Berita Viral
PNS Kocar-kacir saat Asik Nongkrong di Warung Kopi Viral, Terjaring Razia Satpol PP, Disanksi Ini
Sedang asik nongkrong di warung kopi, sejumlah PNS kena razia oleh petugas Satpol BB di Aceh. Mereka lari kocar-kacir saat ditemui petugas
TRIBUNSUMSEL.COM - Pegawai Negeri Sipil (PNS) lari kocar-kacir saat sedang asik nongkrong di warung kopi di Kota Banda Aceh viral di media sosial.
Sejumlah PNS pria dan wanita itu terjaring razia petugas Satpol PP.
Alhasil mereka yang berseragam itu kelabakan saat petugas datang.
Mereka panik karena mencoba menghindari sorotan kamera.
Video ini satu diantaranya tersebar luas di beberapa akun di Instagram, seperti @tercyduck.aceh.
Hingga Rabu (7/7/2021), video sudah ditonton lebih dari 60 ribu kali.
Warganet juga membanjiri kolom komentar dengan berbagai tanggapannya.
Belakangan diketahui, razia dilakukan oleh petugas Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) dan Wilayatul Hisbah (WH) Kota Banda Aceh.
Kegiatan tersebut menyasar sejumlah warung kopi di wilayah Kota Banda Aceh pada Senin (5/7/2021).
Plh Kasi Pembinaan Ketertiban dan Ketenteraman Satpol PP WH Provinsi Aceh, Irhamuddin membenarkan kejadian ini.
Ia menjelaskan, kegiatan razia di dalam video adalah agenda rutin.

Irhamuddin mengaku, pihaknya melakukan razia sebanyak 4 kali dalam sebulan.
Sedangkan tujuannya untuk meningkatkan kinerja PNS dan tenaga kontrak di lingkungan Pemerintahan Aceh sesuai dengan instruksi gubernur.
"Betul, tadi razia rutin PNS dan tenaga kontrak di warung kopi," katanya dikutip dari Kompas.com, Rabu.
Irhamuddin melanjutkan, pada razia Senin (5/7/2021) itu sejumlah pegawai pemerintahan diamankan.
Petugas menjaring 12 PNS dan 7 orang tenaga kontrak.
"Sanksinya hanya pembinaan. Selama ini memang yang terjaring razia tidak orang yang sama atau berulang kali, sehingga masih diberikan pembinaan," ujar Irhamuddin.
Berita Lainnya : ABG Ngaku Ponakan Jenderal Polisi saat Keciduk Razia Prokes, Dapat Hukuman Ini dari Petugas
Dalam kejadian lainnya, sebuah video yang menampilkan seorang seorang anak baru gede (ABG) terjaring razia protokol kesehatan viral di media sosial.
Pasalnya ABG ini mengaku keponakan jenderal.
Pemuda ini pun terlihat beradu mulut dengan petugas.
Di awal video terlihat sejumlah petugas gabungan menjaring seorang ABG.
Ia diketahui tidak memakai masker saat berada di tempat umum.
Berdasarkan penelusuran Tribunnews.com, rekaman tersebut dibagikan ulang oleh sejumlah akun di media sosial.
Seperti yang diunggah di akun Instagram @undercover.id.
Diketahui padahal saat ini sedang penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat.
Perdebatan kemudian terjadi antara petugas dengan ABG berjaket itu.
Ia terus berusaha mencari alasan dan tidak mau disalahkan karena tidak memakai masker saat PPKM Darurat.
Bahkan ia mengaku sebagai keponakan seorang jenderal polisi yang bertugas di Mabes Polri.
Petugas kemudian bertanya.
"Siap saudara kamu, pangkatnya?" tanyanya.
"Bintang dua, Korlantas," jawab si remaja.
Tidak diketahui secara pasti akhir dari video tersebut.
Namun hingga Selasa (6/7/2021), video sudah ditonton lebih dari 13 ribu kali dan menuai komentar beragam dari warganet.
Kata Petugas
Belakangan diketahui, lokasi pengambilan video berada di Jalan Maruga, Ciputat, Tangerang Selatan (Tangsel), Senin (5/7/2021).
Kabid Penegak Perundang-undangan Satpol PP Tangsel, Sapta Mulyana membenarkan kejadian di atas.
Ia kemudian membeberkan kronologinya.
Sapta membeberkan, awalnya ABG yang tidak diketahui identitasnya itu kedapatan tidak memakai masker.
Kemudian petugas gabungan menghentikannya saat berada di di kawasan Bundaran Maruga, Ciputat.
"Kita lagi patroli, dia lewat karena kita razia masker terkait PPKM Darurat. Dia ngaku orang saudara omnya di Mabes," ujar Sapta dikutip dari TribunJakarta.com.
Kemudian saat ABG itu mengaku ponakan jenderal polisi, Sapta justru memberikan nasihatnya.
Sosok bintang dua yang disebutkan si remaja akan kecewa melihat keponakannya pelanggaran protokol kesehatan.
Bahkan merasa malu dengan perbuatan melawan petugas lantaran tidak memakai masker.
"Pelanggar biasa kalau dapat sanksi kan dia merasa punya backing, makanya saya bilang justru ini aturan yang bikin para jenderal atasan dari pusat."
"Anda memamerkan backing-backing ini kan kita perintah presiden untuk mengatasi masalah ini," kata Sapta.
Kemudian, Sapta memberikan sanksi sosial dengan menyuruh si remaja push up sebanyak 50 kali atas pelanggarannya terhadap protokol kesehatan di tengah penerapan PPKM Darurat.
"Tetap saya suruh push up 50 kali, dia mau. Kalau enggak mau berarti melawan, dia minta maaf," kata Sapta.
(Tribunnews.com/Endra Kurniawan)(Kompas.com/Raja Umar)