Berpeluang Menang, Prabowo, AHY, Gatot dan Andika Perkasa Disebut Capres 2024 Ideal dari Militer

Empat tokoh militer ini berpeluang besar menjadi Presiden pengganti Jokowi pada 2024 mendatang.

KOMPAS
Ilustrasi 

TRIBUNSUMSEL.COM - Empat tokoh militer ini berpeluang besar menjadi Presiden pengganti Jokowi pada 2024 mendatang.

Pengamat Komunikasi Politik Universitas Esa Unggul, M Jamiluddin Ritonga menyebut ada empat tokoh militer yang layak dicalonkan dalam Pemilihan Presiden 2024 mendatang.

Satu dari empat tokoh itu masih aktif di militer hingga sekarang. Sementara tiga lainnya sudah pensiun.

Jamiluddin berpendapat peluang Prabowo untuk dicalonkan pada Pilpres 2024 sangat besar. Hal itu mengingat elektabilitas Prabowo selalu menduduki peringkat tiga besar.

"Kalau Prabowo dapat mempertahankan elektabilitasnya hingga mendekati 2024, maka tidak sulit baginya untuk mendapat tiket capres," jelas dia.

Selain itu, peluang mendapat tiket capres semakin besar karena Prabowo juga menjabat Ketua Umum Gerindra.

"Partainya ini setidaknya dapat dijadikannya perahu pada pilpres 2024. Ia tinggal menjajaki satu atau lebih partai agar dapat mengantarkannya menjadi capres 2024," imbuhnya.

AHY pun dinilainya mempunyai peluang besar untuk nyapres pada 2024. Sebab elektabilitasnya belakangan ini selalu berada pada peringkat enam besar.

Jamiluddin percaya apabila AHY lebih inovatif lagi mendekati rakyat, maka elektabilitasnya akan semakin moncer.

"AHY juga punya perahu, yang akan mengantarkannya untuk nyapres pada 2024. Partai Demokrat yang menjadi perahunya, survei terakhir elektabilitasnya sudah menyodok peringkat tiga. Peluang elektabilitas Partai Demokrat akan meningkat lagi bila tetap konsisten berkoalisi dengan rakyat," ujar Jamiluddin.

Kemudian untuk Gatot Nurmantyo, Jamiluddin melihat yang bersangkutan masih menjadi tokoh TNI yang disegani.

Akan tetapi, hingga saat ini elektabilitas masih terbilang rendah, sehingga peluang dilirik partai politik masih kecil.

Dia juga tidak memiliki parpol yang mengusungnya. Hal ini membuat nilai tawarnya menjadi capres makin rendah.

"KAMI, organisasi yang menaunginya, tampaknya belum cukup kuat untuk menaikkan elektabilitasnya. Koalisi oposisi non partai yang coba dibangun, juga tak cukup untuk meningkatkan bargaining politik Gatot untuk nyapres," kata Jamiluddin.

Sementara Andika Perkasa, yang masih merupakan jenderal aktif dan menjabat sebagai KASAD, dinilai termasuk tokoh TNI yang cukup cemerlang.

Namun, karena yang bersangkutan masih aktif dan kehadirannya di TNI masih sangat dibutuhkan, Jamiluddin menilai sangat disayangkan kalau Andika memaksakan diri untuk nyapres.

Melihat kapasitasnya, Andika justru sangat berpeluang menjadi Panglima TNI. Posisi tersebut dinilainya sangat pas untuk mengantarkan TNI semakin dihormati di mancanegara.

"Jadi, dari empat tokoh TNI itu, tampaknya hanya dua yang berpeluang besar untuk nyapres pada 2024. Harapannya, Prabowo dan AHY sama-sama nyapres tapi dari kubu yang berbeda," kata Jamiluddin.

"Prabowo diharapkan mewakili koalisi pemerintah saat ini, dan AHY dari pihak koalisi oposisi. Disini akan terjadi pertarungan antara generasi tua yang diwakili Prabowo dan AHY dari generasi muda," imbuhnya.

"Kalau itu terjadi, maka rakyat Indonesia tinggal memilih tokoh TNI yang sudah lansia atau tokoh TNI dari milenial. Pilihan rakyat tentu akan menentukan masa depan Indonesia lima tahun ke depan," tandasnya.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved