Timnas Indonesia

Shin Tae-yong Coret Kevin Diks Sebagai Pemain Naturalisasi, Ragnar Oratmangoen Sosok Penggantinya

Shin Tae-yong Coret Kevin Diks Sebagai Pemain Naturalisasi, Ragnar Oratmangoen Sosok Penggantinya

Editor: Slamet Teguh
(Tangkap Layar Instagram hasaniabdulgani)
Unggahan Hasani Abdulgani soal Kevin Diks, Sandy Walsh, dan Ragnar Oratmangoen. 

TRIBUNSUMSEL.COM - PSSI tampaknya benar-benar ingin memperkuat Timnas Indonesia.

Semua keinginian pelatih Shin Tae-yong coba dituruti oleh PSSI.

Salah satunya ialah tentang naturalisasi pemain.

Sebuah pertimbangan membuat pelatih timnas Indonesia, Shin Tae-yong, tak memasukkan nama Kevin Diks dari daftar pemain Eropa yang ingin dinaturalisasi.

Anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI, Hasani Abdulgani, menungkapkan alasan yang membuat Shin Tae-yong mencoret nama Kevin Diks dari daftar tersebut.

Hasani Abdulgani memang menjadi sosok yang ditugaskan PSSI untuk mengurus proses naturalisasi empat pemain dari Eropa.

Seperti diketahui, Shin Tae-yong sebelumnya mengajukan empat nama untuk dinaturalisasi.

Empat pemain itu, yakni Jordi Amat, Sandy Walsh, Mees Hilgers, dan Kevin Diks.

Hasani Abdulgani pun sempat melakukan perjalanan ke Eropa untuk mengurus berkas empat pemain tersebut.

Namun, dari kabar terbaru Hasani Abdulgani menjelaskan ada perubahan.

Hasani Abdulgani mengatakan bahwa Shin Tae-yong mencoret nama Kevin Diks.

Hal tersebut diungkapkan Hasani Abdulgani melalui unggahan di Instagram pribadinya.

Dalam keterangannya, Hasani mengatakan Shin Tae-yong batal memilih Kevin Diks.

Sebagai gantinya, Shin Tae-yong mengajukan nama Ragnar Oratmangoen.

"Karena posisi Kevin Diks dianggap sama dengan Sandy Walsh, Shin Tae-yong akhirnya menukar Kevin Diks dengan Ragnar Oratmangoen," tulis Hasani.

Kevin Diks memang dikenal sebagai pemain yang bisa bermain di beberapa posisi.

Akan tetapi, Kevin Diks memang lebih sering bermain di posisi bek kanan.

Shin Tae-yong sendiri tampaknya lebih memilih Sandy Walsh untuk mengisi pos tersebut.

Sementara itu, Ragnar Oramangoen sendiri merupakan pemain yang berposisi sebagai winger.

Ragnar Oratmangoen sendiri saat ini tercatat bermain untuk klub asal Belanda, Go Ahead Eagles.

Meski begitu, Ragnar Oratmangoen sendiri masih belum merespon niat PSSI untuk menaturalisasinya.

"Sampai hari ini dokumen yang sudah 90 persen lengkap baru dari Jordi Amat dan Sandy Walsh," tutur Hasani.

"Sedangkan Mess Hilgers belum lengkap. Sedangkan Oratmangoen belum kasih kabar," katanya.

Baca juga: Juara Grup B Piala AFF, Ranking FIFA Timnas Indonesia Melejit, Berkat Tuah Shin Tae-yong

Baca juga: Shin Tae-yong Akui Kekuatan Singapura Lebih Kuat Dari Indonesia Jelang Semifinal Piala AFF 2020

Cenderung Cari Pemain Bertahan, Apa Maksud Shin Tae-yong?

Adapun dari keempat pemain yang disarankan Shin Tae-yong, semuanya adalah pemain yang berposisi sebagai bek.

Lantas, atribut apa yang dibutuhkan Shin Tae-yong dengan calon pemain Timnas Indonesia tersebut?

Dari berbagai partai yang sudah ia jalani bersama Timnas Garuda, Shin Tae-yong bermain mengandalkan kolektivitas para pemain.

Pria asal Korea Selatan itu bermain dengan skema dasar 4-1-4-1. Saat menyerang, Shin Tae-yong memakai skema 3-2-4-1 atau 3-2-5. Skema tersebut begitu mirip dengan pelatih Manchester City, Pep Guardiola.

Tae-yong berusaha menumpuk pemain Indonesia di tengah, dengan menarik salah satu full back untuk bermain lebih ke dalam.

Saat Indonesia membangun serangan, full back Timnas Garuda akan naik ke tengah untuk berdiri sejajar bersama gelandang bertahan Timnas Indonesia.

