Menuju Herd Immunity
Untuk 18 Tahun ke Atas, Efek Samping Vaksin Covid-19 Sputnik-V dari Rusia
Efek samping vaksin Sputnik-V adalah flu (a flu-like syndrome), yang ditandai dengan demam, menggigil, nyeri sendi (arthralgia), nyeri otot (myalgia),
TRIBUNSUMSEL.COM, JAKARTA -- Satu lagi vaksin yang bisa digunakan warga di Indonesia.
Adalah Sputnik-V vaksin Covid-19 dari Rusia yang kini sudah mengantongi Izin Penggunaan Darurat atau Emergency Use Authorization (EUA) dari Badan POM pada Selasa (24/8/2021).
Apa efek sampingnya ?
Sputnik-V merupakan vaksin yang dikembangkan oleh The Gamaleya National Center of Epidemiology and Microbiology di Russia yang menggunakan platform Non-Replicating Viral Vector (Ad26-S dan Ad5-S).
Baca juga: Mengenal Vaksin Sputnik-V dari Rusia, Resmi Kantongi Izin dari BPOM, Efikasi dan Efek Sampingnya
Berdasarkan hasil kajian terkait dengan keamanan yang dilaporkan Badan POM, efek samping dari penggunaan Vaksin Sputnik-V merupakan efek samping dengan tingkat keparahan ringan atau sedang.
Hasil ini dilaporkan pada uji klinik Vaksin Sputnik-V dan uji klinik vaksin lainnya dari teknologi platform yang sama.
Efek samping paling umum yang dirasakan adalah gejala menyerupai flu (a flu-like syndrome), yang ditandai dengan demam, menggigil, nyeri sendi (arthralgia), nyeri otot (myalgia), badan lemas (asthenia), ketidaknyamanan, sakit kepala, hipertermia, atau reaksi lokal pada lokasi injeksi.
Baca juga: Kantongi Izin dari BPOM, Vaksin Sputnik-V Efek Sampingnya Ringan dan Miliki Efikasi 91 Persen
Untuk 18 Tahun ke Atas
Vaksin Sputnik-V digunakan dengan indikasi pencegahan Covid-19 yang disebabkan oleh SARS-CoV-2 untuk orang berusia 18 tahun ke atas.
Vaksin diberikan secara injeksi Intramuscular (IM) dengan dosis 0,5 mL untuk 2 (dua) kali penyuntikan dalam rentang waktu 3 (tiga) minggu.
Vaksin ini termasuk dalam kelompok vaksin yang memerlukan penyimpanan pada kondisi suhu khusus, yaitu pada suhu -20oC ± 2oC.
Sementara untuk efikasinya, data uji klinik fase 3 menunjukkan Vaksin Covid-19 Sputnik-V memberikan efikasi sebesar 91,6% (dengan rentang confidence interval 85,6% - 95,2%).
Baca berita lainnya di Google News