Tempat Ini Dulu Dijadikan Warga Lokasi Favorit BAB, Kini Bisa Hasilkan Omzet Jutaan Rupiah Perhari

Begini jadinya bila lokasi buang air besar dijadikan tempat kongkow. Jalan-jalan di Lumajang, Jawa Timur, sepertinya tidak lengkap kalau tidak nongkr

ist
Tempat BAB jadi objek wisata 

TRIBUNSUMSEL.COM - Begini jadinya bila lokasi buang air besar dijadikan tempat kongkow.

Jalan-jalan di Lumajang, Jawa Timur, sepertinya tidak lengkap kalau tidak nongkrong di Kali Sejuk.

Ini adalah spot baru bagi orang-orang yang suka nongkrong dan ngopi dengan suasana nyaman.

Lokasi ini memang menjadi spot favorit bagi masyarakat setempat.

Spot wisata ini di modifikasi menjadi tujuan warga luar daerah asalkan dikelola dan dijaga kebersihannya.

Sejuk dan asri, dan bersih. Itu kesan pertama saat menginjakkan kaki di Kali Sejuk.

Apalagi di sisi sungai banyak berdiri kafe-kafe berkonsep simpel dan homy.

Apalagi arsitekturnya hanya terdiri bilik-bilik bambu, kursi-kursi kayu dan berlantai tanah.

Bahkan ada juga spot nongkrong yang sengaja ditempatkan pas di atas aliran sungai.

Kesan alami pun bertambah ketika melihat sekeliling, di mana bambu-bambu dibiarkan tumbuh liar, mirip semak belukar.

Wajar bagi mereka yang sudah penat dengan rutinitas pekerjaan, kawasan ini menjadi tempat nyaman untuk dikunjungi.

Tetapi siapa sangka, setahun lalu Kali Sejuk hanyalah tempat kumuh biasa.

Warga sekitar biasa memanfaatkan aliran sungai untuk tempat pembuangan sampah, memandikan hewan ternak, hingga tempat buang air besar (BAB) warga.

Hendrik Kepala desa setempat bercerita, awal mula ide menjadikan Kali Sejuk sebagai spot nongkrong setelah ada intervensi pemerintah setempat.

Pemda mengharuskan setiap desa menerapkan sanitasi bersih dan berstandar.

Namun Hendrik tidak mudah mendorong perubahan perilaku warga pada awal pembersihan kawasan itu.

Perlu waktu untuk mendorong warga memulai hidup bersih, utamanya tidak BAB sembarangan.

Hingga akhir Februari lalu ia mengajak warganya bergotong-royong membersihkan sampah-sampah yang menumpuk di Kali Sejuk.

"Ternyata setelah dibersihkan kok kami melihat kawasan ini sangat potensial menjadi ruang terbuka hijau. Akhirnya kami buat warung-warung di sini," jelas Hendrik.

Hendrik mengakui, semenjak Kali Sejuk dijadikan spot nongkrong ternyata bisa mengangkat perekonomian warga.

Sebab warga yang punya lahan di plengsengan sungai diizinkan membuka warung tanpa ditarik iuran sepersen pun.

Manfaat lain juga dirasakan oleh warga yang tidak mempunyai lahan di sekitar sungai.

Mereka menarik keuntungan dari parkir kendaraan pengunjung.

Sementara itu, Slamet pemilik warung kopi di kawasan tersebut mengaku merasakan manfaat dari perombakan Kali Sejuk.
Slamet sebelumnya bekerja sebagai buruh tani, dengan gaji harian Rp 25.000.

Tetapi setelah membuka warung kopi, sehari Slamet bisa memegang uang Rp 800.000 sampai Rp 1 juta dari hasilnya berjualan.

"Kadang kursi di sini sampai gak cukup karena banyaknya pengunjung yang datang," ungkapnya.

Noufal, satu di antara pengunjung mengaku mengetahui spot nongkrong di Kali Sejuk lewat sosial media.

Meski pertama kali datang, namun ia menilai tempat itu cukup berkesan.

Sebab selain tempatnya asri, harga suguhan kulinernya juga murah.

"Lumayan ada suasana baru, sebelumnya seperti ini belum ada di Lumajang," tutupnya.

Meskipun saat ini Kali Sejuk menjadi spot nongkrong favorit di Lumajang namun pengelola menerapkan protokol kesehatan ketat.

Pengunjung wajib mengenakan masker dan diperiksa suhu tubuhnya untuk menghindari penyebaran virus Covid-19.

Artikel ini telah tayang di Surya.co.id dengan judul Ke Lumajang Belum Lengkap Tanpa Nongkrong di Kali Sejuk, Padahal Dulunya Tempat BAB

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved