Berita Banyuasin

Sawah di Banyuasin Padukan Konsep Alami dan Teknologi, Bupati Askolani Yakin Petani Bakal Sejahtera

Sawah milik Bupati H Askolani Jasi seluas 135 hektare, sengaja dibuat pilot project menggabungkan pengelolaan secara alami dan juga teknologi.

Penulis: M. Ardiansyah | Editor: Vanda Rosetiati
TRIBUN SUMSEL/M ARDIANSYAH
Bupati Banyuasin H Askolani Jasi ketika melihat proses drone yang akan melakukan penyebaran pupuk, Selasa (25/1/2022). 

TRIBUNSUMSEL.COM, BANYUASIN - Sawah milik Bupati H Askolani Jasi seluas 135 hektare, sengaja dibuat pilot project menggabungkan pengelolaan secara alami dan juga teknologi. Sawah orang nomor satu di Kabupaten Banyuasin berada di Dusun 5 Desa Lubuk Lancang Kecamatan Suak Tapeh.

Di sini, jadikan pilot project untuk penggunaan pupuk organik. Hal ini, dilakukan lantaran mahalnya pupuk kimia saat ini. Sebagai pemerintah memberikan solusi kepada petani padi di wilayah Banyuasin, dengan pemanfaatan pupuk organik.

"Saya sebagai bupati dan juga pelaku pertanian, sangat merasakan dampak kenaikan pupuk. Makanya, saya berpikir untuk mencari solusi dan mengubah kebiasaan penggunaan pupuk kimia ke pupuk organik," kata Askolani, Selasa (25/1/2022).

Selain memanfaatkan pupuk organik yang harganya jauh lebih murah, di sawah ini juga memanfaatkan kemajuan teknologi. Seperti penanaman bibit dan juga penyebaran pupuk. Semua aktivitas ini, menggunakan teknologi drone.

Pemanfaatan kemajuan teknologi drone ini, bisa memudahkan dan mempersingkat waktu dalam penanaman bibit dan juga penyebaran pupuk. Seperti penyebaran pupuk menggunakan drone, hanya membutuhkan waktu 15 menit saja untuk lahan seluas dua hektare.

"Disini, pasti ada kekurangannya yaitu hilangnya tenaga kerja. Tetapi, inilah yang kami support agar bukan hanya jadi pekerja di sawah tetapi menjadi petani. Namun, untuk selebihnya itu memanfaatkan pupuk organik dan kemajuan teknologi, lebih mempersingkat waktu dan hasil yang diperoleh tak jauh berbeda dengan penggunaan pupuk kimia," jelas Askolani.

Askolani yakin, dengan kembali ke pupuk organik dan juga memanfaatkan teknologi bisa mengangkat kesejahteraan petani di wilayah Banyuasin. Pemkab Banyuasin juga siap memfasilitasi petani untuk mendapatkan Kredit Usaha Rakyat (KUR).

Dengan kata lain, perpaduan penggunaan pupuk organik, teknologi dan KUR yang diberikan, petani di Banyuasin dapat disejahterakan.

"Cita-cita Pemkab Banyuasin, terlebih saya sendiri sebagai petani bisa membawa Banyuasin ini menjadi peringkat satu penghasil pangan terbesar di Indonesia. Karena saat ini, Banyuasin masih di peringkat empat nasional," pungkasnya.

Baca juga: 22 PNS Sudah Daftar Seleksi Perebutkan 9 Jabatan Kosong di Pemkab Muratara

Baca berita lainnya langsung dari google news

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved