Sumsel Lampu Kuning Covid-19, Tito : PPKM Tidak Optimal, Semua Kegiatan Berjalan Auto Pilot
Tingkat kesembuhan misalnya, Sumsel hanya mencatatkan tingkat kesembuhan sekitar 87,7 persen, lebih rendah dibanding angka nasional sekitar 91,3 perse
TRIBUNSUMSEL.COM-Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian mengingatkan, Sumsel sudah lampu kuning penyebaran Covid-19 dan perlu menjadi perhatian.
Tito, putra kelahiran Palembang menilai, pelaksanaan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) berbasis mikro di Sumatera Selatan tidak berjalan optimal.
Sehingga hal itu berdampak pada buruknya performa Sumatera Selatan dalam penanganan pandemi.
Ini terlihat dari empat indikator pandemi di Sumsel yang sebagian besar menunjukan tren negatif.
Tingkat kesembuhan misalnya, Sumsel hanya mencatatkan tingkat kesembuhan sekitar 87,7 persen, lebih rendah dibanding angka nasional sekitar 91,3 persen.
Sementara angka kematian sekitar 4,7 persen lebih tinggi dibanding nasional sekitar 2,7 persen.
Adapun dari 1.600 tempat tidur yang tersedia di Sumsel, sekitar 59 persen diantaranya, sudah terisi oleh pasien Covid-19.
Baca juga: Antisipasi Lonjakan Corona di Sumsel, Tito Karnavian Minta Wisma Atlet Jakabaring Disiapkan
Angka ini jauh lebih tinggi dari sebagian besar wilayah di Indonesia yakni di bawah 30 persen.
“Tidak ada skenario siapa berbuat apa sehingga semua kegiatan berjalan secara auto pilot,” ucap Tito.
Padahal koordinasi antara instansi seperti Pemda, TNI/Polri, organisasi dan tokoh masyarakat sangat diperlukan agar pelaksanaan PPKM bisa optimal mulai dari tingkat provinsi hingga ke tingkat rukun tetangga.
Bahkan untuk di Palembang tingkat keterisian tempat tidur mencapai 65 persen atau mendekati standar maksimal yakni 70 persen.
Tito mengatakan, Sumatera Selatan mendapatkan atensi Presiden mengingat angka BOR Tertinggi secara nasional.
Sebagai putra daerah asli Sumsel ia pun berharap agar penyebaran kasus Covid-19 ini bisa dikendalikan.
"Tren angka penyebaran di Sumsel ini cenderung meningkat, artinya kecepatan penambahan kasusnya Sumsel nomor satu, meski secara total keseluruhan kasus kita tidak seperti Jawa Tengah atau Jawa Timur," ujarnya
Ini terjadi, dikatakan Tito, karena adanya peningkatan mobilitas masyarakat menjelang lebaran.