Seputar Islam

Niat Puasa Ganti Sekaligus Puasa Senin Kamis Lengkap dengan Artinya dan Keutamaan Menjalankan

Niat Puasa Ganti Sekaligus Puasa Senin Kamis Lengkap dengan Artinya dan Keutamaan Menjalankan

Penulis: Abu Hurairah | Editor: Abu Hurairah
Niat Puasa Ganti Sekaligus Puasa Senin Kamis Lengkap dengan Artinya dan Keutamaan Menjalankan 

TRIBUNSUMSEL.COM - Puasa Senin-Kamis baik dilakukan setiap hari Senin dan Kamis, sejak terbit matahari atau saat subuh, kemudian diakhiri dengan waktu berbuka saat terbenamnya matahari atau maghrib tiba.

Menurut Buku Panduan Lengkap Ibadah Muslimah oleh Ustaz Muhammad Syukron Maksum, berikut bacaan niat puasa Senin dan Kamis:

Niat puasa hari Senin:

نَوَيْتُ صَوْمَ يَوْمَ اْلاِثْنَيْنِ سُنَّةً ِللهِ تَعَالَى 

Nawaitu sauma yaumal itsnaini sunnatan lillahi taa'ala

Artinya:

Saya niat puasa pada hari Senin, sunat karena Allah Ta’aalaa.

Niat puasa hari Kamis:

نَوَيْتُ صَوْمَ يَوْمَ الْخَمِيْسِ سُنَّةً ِللهِ تَعَالَى 

Nawaitu sauma yaumal khomiisi sunnatan lillahi ta'ala

Artinya: 

Saya niat puasa pada hari Kamis, sunat karena Allah Ta’aalaa.

Baca juga: Nasib Mahasiswa KKN di Jambi yang Diusir Warga Karena Menghina Nama Desa

Baca juga: Alvin Faiz Kabarkan sang Adik, Ameer Azzikra Kritis dan Dirawat di Ruang ICU: Adikku Sayang Sembuh

Puasa Ganti Sekaligus Puasa Senin kamis

Membayar qadha puasa Ramadhan bisa dilakukan sebelum bertemu puasa Ramadhan selanjutnya.

Umat Islam bisa melakukan qadha puasa Ramadhan pada hari Senin dan Kamis.

Dikutip TribunJabar Ustaz Abdul Somad mengungkapkan bahwa boleh saja hal itu dilakukan.

Namun, ia menjelaskan bahwa untuk melaksanakan kedua puasa tersebut, cukup berniat untuk puasa Qadha Ramadahan.

UAS membeberkan alasannya bahwa seseorang yang melaksanakan puasa Qodho Ramadhan pada hari Senin atau Kamis maka secara langsung juga menjalankan puasa sunnah tersebut.

Bacaan Niat Puasa Qodho Ramadhan

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ قَضَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ لِلهِ تَعَالَى

Nawaitu shauma ghadin ‘an qadhā’I fardhi syahri Ramadhāna lillâhi ta‘âlâ.

Artinya:

Aku berniat untuk mengqadha puasa Bulan Ramadhan esok hari karena Allah SWT.

Mengutip dari Buku Panduan Lengkap Ibadah Muslimah oleh Ustaz Muhammad Syukron Maksum, ini keutamaan menjalankan puasa Sunnah Senin-Kamis:

1. Hari Kelahiran Rasulullah, Penetapan Kenabian dan Diturunkannya Al Qur’an

Ternyata, Rasulullah saw. manusia paling agung yang menjadi suri tauladan dalam hidup ini berulang tahun.

Tepatnya dilahirkan pada hari Senin.

Selain itu, beliau menerima wahyu pertama kali yang disampaikan oleh Jibril yang membawa risalah kenabian, juga pada hari Senin.

Hal ini berdasarkan penuturan Abu Qatadah ra. Bahwasanya Rasulullah saw. ditanya tentang berpuasa pada hari Senin.

Lalu beliau saw. bersabda: “Itu adalah hari yang saya dilahirkan di dalamnya dan hari yang saya diangkat sebagai Rasul atau hari yang pada saya diturunkan Al-Qur’an.” (HR.Muslim).

2. Hari Pemeriksaan Amal

Ketika masih di dunia, pemeriksaan catatan amal sehari-hari diperiksa secara berkala.

Ternyata pemeriksaan amal itu dilakukan pada hari Senin dan Kamis.

Maka jika pemeriksaan amal itu terjadi saat kita sedang berpuasa, semoga nilai keurukan dari amal kita berkurang dan nilai amal kebaikannya bertambah.

Dalam sebuah Riwayat disebutkan, Rasulullah saw. bersabda: ”Amal perbuatan itu diperiksa tiap hari Senin dan Kamis, maka saya suka diperiksa amalku sedang saya berpuasa.” (HR. Turmudzi).

3. Berharap Ampunan Allah SWT

Mengapa Rasulullah saw. memberi perhatian khusus pada puasa Senin-Kamis sedemikian rupa, hingga tak pernah melewatkannya?

Hal itulah kemudian, sebagaimana diriwayatkan dari Abu Hurairah ra. membuat pada sahabat bertanya-tanya, ada apa sebenarnya dengan hari Senin dan Kamis.

Saat mereka bertanya pada beliau apa sebabnya, maka sabdanya: “Sesungguhnya amal-amal itu dipersembahkan pada tiap Senin dan Kamis, maka Allah berkenan mengampuni setiap muslim atau setiap mukmin, kecuali dua orang yang bermusuhan."

Maka firman-Nya: “Tangguhkanlah keduanya” (HR. Ahmad).

Meski demikian, ada satu amal keburukan yang tak diberi toleransi oleh Allah bagi pelakunya, yakni bermusuhan dengan sesamanya.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved