Olimpiade Tokyo 2020
Ternyata Kandungan Emas pada Medali Emas di Olimpiade 2020 Hanya 1,2%, Terbuat dari Bahan Daur Ulang
Ternyata Kandungan Emas pada Medali Emas di Olimpiade 2020 Hanya 1,2%, Terbuat dari Bahan Daur Ulang
TRIBUNSUMSEL.COM - Masyarakat di Indonesia kini tengah bergembira.
Hal tersebut tak lepas usai berhasilnya Apriyani Rahayu dan Greysia Polii berhasil meraih medali emas di ajang Olimpiade Tokyo 2020.
Keduanya berhasil meraih emas dari nomor ganda putri bulutangkis.
Medali emas selalu menjadi incaran utama para atlet Olimpiade.
Diberikan hanya untuk juara pertama, medali emas memberikan kebanggaan tersendiri, meskipun medali itu bukanlah 100 persen emas murni.
Dilansir Insider, faktanya, hanya 1,2 persen dari medali emas yang diberikan kepada juara Olimpiade Tokyo adalah emas.
98,8% bagian lainnya adalah perak, menurut Compound Interest, situs komunikasi sains yang meneliti campuran bahan kimia.
Medali emas Olimpiade Tokyo memiliki berat sekitar 0,54 kg.
Artinya, setiap medali emas hanya berisi sekitar 6,7 gram emas.
Baca juga: Greysia Polii Sebut Medali Emas Olimpiade 2020 Diberikan Untuk Erick Thohir, Bonus Miliaran Menunggu
Baca juga: Hadiah Untuk Greysia/Apriyani Dari Sandiaga Uno Menanti Usai Raih Medali Emas Olimpiade Tokyo 2020
Saat Olimpiade 2016 di Rio de Janeiro, Brasil, medali emas juga mengandung sekitar 6 gram emas, CNN melaporkan, meskipun medali itu lebih ringan daripada yang diberikan di Tokyo.
Biasanya, medali emas berupa bagian dasar perak yang diselimuti lapisan emas tipis.
Hanya medali perak pada pertandingan tahun ini, yang beratnya sama dengan medali emas, yang seluruhnya dibuat dari perak.
Lebih ringan, medali perunggu memiliki berat 0,4 kg.
Perunggu adalah campuran tembaga dan timah.
Medali perunggu terdiri dari 95% tembaga dan 5% seng.