Berita Nasional Hari Ini
Gibran Berduka, Timsesnya di Pilkada Solo 2020 Bernama Hariadi Saptono Meninggal Dunia, Sempat Koma
Dari pantauan TribunSolo.com, jenazah tiba di rumah duka, Jalan Sri Narendra RT 01 RW 04, Kelurahan Panularan, Kecamatan Laweyan, Kota Solo pukul 09.0
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Adi Surya Samodra
TRIBUNSUMSEL.COM, SOLO - Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka Berduka, tim suksesnya bernama Hariadi Saptono (55) dikabarkan meninggal dunia.
Tokoh PDIP Kota Solo itu dikabarkan meninggal dunia pada Sabtu (19/6/2021).
Sosok yang mendukung penuh Gibran pada Pilkada 2020 itu menghembuskan napas terakhirnya setelah menjalani perawatan di RSUD Dr Moewardi Solo pukul 04.50 WIB.
"Beliau sempat koma selama 9 atau 10 hari sebelum menghembuskan napas terakhirnya," kata Kakak Hariadi, Purwanto Joko Sanyoto kepada TribunSolo.com.
Dari pantauan TribunSolo.com, jenazah tiba di rumah duka, Jalan Sri Narendra RT 01 RW 04, Kelurahan Panularan, Kecamatan Laweyan, Kota Solo pukul 09.00 WIB.
Sejumlah orang tampak tengah menata bangku-bangku pelayat.
Bangku-bangku itu ditata berjarak satu sama lain.
Seorang linmas tampak menyemprotkan disinfektan ke bangku-bangku dan kawasan sekitar rumah duka.

Baca juga: Geger Warga Ngaku Kehilangan Uang Secara Misterius, Ada Bau Busuk saat Uang Hilang, Isu Tuyul Muncul
Baca juga: Fakta Dibalik HP Meledak saat Dicas Pukul 11 Malam, Sudah Dua Hari Mati, Kamar Penuh Asap
Baca juga: Kurir Diancam Diborgol oleh Pria Berkaus Hitam saat COD Viral, Polisi Buka Suara hingga Ungkap Fakta
Purwanto mengatakan akan ada ibadat pemberkatan jenazah sebelum prosesi pemakaman.
"Jenazah akan dimakamkan di TPU Daksinalaya pukul 13.00 WIB," ucapnya.
Rekam Jejak
Tokoh PDIP Solo Hariadi Saptono pernah menyoroti komentar Bakal Calon Wakil Wali Kota Solo Teguh Prakosa soal 'banteng tapi kerbau'.
Menurut Hariadi Saptono, Teguh tidak seharusnya menyinggung soal 'banteng tetapi kerbau'.
Termasuk lanjut dia, soal Teguh sempat menyinggung soal kerbau Alun-alun Kidul.
"Itu sudah merujuk Kebo Kyai Slamet yang merupakan simbol budaya yang sakral bagi masyarakat Jawa (Warga Solo dan Keraton Solo Hadiningrat)," papar Hariadi Saptono, Kamis (16/1/2020).

Hariadi yang merupakan mantan Ketua DPRD Solo tahun 2006 dari PDIP itu menyarankan, agar Teguh tidak mengkonotasikan negatif kata Kebo Alkid tersebut.
"Saya juga menanyakan apa maksud ucapan pasangan Purnomo - Teguh (PUGUH), membandingkan banteng yang benar dengan banteng seperti Kebo di Alun-alun kidul?" terang Hariadi.
Hariadi mengkritik Teguh agar berpikir dahulu sebelum berucap.
"Atau jangan2 beliau tidak memiliki pengetahuan yang cukup tentang budaya Solo (Jawa)," kata Hariadi.
Apalagi Teguh menurut Hariadi lama hidup di lingkungan Keraton dan seharusnya lebih memahami hal itu.
" Tidaklah elok (kerbau) ucapan tersebut disampaikan," terang Hariadi.
Kader Banteng Seperti Kerbau
Bakal calon Wakil Wali Kota Solo, Teguh Prakosa menyebut dirinya dan Achmad Purnomo tengah melawan kader 'Kader Banteng Koyo Kebo (Kader Banteng Seperti Kerbau)'.
Meski tidak menyebut nama, namun selama ini 'bertarung' mendapatkan rekomendasi dari DPP PDI-P, pasangan Purnomo-Teguh harus menghadapi bakal calon Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, yang juga anak Presiden Joko Widodo.
Soal Itu disampaikan dalam Deklarasi Dukung Purnomo-Teguh Keluarga Besar Bolo Juang & B_TP Laweyan' di Suronalan RT 06 RW 08, Kelurahan Pajang, Kecamatan Laweyan, Solo, Rabu (8/1/2020).
Saat dikonfirmasi TribunSolo.com, Teguh menampik perkataan 'kader banteng tapi kerbau' mengarah kepada Gibran.
"Saya tidak menyinggung, tidak ada yang saya singgung, saya tidak menyebutkan nama orang," ujar dia kepada TribunSolo.com, Rabu (8/1/2020).
Teguh menambahkan sebagai kader PDI Perjuangan harus tegak lurus dengan pimpinan, termasuk kepada Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo.
"Kalau yang namanya PDI Perjuangan, banteng matannya merah, moncongnya putih, ya, cuma satu saja pimpinannya, kalau di DPC PDI Perjuangan Kota Solo, ya, FX Hadi Rudyatmo," tutur dia.
"Kalau tegak lurus, ya harus mengikuti itu jangan semaunya sendiri," imbuhnya menekankan.
Teguh juga mengklarifikasi pernyataannya soal 'pertarungan antar banteng' yang disampaikannya.
Menurutnya, itu sebagai perwakilan tangisan masyarakat terhadap kondisi saat ini di Pilkada Solo 2020.
"Itu sebetulnya tangisan masyarakat bahwa kita tidak ada musuhnya, musuhnya, ya dari PDI Perjuangan," ucap dia.
"Soalnya partai lain sudah kita komunikasikan dan tidak ada lawan, lawannya tinggal satu, independen, itupun kalau tidak muncul sampai Februari selesai," tambahnya.
Kondisi tersebut berpotensi calon PDI Perjuangan melawan kotak kosong.
"Besok calon dari PDI Perjuangan akan melawan kotak kosong," ucap Teguh. (*)