Berita Sriwijaya FC

Rudiyana Ungkap Peluangnya Bertahan di Sriwijaya FC Musim Depan, Ngaku Terima Banyak Tawaran

Rudiyana Ungkap Peluangnya Bermain Bersama Sriwijaya FC Musim Depan, Ngaku Terima Banyak Tawaran

Editor: Slamet Teguh
MEDIA OFFICER SRIWIJAYA FC
Striker Sriwijaya FC Rudiyana menggiring bola di Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring, Palembang. 

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Sriwijaya FC gagal promosi ke Liga 1 Indonesia untuk musim depan.

Hal tersebut tak lepas karena Sriwijaya FC hanya mampu bertahan hingga babak 8 besar.

Striker Rudiyana mengakui belum puas dengan penampilannya bermain bersama Sriwijaya FC pada musim kompetisi liga 2 2021 lantaran menjalani istirahat lama di Bandung jelang latihan bareng tim. 

"Evaluasi saya sendiri dibilang puas gaknya, tentu saya belum puas. Dari total 15 pertandingan SFC, masalah pertama terkendala jelang kompetisi saya sakit yang menghambat performa. Ya jadi jam bermainnya berkurang," ungkap Striker Rudiyana kepada Sripoku.com, Selasa (1/2). 

Untuk itu Rudiyana yang mantan striker Sulut United ini menjadikannya pelajaran untuk lebih menjaga diri lagi. 

"Lebih menjaga lagi. Siapa yang mau sakit. Semua orang pernahlah. Jadi biar lebih introspeksi saya untuk lebih berhati-hati," ujar pesepakbola kelahiran Bandung, 4 Mei 1992.

Rudi yang selama bersama SFC mengenakan kostum nomor punggung 29 juga mengaku masih belum seberuntung rekan lainnya bisa lanjut bermain di klub Liga 1 putaran kedua 2021/2022 di Bali. 

"Saya sekarang masih di Bandung kumpul bersama keluarga. Sebenarnya ada yang nawarin. Namun karena ada satu lain hal sampe gak jadi. Ditelepon juga asistennya. Ya itu tadi gak rezeki," katanya. 

Sembari mengisi waktu luangnya dengan kegiatan fun game seminggu tiga kali dan juga melatih SSB Bina Pakuan dan W4 Ciparay. 

"Kalau menatap ke depan kita tunggu Liga 1 selesai dululah. Barulah fokus cari tim lagi. Kebanyakan tim Liga 2 juga belum ada persiapan. Ngisi waktu dengan fun game. Banyak teman-teman dari Liga 2 selesai gabung juga main," kata Rudi. 

Rudi yang bergabung dengan Sriwijaya FC sejak musim 2020 mengakui masih tetap berminat dan siap membuktikan kemampuannya untuk merumput kembali di klub berjuluk Laskar Wong Kito ini. 

"Kalau minat pasti adalah untuk tetap di sana. Tapi kalau misalkan targetnya benar-benar ingin sama-sama target pemain pelatih manajemen lolos Liga 1 sangat memungkinkan kita ke sana lagi," ujarnya. 

Baca juga: Jadi Sedikit Pemain yang Bertahan di Sriwijaya FC, Terungkap Alasan Denny Arwin, Sebut Punya Utang

Baca juga: Manajemen Sriwijaya FC Bakal Bertemu Dengan Sosok Investor Baru Bagi SFC

Ketika ditanya komentarnya Sriwijaya FC dikabarkan bakal memiliki manajemen baru yang benar-benar profesional, Rudiyana menyambut senang. 

"Kalau menyambut pastilah untuk kebaikan. Mudah-mudahan manajemen baru serius profesional gak nanggung. Mendoakan tentu agar supaya Sriwijaya lebih baik lagi," pungkasnya. 

Rudiyana sendiri mengaku memiliki kesan dan cerita manis di Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring.

"Paling berkesan waktu angkat trofi juara ISL bersama Persib Bandung di Jakabaring pada 2014. Itu momen spesial yang tak bisa dilupakan. Awal karir jadi bagian juga juara di Palembang. Ada cerita manis di Jakabaring,” kata mantan striker PSIM. 

Pesepakbola beristrikan Shani Zakiyyah yang dipersuntingnya sejak 29 Januari 2017 namanya melejit di klub Sriwijaya FC ketika memulai latihan musim kompetisi 2020 lalu.

Di setiap latihan maupun petandingan ujicoba, Rudiyana kerap membuktikan kepiawaiannya dalam menjebol gawang lawan. 

Untuk membantu Sriwijaya FC juara, Rudiyana memiliki target pribadi. Rudi yang menjadikan tanggal pernikahannya sebagai nomor punggung jerseynya ini ingin mengejar sepatu emas Liga 2.

Lama dia tidak menjadi pencetak gol terbanyak kompetisi. Koleksi gol terbanyak dirasakan saat memperkuat Persis Solo dengan sembilan gol pada 2017.

Setelah itu produktivitasnya menurun. Penurunan ini bukan karena alami kemerosotan kualitas melainkan pergeseran posisi di lapangan.

Posisi Rudiyana saat di Karawang pada 2018 dan PSIM Yogyakarta juga Sulut United selusin berikutnya lebih banyak beroperasi di sektor sayap.

“Pergeseran posisi itu ikut mempengaruhi produktivitas gol. Semoga di Sriwijaya FC saya kembali menempati posisi ideal, yaitu striker.

Dengan begitu saya bisa mewujudkan target mencetak 20 gol semusim. Artinya 10 gol untuk putaran pertama.

Target setinggi mungkin. Yang lebih penting kemenangan tim. Cetak gak cetak gak masalah, yang penting raih 3 poin setiap kali pertandingan," ujarnya.

Bungsu dari 3 bersaudara pasangan Dodo Hamid dan Ai Kartini mengaku berawal dari pemain bola kampung di Bandung.

"Saya lambat masuk SSB, baru 2005 atau 2006 sekitar awal kelas 2 SMP. Setelah beberapa tahun ikut KU Suratin Haornas, U21 sampai senior di Bandung. Pas ada 2 kubu Persibat Batang, PS Beltim, Persib U21 baru ke senior," terangnya.

Ia menceritakan awalnya dulu di SSB mendapat posisi stoper. Suatu ketika ada turnamen strikernya berhalangan, ia yang ditunjuk menjadi striker pengganti.

"Mulai dari situlah. Kalau ada bola corner penjuru saya hiding. Harapan lain datang ke sini bantu Sriwijaya bisa juara dan lolos Liga 1. Optimis pelatih manajemen, teman semua dari kekeluargaan sangat erat paling penting. Tidak hanya materi latihan, kualitas. Kalau kekeluargaan sangat kuat di dalam dan dalam luar lapangan," pungkas Rudiyana. (fiz) 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved