Berita Viral
Gerak Cepat Pemerintah Ambil Alih Jembatan Beromzet 20 Juta Perhari Milik Haji Endang : Cerdas
Jembatan Haji Endang ini bisa menghasilan cuan mencapai Rp 20 juta dalam sehari. Kini pemerintah akan mengambil alih jembatan beromzet 20 juta itu.
TRIBUNSUMSEL.COM - Jembatan Haji Endang, banyak masyarakat menyebutnya.
Jembatan Haji Endang ini bisa menghasilan cuan mencapai Rp 20 juta dalam sehari.
Kini pemerintah akan mengambil alih jembatan beromzet 20 juta itu.
Nama Muhammad Endang Junaedi atau yang kerap disapa Haji Endang kini tengah menjadi sorotan publik.
Diketahui Haji Endang merupakan pemilik dari jembatan penyeberangan perahu ponton di Karawang, Jawa Barat.
Jembatan perahu ponton yang dibuat sejak 2010 tersebut setiap harinya bisa beromzet hingga Rp 20 juta.
Pasalnya, setiap hari sedikitnya ada 10.000 pengendara yang melintasi tempat tersebut.
Haji Endang mengaku rela jika jembatan yang dibuatnya itu diambil alih dari pemerintah.
Terlebih jika pengambil alihan tersebut memang demi kepentingan umum.
"Tidak masalah diambil alih pemerintah," kata Haji Endang dilansir Kompas.com, Kamis, (30/12/2021).
Haji Endang mengungkapkan jembatan tersebut dibuatnya memang bukan karena bisnis semata, tapi juga untuk membantu warga.
Diperlukannya biaya operasional, di antaranya seperti gaji pekerja, perawatan perahu, dan akses, membuat Haji Endang memberlakukan tarif Rp 2.000 bagi tiap penggunanya.
Namun tarif tersebut sejak awal 2010 lalu hingga kini masih belum mengalami kenaikan.
Selain itu tarif Rp 2.000 ini juga tidak bersifat paten.
Karena Haji Endang tidak mempermasalahkan jika ada pengguna yang hanya memberi Rp 1.000, atau bahkan ada pengguna yang sedang tidak membawa uang.
"Tarif itu tak paten. Sebab jika ada yang memberi Rp 1.000 atau bilang sedang tak bawa uang juga enggak masalah," terangnya.
Kisah Haji Endang Raup Penghasilan Rp 20 Juta Per Hari
Diwartakan Tribunnews.com sebelumnya, sosok Muhammad Endang Junaedi (62), akrab disapa Haji Endang belakangan namanya viral di media sosial atas usaha jasa jembatan penyebarangan di Karawang.
Dari jasa penyeberangan jembatan apung di atas Sungai Citarum yang dia sediakan di Dusun Rumambe 1, Desa Anggadita, Kecamatan Klari, Karawang, dia bisa kantongi pendapatan Rp 20 juta per hari.
Haji Endang bercerita, usahanya itu dimulai 2010.
Endang yang sudah dikenal sebagai salah satu tokoh di Desa Anggadita tersebut diminta oleh sesepuh desa Haji Usup agar membuat penyeberangan perahu untuk memajukan perekonomian di Dusun Rumambe 1.
Endang mengatakan, saat itu jalan desa tersebut merupakan jalan buntu, hanya digunakan untuk penyeberangan kerbau.
Sedangkan di seberangnya dusun tersebut merupakan Desa Parungmulya sebagai wilayah kawasan industri.
"Saya minta izin dengan pak bupati saat itu, Pak Dadang S Muchtar. Saya datang. Pak bupati bagaimana kalau kita usaha bareng dengan Pemkab Karawang, untuk membuat jalur penyeberangan, tetapi beliau minta saya sendiri saja. Karena sudah ada izin, saya beranikan diri," kata Endang, Rabu (29/12/2021).
Mulainya, ia membuat perahu dengan kapasitas sekitar dua puluh motor. Perahu itu ditarik menggunakan tali untuk menyeberang.
"Awalnya sehari juga cuma dapat Rp16 ribu. Bahkan ada beberapa warga yang menganggap khawatir jika ada penyeberangan itu bakal bikin bising dan banyak maling."
"Saya kemudian meminta izin dan banyak tokoh setuju. Walau hasilnya sedikit saya tekuni karena tujuan saya untuk membantu perekonomian warga," katanya.
Lambat laun karyawan yang hendak pergi ke kawasan industri dengan menyeberang mulai ramai. Kemudian ia menambah perahu penyeberangan menjadi dua.
"Saya tambah satu lagi, jadi ada dua perahu eret. Bolak-balik," katanya.
Banyak diskusi dengan pegawainya, Endang kemudian mempunyai ide untuk membuat penyeberangan dengan sistem perahu ponton.
Awalnya ia membeli puluhan perahu kayu dan sisanya dibuat sendiri.
Untuk mengurangi risiko kerugian dan kecelakaan bagi warga yang menyeberang, Endang pun mulai membuat perahu ponton dari besi. Saat ini jumlahnya mencapai 15 unit.
"Saya pinjam ke bank untuk modalnya," katanya.
Modalnya jika ditotal dan dibuat sekaligus menurut Endang bisa mencapai Rp 5 miliar.
Untuk hari kerja, Endang akui satu hari satu malam itu sekitar sepuluh ribu kendaraan roda dua menyeberang. Dengan tarif Rp2.000 sekali menyeberang.