Malam Satu Suro
Apa Arti Malam Satu Suro, Ini Sejarah dan Tradisi yang Selalu Diperingati Setiap Tahunnya
Malam Satu Suro berlangsung hari ini Senin (9/8/2021). Bagaimana sejarah dari Malam Satu Suro yang perayaannya tetap eksis hingga saat ini?
Penulis: Novaldi Hibaturrahman | Editor: Wawan Perdana
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG-Perayaan Satu Suro dilakukan bertepatan dengan 1 Muharram atau tahun baru Islam.
Di Indonesia khususnya masyarakat Jawa, malam satu suro diperingati dengan berbagai tradisi.
Lantas bagaimana sejarah dari Malam Satu Suro yang selalu diperingati bertepatan dengan bulan Muharram ini?
Dirangkum dari petabudaya.belajar.kemdikbud.go.id, Satu Suro, adalah sebagai awal bulan pertama Tahun Baru Jawa, bertepatan dengan 1 Muharam.
Satu suro berasal dari budaya Jawa, yakni berawal pada masa Kerajaan Mataram Islam.
Satu Suro adalah hari pertama dalam kalender Jawa di bulan Sura atau Suro. Dalam penanggalan Jawa, dihitung berdasarkan penggabungan kalender lunar (Islam), kalender matahari (masehi) dan Hindu
Kalender jawa pertama kali diterbitkan oleh Raja Mataram Sultan Agung Hanyokrokusumo 1940 tahun yang lalu, mengacu penanggalan Hijriyah (Islam).
Satu suro biasanya diperingati pada malam hari setelah magrib pada hari sebelum tanggal satu biasanya disebut malam satu suro,
Hal ini karena pergantian hari Jawa dimulai pada saat matahari terbenam dari hari sebelumnya, bukan pada tengah malam.
Satu Suro memiliki banyak pandangan dalam masyarakat Jawa, hari ini dianggap keramat terlebih bila jatuh pada Jumat Legi.
Untuk sebagian masyarakat pada malam satu suro dilarang untuk ke mana-mana kecuali untuk berdoa ataupun melakukan ibadah lain.
Baca juga: 20 Kata-kata Malam Satu Suro Bahasa Jawa dan Artinya, Sambut Tahun Baru Islam 2021
Baca juga: Doa Malam Satu Suro, Bacaan Doa Akhir Tahun dan Doa Awal Tahun Baru Islam 1443 Hijriah
Perayaan tradisi peringatan malam satu Suro menitikberatkan pada ketentraman batin dan keselamatan.
Karenanya, pada malam satu Suro biasanya selalu diselingi dengan ritual pembacaan doa dari semua umat yang hadir merayakannya.
Hal ini bertujuan untuk mendapatkan berkah dan menangkal datangnya marabahaya.
Selain itu, masyarakat Jawa pada umumnya selalu berusaha untuk mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa dan melakukan hal kebaikan sepanjang bulan satu Suro.
Itulah sejarah singkat dari Malam Satu Suro yang selalu diperingati setiap tahunnya.