Dalam skema tersebut, Tae-yong membutuhkan pemain full back dengan kontrol bola dan ketenangan tinggi, agar membuat lini tengah Garuda lebih kuat dan variatif.

Untuk itu, nama Sandy Walsh adalah pemain yang tepat untuk mengisi peran tersebut, Walsh adalah pemain versatile.

Saat masih bermain bersama Genk, Walsh kerap dimainkan sebagai seorang gelandang bertahan dan full back.

Untuk itu, jelas perannya sangat cocok untuk mengisi skema yang diusung oleh Tae-yong. Ia akan menjalani dua peran sekaligus di satu pertandingan, yaitu sebagai full back dan gelandang bertahan.

Pergerakan full back ke tengah juga membuat Indonesia unggul jumlah pemain di tengah pada fase awal serangan.

Dengan begitu, dua gelandang Timnas Indonesia bisa naik ke area yang tinggi untuk fokus melakukan serangan.

Sang full back dan satu gelandang bertahan mengisi lini tengah untuk membangun serangan dari bawah.

Lalu, kedatangan Jordi Amat dan Mees Hilgers juga dapat menutup kelahaman Timnas Indonesia yang seringkali kebobolan pada bola-bola set piece.

Tinggi badan keduanya yang mencapai 184 dan 183 sentimeter dapat menutup kelemahan timnas tersebut.

Apalagi ditambah jam terbang mereka bermain menghadapi striker-striker tambun di eropa jelas menjadi poin plus sendiri yang dilirik Shin Tae-yong.

Tak hanya itu, Shin Tae-yong yang bermain mengandalkan ball possesion dengan mengatur build up serangan dari lini belakang juga akan terbantu dengan peran keempat pemain naturalisasi.

Kemampuan passing mereka yang di atas rata-rata pemain Indonesia akan mampu memberi kenyamanan timnas dalam melakukan progresi serangan dari belakang.

Dengan lancarnya proses build up serangan, dengan begitu peran gelandang dan pemain depan timnas dapat lebih cair.

Di sini, Tae-yong mencari peran gelandang serang atau striker yang memiliki kualitas passing dan kemampuan finishing yang handal.

Sang pemain dibutuhkan di fase akhir serangan Timnas memanfaatkan atribusinya dalam mengirim umpan dan menciptakan peluang berbahaya.

Dengan sistem Tae-yong tersebut, Timnas Garuda mampu menguasai jalannya pertandingan dari menit awal hingga akhir.

Keunggulan jumlah pemain timnas di lini tengah membuat para pemain Indonesia dapat leluasa mengurung pertahanan lawan.

Ditambah, semua striker Timnas Indonesia merupakan pemain yang memiliki kecepatan dan kreatif yang ditopang oleh para gelandang pekerja keras.

Umpan jauh dan terobosan digunakan semaksimal mungkin dalam mengubah arah serangan memanfaatkan kecepatan para pemain depan untuk menciptakan peluang dengan ruang kosong yang dimiliki.

Di sini Tae-yong meninggalkan peran striker murni yang identik dengan postur jangkung, permainan fisik, dan sundulan yang mematikan menjadi permainan cepat yang energik, kreatif, dan efisien.

Contoh paling nyata dari peran striker yang disukai Tae-yong adalah tugas yang ia berikan kepada Kushedya Hari Yudo.

Yudo memainkan peran sebagai pemain yang berdiri di antara barisan gelandang dan barisan pertahanan lawan.

Ia juga bebas bergerak untuk mengisi lini kiri dan kanan Timnas Garuda.

Peran ini memberikan dua keuntungan bagi skema yang diusung oleh Shin Tae-yong.

Yang pertama, adanya Yudo di posisi tersebut membuat jarak antar lini Timnas Garuda tidak terlalu jauh, ia menjadi jembatan antara lini tengah dan depan Garuda.

Yang kedua, Yudo memberikan ruang bagi pemain sayap dan gelandang serang untuk merangsek masuk ke dalam kotak penalti lawan.

Itulah yang membuat peran pemain timnas yang muncul dari lini kedua begitu kelihatan, gol-gol Timnas Garuda sering tercipta lewat lini kedua yang diisi Evan Dimas, Rumakiek, ataupun Witan Sulaeman.

Meski belum mencetak gol, Yudo begitu diandalkan untuk memberi daya gedor dan membuka ruang untuk serangan timnas di sepertiga akhir.

Efisiensi Yudo membuat namanya selalu dipilih untuk masuk ke dalam skuat Indonesia pilihan Shin Tae-yong, skema yang diusuhnya cocok dengan atribut yang dimiliki oleh Yudo.(Unggul Tan Ngasaroke/Bolanas/Tribunnews.com/Deivor)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul PSSI Sebut Shin Tae-yong Berubah Pikiran, Kevin Diks Dicoret dan Diganti Ragnar Oratmangoen.

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved