Seputar Islam
Contoh Teks Khutbah Jumat Singkat Tentang Bulan Rabiul Awal, Peringati Maulid Nabi Muhammad SAW
Contoh Teks Khutbah Jumat Singkat Tentang Bulan Rabiul Awal, Peringati Maulid Nabi Muhammad SAW
Penulis: Abu Hurairah | Editor: Abu Hurairah
Dan setelah beliau diangkat menjadi Rasul, sejak saat itu beliau senantiasa berjuang untuk menyelamatkan umatnya dari kejahiliyahan dan kesesatan yang bisa menjebloskan mereka masuk neraka.
Allah menggambarkan kecintaan dan kasih Rasulullah kepada umat dalam firman-Nya:
لَقَدْ جَاءَكُمْ رَسُولٌ مِنْ أَنْفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيصٌ عَلَيْكُمْ بِالْمُؤْمِنِينَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ
“Sungguh telah datang kepadamu seorang rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasih lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin” (QS. At Taubah: 128)
Begitu berat terasa oleh beliau penderitaan umat sehingga beliau bersedia menebus dan meringankan penderitaan itu. Misalnya sakaratul maut yang demikian berat. Saat menjelang wafat, putri beliau Fatimah radhiyallahu ‘anha bertanya, “apakah sakaratul maut sakit ya Rasulullah.” Rasulullah justru meminta kepada Allah agar sakitnya sakaratul maut umat ditanggung beliau.
Andaikan beliau tidak menanggung sebagian sakaratul maut umatnya, tentu sakaratul maut yang dirasakan umat ini sangat berat. Berlipat-lipat dari sakitnya sakaratul maut sekarang. Namun, demi meringankan penderitaan umatnya, Rasulullah menanggung itu semua.
Beliau sangat menginginkan keimanan dan keselamatan umat. Maka beliau siang malam berdakwah. Siang malam berdoa. Bahkan, ketika disakiti oleh kaumnya, hal itu tidak menghentikan dakwah beliau.
Peristiwa yang paling menyakitkan beliau terjadi di Thaif. Saat itu, dalam kondisi sedih karena ditinggal wafat istri tercinta Khadijah radhiyallahu ‘anha dan Abu Thalib paman sang pembela serta permusuhan sengit kafir Quraisy sepeninggal keduanya, Rasulullah berdakwah ke Thaif.
Bukannya diterima dengan baik, penduduk Thaif malah mengusir beliau dan melemparinya dengan batu. Dalam kondisi demikian, malaikat Jibril dan malaikat penjaga gunung datang.
“Wahai Rasulullah, Allah telah mengetahui perlakuan penduduk Thaif kepadamu. Jika engkau mau, aku timpakan dua gunung ini kepada mereka,” kata malaikat penjaga gunung.
Apa jawaban Rasulullah? “Tidak. Justru aku berharap keturunan mereka akan menyembah kepada Allah dan tidak menyekutukan-Nya.”
Masya Allah… inilah akhlak agung Rasulullah yang senantiasa mengharap keselamatan untuk umatnya. Beliau tidak mau umatnya diazab. Beliau maunya umat mendapat hidayah dan masuk surga bersama-sama.
Jamaah Jumat rahimakumullah,
Rasulullah sangat penyayang kepada orang-orang mukmin. Karenanya beliau menyimpan doa pamungkas sebagai syafaat di akhirat kelak. Ketika orang-orang kepanasan, kehausan dan ketakutan di padang mahsyar, Rasulullah akan memanggil umatnya untuk diberi minum di telaga kautsar beliau. Orang yang telah minum dari telaga itu takkan kehausan lagi selama-lamanya.
Dan di saat semua manusia bingung berharap pertolongan, mereka mendatangi sejumlah Nabi mulai Adam, Musa, hingga Isa, semuanya tak ada yang bisa memberikan syafaat. Akhirnya mereka semua datang kepada Nabi Muhammad dan beliau pun memberikan syafaat kepada umatnya.
Cinta Kita kepada Rasulullah