Berita Corona
Pulang dari Isolasi, Bocah 11 Tahun Syok Tahu Ayah dan Ibu Meninggal karena Covid-19, Tak Mau Bicara
Bocah 11 tahun baru tahu ayah dan ibunya meninggal karena Covid-19 sepulang dari jalani isolasi
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Septiana Ayu Lestari
TRIBUNSUMSEL.COM, SRAGEN - Bocah usia 11 tahun syok tahu ayah dan ibunya meninggal dunia karena Covid-19 di Sragen, Jawa Tengah.
Bocah tersebut inisial RDA.
RDA baru diberitahu jika kedua orang tuanya meninggal setelah menjalani isolasi mandiri (Isoman) dari Technopark Sragen.
Dalam bulan ini, kedua orang tua RDA meninggal dunia setelah menjalani perawatan di rumah sakit, setelah berjuang melawan covid-19.
Menurut PLT Kepala Dinas Sosial Kabupaten Sragen, Yuniarti mengatakan, sebelumnya RDA tidak mengetahui jika ayah dan ibunya telah tiada.
"Jadi RDA di technopark sendiri, terus ketika selesai isolasi, dibilangin sama kakaknya, jika orangtuanya sudah meninggal," katanya kepada TribunSolo.com, Jumat (30/7/2021).
Kini, kondisi RDA masih shock, dan belum dapat menerima jika kedua orangtuanya sudah tiada.
"Sampai sekarang masih shock, dia masih berharap bapak ibunya kembali pulang ke rumah," ujarnya.
"Kemarin kita datang ke rumahnya, masih belum mau bicara, akhirnya kita hanya ngobrol sama kakaknya," tambahnya.
Sebelumnya, RDA tinggal bersama kedua orangtuanya, di Kampung Sidomulyo, Kelurahan Nglorog, Kecamatan/Kabupaten Sragen.
RDA tinggal bersama keluarga kakaknya, di Kampung Bulaksari, Kelurahan Nglorog, Kecamatan / Kabupaten Sragen.
Baca juga: Kisah Ghifari Bocah 8 Tahun jadi Yatim Piatu, Ayah dan Ibu Meninggal karena Covid-19, Nasibnya Kini
Kisah Serupa : Vino Jadi Yatim Piatu
Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati siap membantu kebutuhan hidup Vino, bocah 8 tahun yang kini hidup sendiri.
Kedua orangtuanya, Kino Raharjo dan Lina Saputri meninggal dunia hampir bersamaan, setelah berjuang melawan covid-19.
Setelah ditinggal kedua orangtuanya, Vino hidup seorang diri, karena harus menjalani isolasi mandiri.
"Termasuk pendidikannya kami siap membantu, tergantung keinginan Vino seperti apa," ujarnya kepada TribunSolo.com, Jumat (30/7/2021).
Bupati Yuni mengaku, kini pihaknya tidak ingin melakukan intervensi terlebih dahulu, sampai suasana kembali normal.
"Biar tenang dulu, keputusan keluarga bagaimana, kalau sudah diputuskan, apa yang bisa dibantu pemerintah, ya kita bantu," jelasnya.
Bupati Yuni berpesan kepada Vino, untuk tidak larut dalam kesedihan.
Baca juga: Kisah Bocah 10 Tahun jadi Yatim Piatu, Ayah dan Ibunya Meninggal karena Covid-19, Isolasi Sendirian
Bupati Yuni pun memberikan semangat kepada Vino, untuk bisa terus melanjutkan kehidupan.
"Semangat untuk Mas Vino, Mas Vino tidak sendiri, ada kita semua, kita juga siap membantu," ujarnya.
"Keluarga di Sragen, bisa sama-sama membesarkan Mas Vino," pungkasnya.
Pesan untuk Kakek
Yatin (56), kakek Vino hari ini berangkat menuju Kabupaten Kutai Barat, Kalimantan Timur untuk menjemput cucu tercintanya.
Sebelumnya, Alviano Dafa Raharjo (8) hidup seorang diri di Kalimantan Timur, setelah kedua orangtuanya meninggal dunia, karena terpapar covid-19.
Yatin menceritakan, sesampainya di Kutai Barat, ia akan diajak sang cucu untuk nyekar dimakam ayah dan ibunya.
"Kemarin saat saya telepon, dia bilang sama mbahnya, kalau mbah sampai sini, nanti nyekar di makam papa dan mama," kata Yatin, kepada TribunSolo.com, Jumat (30/7/2021).
Dalam situasi yang masih berduka, Vino terlihat sangat tegar, bahkan ia menghibur sang kakek.
"Dia anaknya pandai, mentalnya kuat, bahkan, mbah bukan yang menghibur dia, dia yang menghibur mbahnya," ujarnya.
Baca juga: Kesaksian Keluarga Vino di Sragen : Nenek yang Paling Sedih karena Urung Timang Adik Vino
Menurut Yatin, kini Vino dalam keadaan sehat.
"Vino sangat sehat sekali saat ini, kemarin memang sempat positif covid-19, namun sekarang sudah selesai isolasi mandiri, pada 26 Juli lalu," jelasnya.
Terkait kepulangan Vino, Yatin belum dapat memastikan, karena melihat situasi dan kondisi karena pandemi covid-19.
"Kepulangan nanti melihat situasi dan kondisi, pulang lagi ke Sragen masih belum tahu, karena melihat sikon, pulang kesini harus PCR lagi," ucapnya.