Berita Palembang
Mengenal Sejarah Tempat Ditemukannya Nisan Kuno yang Diduga Dari Era Kesultanan Palembang Darussalam
Nisan kuno bertulisankan arab melayu ditemukan sejumlah pekerja PT Waskita saat melakukan penggalian untuk pembuatan Instalasi Pengolahan Air Limbah (
Penulis: Abu Hurairah | Editor: Slamet Teguh
TRIBUNSUMSEL.COM - Nisan kuno bertulisankan arab melayu ditemukan sejumlah pekerja PT Waskita saat melakukan penggalian untuk pembuatan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL).
Nisan Kuno yang ditemukan ini dibawa ke Museum Sultan Mahmud Badaruddin II dan saat ini sedang dibersihkan, Senin (17/1/2022) malam.
Kepala Balai Arkeologi (Balar) Sumatera Selatan (Sumsel) DR Wahyu Rizky Andhifani menjelaskan tentang hasil ditemukannya nisan kuno di Komplek Pertokoan Tengkuruk Permai Blok C, 17 Ilir Kota Palembang.
Empat batu nisan yang ditemukan itu diperkirakan ada pada zaman Kesultanan Palembang Darussalam.
"Temuan tadi memang mengindikasikan sepertinya dari zaman era "Kesultanan Palembang". Kalau lihat bentuk nisannya sendiri bergaya Palembang-Darussalam" Kata Wahyu Rizky seperti dikutip dari video live fanspage akun resmi Tribun Sumsel.
Selain batu nisan terdapat temuan lain seperti bangunan yang belum diketahui Wahyu bangunan seperti apa candi atau bagaimana masih harus dipelajari terlebih dahulu.
"Ada empat temuan nisan yang diambil dari bawah tadi," Jelas Wahyu
Lebih lanjut Wahyu menjelaskan jenis atau bahan batu ini bukan berasal dari Palembang, namun Wahyu menduga batu ini berasal dari Bangka Belitung.
Wahyu mengaku sempat membaca angka tahun yang tertulis satu di antara penemuan batu nisan tersebut.
Dibatu tersebut tertulis 1322 Hijriah atau sekitar 121 tahun yang lalu.
Baca juga: Viral Temuan Nisan Kuno di Jalan Tengkuruk Permai Dekat Pasar 16 Ilir, Malam Ini Kembali Digali
Baca juga: Temuan Nisan Kuno Aksara Arab Melayu di wilayah Pasar 16 Palembang, Ini Kata Sejarawan
Sejarah letak lokasi Palembang-Darussalam.
Melansir wikipedia Keraton Kesultanan Palembang-Darussalam pada masa pemerintahan Sultan Mahmud Badaruddin Jayo Wikramo luasnya sekitar 50 hektare dengan batas-batas di sebelah utara Sungai Kapuran, di sebelah timur berbatasan dengan Sungai Tengkuruk (sekarang menjadi Jl. Jenderal Soedirman), di sebelah selatan berbatasan dengan Sungai Musi, dan di sebelah barat berbatasan dengan Sungai Sekanak.
Pada awalnya di areal tanah yang luasnya sekitar 50 hektare ini hanya terdapat bangunan Kuto Batu atau Kuto Tengkuruk dan Masjid Agung dengan sebuah menara yang atapnya berbentuk kubah.
Pada saat ini batas kota Palembang kira-kira di sebelah timur berbatasan dengan Kompleks PT. Pusri, di sebelah selatan berbatasan dengan Sungai Musi, di sebelah barat berbatasan dengan Sungai Lambidaro (36 Ilir), dan di sebelah utara hingga sekitar Pasar Cinde.