Porprov Sumsel 2021
Ketua KONI Palembang Blak-blakan, Sebut Daerah Lain Juga Pakai Atlet dari Luar di Porprov Sumsel
Tadi seperti tenis lapangan juga ada atlet PON dan Jurnas sehingga medali emas ketahuan ke daerah mana yang dapat, termasuk renang pun begitu ada atle
Penulis: Arief Basuki Rohekan | Editor: Wawan Perdana
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG-Ketua Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) kota Palembang, akhirnya angkat bicara terkait dugaan penggunaan atlet bulutangkis jebolan Pelatnas Cipayung untuk bertanding di Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Sumsel 2021.
Menurut Ketua KONI Palembang Anton Nurdin, atlet- atlet yang dipermasalahkan sejumlah pengurus Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI) Kabupaten/ kota di Sumsel itu tidak mendasar.
Sebab atlet yang disebutkan itu selama ini merupakan binaan PBSI di bawah KONI Palembang.
"Itukan jatah mereka (PBSI Palembang) dari Cipayung, ok lah. Tapi itu (mereka) masuk pembinaan kami. Yang mereka itu sudah ditarik enam bulan sebelum dan memang pemain- pemain kita," kata Anton Nurdin saat dihubungi Tribunsumsel.com, Rabu (24/11/2021) yang masih berada di OKU.
Dijelaskan mantan anggota DPRD Kota Palembang dan Provinsi Sumsel ini, ia bingung dengan sikap pengurus di daerah lain yang mempermasalahkan hal itu.
Padahal atlet binaan KONI Palembang selama ini banyak juga dibajak daerah lainnya.
"Saya bingung juga dengan mereka itu, sementara jujur sekarang pemain- pemain kami dipakai mereka kami tidak protes. Contoh bukti di cabor Silat, beberapa atlet di pakai Kabupaten Empat Lawang, PALI hingga Muara Enim. Selain itu atlet bola kaki, futsal dan sebaginya juga," ucapnya.
Menurut Anton, jika ada keberatan terkait hal itu mestinya disampaikan sejak awal,
"Kalau mau mempermasalahkan hal itu saat diverifikasi dong protesnya, nah ini kan sudah diverifikasi jadi mainkan saja. Tadi seperti tenis lapangan juga ada atlet PON dan Jurnas sehingga medali emas ketahuan ke daerah mana yang dapat, termasuk renang pun begitu ada atlet Jabar, Yogyakarta."
"Jadi mau gimana lagi, itu sudah selesai, kalau mau keberatan saat verifikasi atau dari awal dan pihak Provinsi pasti akan keras," bebernya.
Anton sendiri tidak hapal nama-nama atlet bulutangkis Palembang yang disebut berasal dari luar daerah itu.
"Saya kurang hapal, tapi yang jelas itu atlet kita yang dibuktikan saat verifikasi, dan jelas kita sesuai aturan. Siapapun namanya atlet kita, dan kami jelas kok dengan aturan. Kalau kita mau protes, atlet kami dibajak daerah lain, apalagi tanpa izin pelepasan," tandasnya.
Dilanjutkan pengacara ini, dengan adanya kejadian hal itu, harusnya semua pihak melakukan evaluasi masing- masing, termasuk perubahan regulasi yang harus dibuat ketat kedepannya.
Agar pembinaan apa yang disampaikan Gubernur Sumsel Herman Deru benar.
"Yang jelas kami KONI Palembang prihatin dengan kejadian ini, semoga sportifitas tetap dikedepankan dan dimunculkan, dan harus diterimalah apapun keputusan dari panitia Porprovnya," pungkas Anton.
Sebelumnya, Cabang olahraga (Cabor) Bulutangkis pada Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) ke XIII di OKU Raya resmi dibatalkan.
Cabor Bulutangkis Dibatalkan
Sebanyak 12 Kabupaten Kota di Sumsel melakukan protes keras karena menduga ada beberapa kabupaten yang terindikasi mendatangkan atlit profesional jebolan Pelatnas Cipayung.
Keputusan tersebut diambil 12 kabupaten kota setelah dua hari mengikuti technical meeting dan tidak menemui hasil. Akhirnya 12 Kabupaten peserta tersebut menyatakan mengundurkan diri.
Pembatalan ini sendiri diumumkan langsung oleh ketua PBSI Sumsel, Amrullah saat menggelar technical meeting (TM) Selasa (23/11) sore.
Menanggapi pembatalan ini ketua PBSI Kota Lubuklinggau, Ongki Pranata mengaku kecewa dengan dibatalkannya Cabor Bulutangkis tersebut.
