Berita Kesehatan

Kanker Tulang Bisa Terjadi Pada Usia Remaja, Perlu Tabung Kalsium Sejak Usia Muda

Umur belasan tahun bisa terkena kanker tulang. Sedangkan untuk kondrosarkoma atau kanker ganas tulang rawan ini paling sering di usia di atas 30 tahun

Penulis: Linda Trisnawati | Editor: Vanda Rosetiati
TRIBUN SUMSEL/LINDA TRISNAWATI
Dokter (dr) Spesialis Orthopedi Konsultan Onkologi dr. Primadika Rubiansyah, SpOT(K)-Onk yang merupakan dokter di Rumah Sakit (RS) Siloam Sriwijaya Palembang. 

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Semakin berkembangnya zaman dan teknologi, kini untuk operasi kanker tulang semakin dimudahkan.

Kalau zaman dulu terapi kanker tulang dengan amputasi, maka kini untuk operasi kanker tulang tak perlu diamputasi.

Dokter (dr) Spesialis Orthopedi Konsultan Onkologi dr. Primadika Rubiansyah, SpOT(K)-Onk yang merupakan dokter di Rumah Sakit (RS) Siloam Sriwijaya Palembang mengatakan, kini sudah ada teknik baru yaitu cryosurgery yang merupakan teknik bedah beku.

"Alhamdulillah, ilmu kan semakin berkembang, teknologi berkembang dan saat ini sudah bisa melakukan operasi kanker tulang tanpa amputasi," kata Dokter Primadika saat diwawancarai khusus Tribun Sumsel di RS Siloam Sriwijaya Palembang, Selasa (4/5/2021).

Menurut Dokter Primadika, penyakit kanker tulang bisa terjadi pada siapapun, kalau osteosarcoma kanker tulang ganas yang paling sering pada usia belasan tahun.

Jadi bisa dibayangkan, umur belasan tahun bisa terkena kanker tulang. Sedangkan untuk kondrosarkoma atau kanker ganas tulang rawan ini paling sering di usia di atas 30 tahun.

"Penyebabnya banyak, paling sering mutasi gen dari si pasien itu sendiri. Sehingga dia riskan terkena tumor, biasanya gen ini diturunkan dari keluarganya. Rata-rata pasien tumor tulang ini memiliki riwayat trouma seperti jatuh dan lain-lain. Maka diasumsikan jatuh itu mengaktifkan gen tumornya," ungkapnya.

Namun Alhamdulillah, ilmu kan semakin berkembang, teknologi berkembang dan saat ini sudah bisa melakukan operasi kanker tulang tanpa amputasi. Tapi tergantung dari kondisi pasien saat datang sudah seberat apa. Setelah dilakukan operasi, maka pasien bisa memiliki kualitas hidup yang baik.

"Ada pasien yang datang sudah stadium lanjut. Kalau seperti itu saya evaluasi dulu, dengan pemeriksaan penunjang seperti Magnetic Resonance Imaging (MRI), bila perlu dilihat juga pembuluh darahnya dengan CT scan," katanya.

Setelah itu dilakukan pertimbangan dari usia hingga aktivitas pasien. Kalau bisa dilakukan dengan cryosurgery dilakukan cryosurgery. Tapi tentunya hasil yang didapatkan tidak bisa semaksimal, kalau dilakukan pada stadium awal.

Dokter Primadika menjelaskan, kalau stadium awal penurunan fungsi bisa 10 persen, jadi kalau dilakukan operasi teknik pembekuan ini, hasilnya bisa hampir mendekati normal lagi. Sedangkan kalau stadium lanjut fungsinya paling 60-70 persen, daripada yang normal.

Namun apabila dinilai hasilnya nantinya tidak terlalu menggembirakan, kemudian membutuhkan operasi berkali-kali maka akan lebih baik diambil tindakan amputasi.

"Pasien yang terkena kanker tulang ini biasanya datang dengan keluhan nyeri dan ada benjolan. Disitulah kita harus berpikir bahwa bisa jadi itu kanker tulang," bebernya.

Dokter Primadika berpesan, apabila ada riwayat nyeri yang cukup hebat dan disertai benjolan, segera kedokter terdekat. Bisa ke dokter umum dulu atau langsung ke spesialisasi ortopedi juga bisa.

"Dengan begitu bisa dilakukan penangan lebih dini. Karena dengan deteksi dini dan penangan yang lebih cepat akan menghasilkan hasil yang lebih baik," cetusnya.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved