Berita Palembang
Target Pulihkan Hutan Gambut, Kawal Restorasi Lanskap Sembilang
Sebanyak 12.078 hektare hutan gambut di Sembilang Muba, agar bisa dipulihkan pada tahun 2022 mendatang.
TRIBUNSUMSEL.COM - Restorasi Laskap Sembilang, yang sebagian besar merupakan hutan gambut.
Sebanyak 12.078 hektare hutan gambut di Sembilang Muba, agar bisa dipulihkan pada tahun 2022 mendatang.
Diskusi upaya Pemulihan Hutan Gambut di Lanskap Sembilang , dihadiri para narasumber yakni dari Yayasan Inisiatif Dagang Hijau (IDH), APP Sinar Mas dan G-Cinde, Peneliti Muda – P3SEKPI (Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi Kebijakan dan Perubahan Iklim) dan Pusat Unggulan Komoditi Lestari - PUKL (Pusat Unggulan Komoditi Lestari (PUKL) Muba Sumsel.
Nassat Idrus , Program Director Yayasan Inisiatif IDH mengatakan, Yayasan IDH bertujuan untuk mentransformasikan rantai pasok untuk mencapai lanskap/bentang alam berkelanjutan. Salah satu target Yayasan IDH ada di Sumsel dan Jambi, terutama di Sembilang Muba yang merupakan lanskap yang sangat penting untuk menjamin keberlanjutan di wilayah tersebut.
Dalam kaitan program lanskap berkelanjutan, Yayasan IDH menggunakan pendekatan ecological landscape. Di mana, bentang alam itu memiliki berbagai value yang sangat dinamis. Dan perubahannnya dari tahun ke tahun, tergantung bagaimana tujuan dan pengolahan bersama.
“Yayasan IDH membangun lanskap value dan beberapa kegiatan untuk menjaga agar lanskap berkelanjutan ada 3 komponen, termasuk restorasi, proteksi dan produksi. Hal itu tersebut menjadi komponen utama dalam restorasi / pengolahan lanskap, yang disebut Production, Production and Inclusion (PPI),” ucapnya.
Agar visi lanskap berjalan, perlu ditunjang dengan beberapa komponen utama. Di antaranya government, market, network, bagaimana visi menyatu, bisnis dan investasi, agar mencapai tujuan yang diinginkan.
Ada beberapa pendekatan yang dilakukan, agar konsep tersebut bisa diimplementasikan. Seperti menggunakan pendekatan multi skala dan multi stakeholder.
Di tingkat Provinsi Sumsel, ada Green Growth Plan, di tingkat kabupaten ada PPI Compact, yang dilengkapi dengan lanskap government dan platform. Yang terdiri dari berbagai stakeholder di Muba dan di kabupaten lain, yang ditunjang dengan beberapa fasilitas green investment.
“Kami mencoba bersama mitra dan partner lain mengintegrasikan, ke dalam beberapa kebijakan yang cukup kompleks, bagaimana bisa diadopsi dan bisa berjalan. Tujuan akhirnya dari segala planning ini, kita berharap ke depan, ada public private partnertship project dalam skala cukup besar,” ujarnya.
Kolaborasi multi stakeholder antara Yayasan Inisiatif Dagang Hijau (IDH), APP Sinar Mas, Gerakan Cinta Desa (G-Cinde) dan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Musi Banyuasin (Muba) Sumatera Selatan (Sumsel), diharapkan dapat mengawal