Akidi Tio Sumbang 2 Triliun ke Sumsel
Bank Indonesia Buka Suara Tentang Tranfer Sumbangan Rp 2 Triliun dari Akidi Tio untuk Sumsel
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Hari Widodo menyampaikan tentang tranfer Rp 2 Triliun untuk sumsel dari pengusaha Akidi Tio
Penulis: Hartati | Editor: Yohanes Tri Nugroho
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Nama pengusaha Akidi Tio mendadak jadi sorotan setelah keluarga besarnya sumbangkan uang Rp 2 Triliun untuk penanganan Covid-19 di Sumatera Selatan.
Diketahui, Akidi Tio sendiri sudah wafat.
Sumbangan itu keluarga Akidi Tio berikan kepada Irjen Pol Eko Indra Heri secara pribadi, bukan sebagai Kapolda Sumsel.
Kapolda Sumsel Irjen Pol Eko Indra Heri diberi amanah untuk menyampaikan bantuan kepada warga Sumsel yang membutuhkan.
Dikonfirmasi Bank Indonesia bagaimana prosedur penyerahan dana hibah, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Hari Widodo mengatakan seharusnya prosedurnya mudah transfer dana seperti biasa dan pada umumnya.
Hanya saja bentuk bantuan tersebut belum tahu berupa apa dan jika dana apakah ditransfer sekaligus Rp 2 triliun atau bertahap.
"Sebenarnya sama dengan transfer biasa langsung ke rekening yang dituju," ujar Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sumsel, Hari Widodo saat dikonfirmasi.
Dia menyoroti dana hibah ini agar bisa menggerakkan semangat saling membantu dan bersama melawan pandemi dan berharap pandemi segera usai.
"Saya rasa jangan menyoroti prosedur transfernya tapi lebih kepada niat berbaginya ini yang harus dicontoh agar bahu membahu berbagi menangani pandemi," tambah Hari.
Sementata itu Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Kantor Regional 7 Sumatera Bagian Selatan, Untung Nugroho mengatakan pengaturan transfer antar bank itu nanti melalui sistem BI RTGS mbak jadi pengaturan berapa nominal maksimal yang boleh ditransfer itu yang mengatur Bank Indonesia.
"Aturan transfer dan pengawasan lalu lintas pembayaran antar bank yang mengatur Bank Indonesia," kata Untung
Anggap Kota Palembang Kampung Halaman
Meski berasal dari Aceh, Akidi Tio lama tinggal di Palembang. Ia bahkan menganggap kota pempek ini sebagai kampung halaman sendiri.
Akidi Tio telah meninggal dunia pada tahun 2009 lalu.
Tapi spiritnya untuk membantu sesama tidak luntur. Kebiasannya sejak lama membantu orang lain sekarang diteruskan oleh anak-anaknya.