IPW Ungkap KKB Papua Adalah Medan Tempur Baru Bagi Densus 88 Mabes Polri

Densus 88 Mabes Polri punya tugas baru setelah KKB di Papua dinyatakan sebagai teroris.

tribunnews/Bian
Densus 88 Anti teror Mabes Polri 

TRIBUNSUMSEL.COM - Densus 88 Mabes Polri punya tugas baru setelah KKB di Papua dinyatakan sebagai teroris.

Indonesia Police Watch (IPW) mendesak Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri untuk memberantas terorisme di Papua.

Hal itu diungkapkan Ketua Presidium IPW, Neta S Pane, menyusul telah ditetapkannya Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua sebagai gerakan terorisme.

IPW berharap dalam sebulan setelah penetapan itu, Densus 88 bisa turun ke Papua untuk membersihkan aksi teroris di Papua yang meresahkan masyarakat.

Namun IPW mengingatkan, teroris di Papua dinilai lebih bengis, terlatih, solid, dan lebih canggih persenjataannya ketimbang teroris yang berada di luar Papua.

"Teroris Papua seakan telah menorehkan fenomena baru dalam sejarah terorisme di mana seorang jenderal bisa terbunuh dalam serangan teroris."

"Gugurnya Kepala BIN Daerah Papua, Brigjen TNI I Gusti Putu Danny Karya Nugraha, pada Minggu (25/4/2021) kemarin menjadi sejarah pertama adanya seorang perwira tinggi TNI yang tewas dalam konflik di Papua."

"Kasus ini juga menunjukkan bahwa teroris Papua sepertinya memiliki penembak jitu yang terlatih dengan senjata mumpuni," ujarnya.

Neta menyebut, ulah bengis teroris di Papua terlihat dalam pekan pertama April 2021.

"Di era itu teroris Papua sudah menewaskan warga dari berbagai kalangan, mulai guru, siswa hingga tukang ojek di Kabupaten Puncak."

"Selain itu teroris Papua merusak sekolah dan rumah-rumah warga. Bahkan membakar rumah anggota DPRD di Kampung Beoga," ungkapnya.

Dari data yang diperoleh IPW, para teroris yang berada di Distrik Beoga, Kabupaten Puncak, memiliki 30 pucuk senjata api.

Terdiri dari berbagai merek, mulai dari laras panjang hingga pistol genggam, di antaranya SS1 hingga M16.

Teroris di Papua, lanjut Neta, terlihat cukup solid dan terafiliasi hanya pada satu kelompok, yakni Organisasi Papua Merdeka (OPM).

"Berbeda dengan Teroris Non Papua yang terdiri dari lima kelompok, yakni Negara Islam Indonesia (NII) yang berkembang sejak pasca kemerdekaan Indonesia, Jamaah Islamiyah (JI), Majelis Mujahidin Indonesia (MMI), Jamaah Ansharut Tauhid (JAT), dan Jamaah Ansharut Khilafah (JAK)."

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved