sawah miliknya sudah masuk musim panen. Kebahagiaan pastinya dirasakan Andi, lantaran padi yang sudah ditanam akan dipanen.

"Senang pasti, karena bisa panen. Tetapi, sekarang menjadi kegelisahan harga gabah yang kian hari kian turun terus. Dari harga Rp 4.200, sekarang sudah Rp 3.800 per kg. Ini baru awal mau panen," ungkapnya, Senin (7/2/2022).

Lanjutnya, harga gabah biasanya akan terus turun menyusul puncak musim panen dari seluruh sawah milik petani. Bisa-bisa, harga gabah akan turun secara drastis.

Bahkan, harga gabah kering dijual akan jatuh sampai harga Rp 3.200 atau Rp 3.000 per kg. Ini yang menjadi dilema petani padi. Karena, setiap tahun, ketika puncak musim panen dari petani tidak dapat berbuat banyak dengan harga gabah yang sangat rendah.

"Sulit sekali, tidak dijual nanti lama kelamaan kualitas gabah jadi tidak bagus lagi. Dijual, sudah pasti rugi, jadi serba salah kami ini," ungkapnya.

Baca juga: SPBU Apung Pertama di OKI Bakal Dibangun di Desa Bukit Batu, BBM di Pesisir Bakal Dijual Satu Harga

Selain sulit untuk menjual gabah yang harganya murah, juga terkendala harga bila sudah jadi beras. Membutuhkan waktu lama untuk proses menjadi beras, harga jual juga tidak begitu bagus.

"Kalau dijual sudah dalam bentuk beras, harganya sekitar Rp 6.500 ribu sampai Rp 7.500 per kg. Itu juga tidak masuk harganya. Masih rugi juga," ungkapnya.

Karena, menurut petani mereka harus membayar hutang pupuk selama proses penanaman. Sehingga, mau tidak mau bila gabah yang sudah dihasilkan tidak langsung dijual maka akan lebih besar lagi mengalami kerugian.

Petani berharap kepada pemerintah Kabupaten Banyuasin untuk mengendalikan harga gabah dan beras, sehingga tidak ada oknum-oknum yang seenaknya menyetir harga dan dapat merugikan petani.

Baca berita lainnya langsung dari google news

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved