Berita Mancanegara
Biodata Profil Mullah Baradar, Kandidat Presiden Baru Afganistan, Pendiri Taliban yang Ahli Strategi
Mullah Baradar juga termasuk dari empat orang yang mendirikan gerakan Taliban di Afghanistan pada 1994. Ia ahli strategi dan militer
TRIBUNSUMSEL.COM-Kelompok Taliban berhasil menguasai dan mengambil alih kekuasaan di Afganistan.
Presiden Afganistan Ashraf Ghani, telah kabur meninggalkan rakyatnya yang saat ini dalam kondisi ketidakpastian.
Afganistan dalam beberapa hari terakhir menjadi sorotan dunia internasional. Pertanyaan sekarang, bagaimana nasib negara?
Juru bicara Taliban Suhail Shaheen memastikan warga Afghanistan termasuk properti mereka akan tetap aman.
"Tidak akan ada balas dendam pada siapa pun. Kami adalah abdi masyarakat dan negara ini," ujar Shaheen, seperti dilansir The New York Post pada Senin (16/8/2021).
Setelah Ashraf Ghani kabur, beberapa nama disebut-sebut akan menjadi kandidat kuat Presiden Afganistan. Satu di antara nama itu adalah Mullah Abdul Ghani Baradar, ahli strategi dan militer Taliban.
Pria yang dikenal dengan nama Mullah Baradar ini termasuk dari empat orang yang mendirikan gerakan Taliban di Afghanistan pada 1994.
Baradar lebih dikenal sebagai kepala politik dan wajah paling populer dari kelompok ekstremis bersenjata itu. Ia disebut-sebut sebagai komandan paling terpercaya.
Sebagai pemimpin urusan politik kelompok pemberontak itu, Baradar sebelumnya menjadi perwakilan bagian dari tim perundingan di Doha dengan pemerintah Amerika Serikat (AS).
Baca juga: Mengenal Afganistan, Negara di Benua Asia dengan Banyak Pegunungan, Baru Saja Dikuasai Taliban
Lata Belakang Kehidupan
Berdasarkan informasi interpol, Baradar diketahui lahir di desa Weetmak di distrik Dehrawood, provinsi Uruzgan Afghanistan, pada 1968.
Ia juga dikenal sebagai bagian dari cabang Popalzai dari suku Durrani, sama seperti mantan presiden Afghanistan Hamid Karzai.
Seperti kebanyakan orang Afghanistan, kehidupan Baradar berubah selamanya karena invasi Soviet ke negara itu pada akhir 1970-an.
Periode ini diyakini menjadi salah satu masa yang membentuk sifat pemberontaknya.
Pada 1980-an, bersama mujahidin Afghanistan dia ikut bertempur melawan Soviet. Pertemuannya dengan ulama bermata satu Mullah Omar juga diyakini terjadi ketika keduanya berjuang berdampingan dalam masa ini.