"Kami sangat kecewa sekaligus sangat menyayangkan atas pembatalan pertandingan Cabor bulutangkis pada porprov tahun ini," kata Ongki pada wartawan, Rabu (24/11/2021).
Kabag Humas Pemkot Lubuklinggau ini mengatakan dalam aturan sudah jelas dan sudah diketahui sejak jauh-jauh hari oleh masing-masing Pengcab bahwa yang bertanding adalah atlet binaan kabupaten kota masing-masing.
"Sudah jelas dari jauh-jauh hari aturan dan regulasi sudah dibuat dan diketahui masing-masing pengcab. Lagi-lagi akibat pembatalan ini yang jadi korban adalah para atlet," ujarnya.
Menurutnya, bukannya tujuan awal dari Porprov ini untuk mencari atlet lokal Sumsel, kalau mau sistem penggunaaan atlet instan dari luar, percuma masing-masing kabupaten kota melakukan pembinaan atlet.
"Kita bukan mengecilkan atlet kita karena kalau sudah jebolan pelatnas kualitasnya kita tahu sendiri, untuk apa bertanding lagi," tegas Ongki.
Ongki pun berharap kepada semua pihak yang terlibat dalam kegiatan ini semoga dapat mengambil hikmahnya dan kedepan dalam Porprov berikutnya tidak terjadi lagi.
"Harapannya ini jadi pelajaran untuk semua pihak dan tidak terjadi lagi kedepannya," tutupnya.
Sementara Plh Ketua Pelaksana Porprov XIII Korwil OKU Raya , Suparman Romans dalam jumpa pers di Baturaja, Selasa (23/11/2021) malam mengatakan, ada empat daerah diputuskan menjadi juara bersama Cabor Bulutangkis meliputi Kota Palembang dan OKU Raya (OKU, OKUT dan OKUS).
Masing-masing mendapat dua medali emas (kelas beregu puter adan beregu putri).
Pertandingan eksibisi akan dilakukan Rabu (24/11/2021) pukul 10.00 akan dilakukan di Gedung Olah Raga Kabupaten OKU.
Hadir bersama jumpa pers tersebut, Suparman Romans (Korwil Porprov OKU Raya/Plh Ketua Pelaksana Porprov XIII), dan sejumlah pengurus PBSI Sumsel dan pantia PB Porprov.
Sementara itu Permasalahan ini menguak menyusul beredar isu yang menyebutkan di tim tiga daerah ( Palembang, OKU dan OKUS), mengimpor atlet dari luar Sumsel. Isu ini menuai protes dari 12 Kabupaten Kota yang tidak terima lalu mengancam akan menarik diri dari pertandingan Porprov ke-XII Sumsel apabila masalah ini tidak menemukan kata sepakat.
Menyikapi kemelut yang terjadi di cabor bulutangkis, Ketua Pelaksana Pertandingan Bulutangkis Amrullah memberikan waktu untuk berembuk. Namun 12 daerah tetap pada pendirian dan menyatakan tak mengikuti pertandingan.
“Kita sudah berusaha maksimal memberikan kesempatan untuk bermusyawarah, namun selalu dedlock akhirnya masalah ini kita serahkan PB Porprov untuk keputusan finalnya,” terangnya.
Dikesempatan itu Suparman Romans menyatakan bahwa PB PORPROV XIII memutuskan ,menghormati sikap 12 kabupaten/ kota yang menarik diri dari cabor bulutangkis Porprov. Menghargai serta mengapresiasi upaya dan kerja keras ketua pelaksana ex officio ketua Pengprov PBSI Sumsel yang memediasi, mengkonsultasikan dan mempertimbangkan dengan penuh kebijaksanaan dalam mencari solusi atas permasalahan yang terjadi.
Menjaga marwah PORPROV XIII, dan kewibawaan PB PORPROV XIII. Ada yurisprudensi tentang kasus Deadlock porprov X di Lubuk Linggau , saat pencak silat dipertandingkan. PB PORPROV XIII memutuskan juara bersama di nomor beregu putra dan beregu putri kepada Kabupaten OKU , OKU Timur, OKU Selatan, dan Kota Palembang. Dan menyatakan masing-masing mendapat dua medali emas.
Sedangkan medali perak dan perunggu ditiadakan. Selanjutnya PB PORPROV XIII / 2021 telah mengusulkan kepada KONI Sumsel untuk memberikan sanksi kepada pihak-pihak yang bertanggung jawab terjadinya pemboikotan pertandingan bulutangkis PORPROV XIII/2021.