Heboh Video Presenter TV di Afghanistan Dijaga Dua Milisi Taliban Ketika Siaran, Terkuak Fakta Ini

Baru baru ini beredar presenter TV Afghanistan yang dijaga dua milisi bersenjata saat siaranPotongan video tersebut beredar luas di di media sosial

Editor: Moch Krisna
(TWITTER @BBCYaldaHakim)
Tangkapan layara dari potongan video yang menunjukkan dua milisi Taliban berada di belakang pembawa acara program debat politik Pardaz dari saluran televisi Peace Studio Afghanistan. 

TRIBUNSUMSEL.COM -- Baru baru ini beredar presenter TV Afghanistan yang dijaga dua milisi bersenjata saat siaran

Potongan video tersebut beredar luas di di media sosial dan menjadi perbincangan

Koresponden CNN, Yalda Hakim, juga mengunggah potongan video tersebut melalui akun Twitter-nya. B

Dalam rekaman itu, pembawa acara program debat politik Pardaz dari saluran televisi Peace Studio membacakan pernyataan dari Taliban kepada para audiensnya.

Ketika membacakan pernyataan itu, dua milisi bersenjata berdiri di belakangnya. Potongan tersebut tidak berbahasa Inggris dan tidak disertai teks terjemahannya.

Dalam twitnya, Hakim menulis bahwa presenter tersebut terdengar membahas kejatuhan pemerintah dan mengatakan bahwa rakyat Afghanistan tidak perlu takut.

"Inilah yang sekarang terlihat seperti debat politik di televisi Afghanistan, milisi Taliban mengawasi pembawa acara,” tulis Hakim.

 Taliban News.com menyebutkan bahwa Hakim melarikan diri dari Afghanistan saat masih kecil bersama keluarganya, hingga akhirnya menetap di Australia.

Dia juga sempat mengorek Taliban baru-baru ini ketika juru bicara kelompok itu, Suhail Shaheen, tiba-tiba meneleponnya saat siaran langsung.

Akhirnya, Hakim mengizinkan Shaheen membacakan pernyataan dan menyiapkan wawancara dadakan tentang deklarasi kemenangan Taliban di Kabul.

Setelah itu, Hakim melontarkan banyak pertanyaan kritis kepada Shaheen dalam wawancara dadakan dan tak terduga tersebut.

 Selama wawancara, Shaheen berjanji Taliban akan membawa perdamaian di Afghanistan.

Shaheen juga mengeklaim bahwa Taliban akan menghormati hak-hak perempuan dan mengizinkan mereka mengakses pendidikan.

“Seharusnya tidak ada kebimbangan, kami yakin orang-orang Afghanistan di Kabul, bahwa harta benda dan kehidupan mereka aman.

Tidak akan ada balas dendam pada siapa pun. Kami adalah abdi masyarakat dan negara ini,” kata Shaheen.

Shaheen menuturkan, para petinggi Taliban telah menginstruksikan pasukannya untuk tetap berada di gerbang Kabul, bukan memasuki kota.

“Kami sedang menunggu transfer kekuasaan secara damai. Tentu saja, kami menginginkan pemerintahan Islam,” kata Shaheen.

Taliban dengan cepat menduduki sejumlah wilayah di Afghanistan setelah mayoritas pasukan asing meninggalkan negara tersebut.

Puncaknya, pada 15 Agustus, kelompok tersebut berhasil memasuki Kabul tanpa perlawanan dari pasukan pemerintah Afghanistan.

Artikel Ini Sudah Tayang di Kompas.com

Sumber: Kompas
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved