Berita Internasional
Disebut Dapat Mengancam Data Penggunanya, Para Ahli Minta Google Chrome Dihapus Dari Android
Disebut Dapat Mengancam Data Penggunanya, Para Ahli Minta Google Chrome Dihapus Dari Android
TRIBUNSUMSEL.COM - Hampir setiap orang didunia ini memiliki smartphone.
Sejumlah aplikasipun tersemat didalam smartphone tersebut.
Salah satu aplikasinya ialah Google Chrome.
Namun yang terbaru, beredar kabar bahwa Google Chrome mengancam keamaan data penggunanya.
Kabar ini diungkapkan oleh Forbes.
Forbes menemukan ancaman keamanan data bagi pengguna Google Chrome di ponsel.
Ahli kemanan Cyber Zak Doffman mengatakan, Google Chrome memanen data ponsel yang sangat sensitif tanpa disadari pengguna. Ini merupakan mimpi buruk terbaru bagi privasi data.
Bulan lalu, aplikasi Facebook yang terungkap melacak pergerakan pengguna iPhone dan membuka akselerometer perangkat setiap saat.
Facebook adalah pemanen data paling rakus di dunia dan informasi sensitif ini dapat digunakan untuk memantau perilaku, menghubungkan dengan jumlah data yang dikumpulkannya.
Namun, Facebook ternyata bukanlah pemanen data paling sukses di dunia, status itu diberikan kepada Google.
Tidak seperti Facebook yang terpukul keras oleh kebijakan privasi terbaru Apple, pendapatan iklan digital Google terus melonjak.
Sementara Facebook mengumpulkan informasi ini untuk dirinya sendiri, Chrome dengan senang hati mengumpulkannya untuk orang lain.
Baca juga: Perbedaan Shopee PayLater dan Shopee Pinjam, Kenali Cara Mudah Meminjam Uang di Aplikasi Shopee
Baca juga: Cek Pilihan Tempat Wisata Menarik Sumsel di Aplikasi Giwang Sumsel, Lengkap Event Hingga Kuliner
Mendeteksi sensor gerak
Peneliti Tommy Mysk memperingatkan bahwa sensor gerak dapat diakses oleh semua situs web di Android atau Chrome secara default. Sedangkan Safari/iOS melindungi aksesnya dengan izin.
Namun, Chrome melakukan ini, bahkan saat disetel ke mode penjelajahan pribadi atau "penyamaran".
"Cara Android menangani akselerometer jauh lebih buruk dari Facebook. Aplikasi bahkan dapat membacanya di latar belakang," kata Mysk.
Sederhananya, dengan Chrome, Google bekerja di kedua sisi pagar dalam hal penjelajahan pengguna.
Google juga menyediakan infrastruktur pencarian dan iklan digital di balik layar, sambil mengontrol browser front-end yang digunakan.
Masalah ini diperparah oleh filosofi Google dalam hal privasi pengguna, yaitu produk yang akan dimonetisasi mendorong tingkat profitabilitas yang besar.
"Perilaku Anda dapat dilacak di berbagai platform dan layanan, dan informasi tersebut dapat digunakan untuk mendorong platform berpengaruh paling berharga di dunia," kata Doffman.
Sementara Apple menonaktifkan akses sensor gerak secara default, Google tidak hanya mengaktifkan akses itu, tetapi juga memberitahu pengguna bahwa ini adalah pengaturan yang disarankan untuk tetap diaktifkan.
Ini mengindikasikan bahwa menggunakan Chrome di iPhone lebih aman daripada Android, karena Apple memblokir jenis pengambilan data ini untuk semua browser.
Cara nonaktifkan sensor gerak Chrome di Android
Pengguna dapat menonaktifkan akses ke sensor gerak di Chrome pada Android di "Pengaturan Situs", tetapi pengguna akan melihat bahwa Google merekomendasikan untuk membiarkannya menyala.
Chrome diisolasi sebagai satu-satunya browser utama yang belum bertindak untuk menghentikan pelacakan lintas situs, satu-satunya browser yang mengumpulkan data dalam jumlah besar dan semuanya tertaut kembali ke identitas pengguna.
Artikel ini telah tayang di TribunPalu.com dengan judul Ahli Minta Google Chrome Dihapus dari Android karena Dinilai Bisa Mengancam Data Penggunanya.