Penjelasan LAPAN dan JPL Usai Heboh Asteroid Bakal Tabrak Bumi, Indonesia Jadi Wilayah Paling Aman

Heboh Asteroid Tabrak Bumi Bulan OktoberPenjelasan LAPAN dan JPL Usai Heboh Asteroid Bakal Tabrak Bumi, Indonesia Jadi Wilayah Paling Aman

Editor: Slamet Teguh
(SHUTTERSTOCK/Dima Zel)
Ilustrasi asteroid dekat Bumi. Fenomena langit, Asteroid 2020 SX3 akan melewati Bumi hari ini, Kamis (8/10/2020). 

TRIBUNSUMSEL.COM - Isu tentang asteroid yang disebut bakal menabrak bumi kembali membuat heboh.

Kali ini, hal tersebut beredar di dunia maya.

Video itu menggambarkan sebuah asteroid yang diberi nama asteroid 2021 PDC akan menabrak Bumi.

Dalam narasinya, video yang diunggah di TikTok itu menyebutkan, Indonesia adalah tempat paling aman di muka Bumi ini dari serangan asteroid 2021 PDC.

Asteroid yang akan menabrak bumi itu berukuran 35 meter hingga 700 meter.

Akibat tumbukan asteroid, daratan Eropa, Amerika Utara, dan sebagian Afrika terkena imbasnya.

Sedangkan Indonesia di video itu disebutkan menjadi wilayah aman.

Indonesia akan disebut jutaan orang pengungsi dari Eropa, Amerika Utara, dan sebagian Afrika.

Begini narasi dalam video tersebut :

"Indonesia bakal diserbu jutaan pengungsi dari Eropa, Amerika Utara dan sebagian Afrika terkait ledakan asteroid. Para ahli ruang angkasa menemukan asteroid 2021 PDC yang diperkirakan menabrak bumi dan indonesia merupakan wilayah paling aman.

Para ahli ruang angkasa akan membahas dampak tabrakan asteroid 2021 PDC dengan bumi pada konfrensi pertahan planet pada 26 hingga 30 April di Wiena, Austria. Para ahli luar angkasa untuk sementara memprediksi dampak tabrakan asteroid 2021 PDC dengan bumi pada 20 oktober 2021.

Peristiwa alam itu akan memicu sebuah krisis pengungsi besar dari penduduk Eropa, Amerika Utara dan sebagian Afrika ke Indonesia.

Pada konferensi pertahanan planet para ahli juga menyiapkan skenario terbaik untuk menyelematkan penduduk bumi. Para ahli mengungkapkan asteroid yang akan menabrak bumi berukuran antara 35 m dan 700 m.

Posisi asteroid tersebut sangat dekat dan sedang menuju langsung ke bumi. Jika asteroid berada pada lintasan tabrakan probabilitasnya akan terus meningkat. Seiring berjalannya waktu para ilmuwan akan dapat menentukan dimana asteroid mungkin akan menyerang.

Bahaya utama adalah semburan udara yang menyebabkan ledakan berlebih yang mungkin akan mencapai tingkat yang tak dapat dihindari.

Salah satu kelompok yang terlibat dalam konfrensi tersebut adalah planetary society kelompok itu adalah organisasi yang bekerja dengan komunitas ilmiah dan pembuat keputusan dengan satu tujuan yakni mengurangi risiko bumi ditabrak asteroid atau komet" demikian penggalan narasi dalam video tersebut.

Hingga Selasa (20/4/2021) sore, unggahan tersebut telah disukai lebih dari 273 ribu kali, mendapat lebih dari 17.000 komentar, dan dibagikan ulang lebih dari 33.000 kali.

Beragam komentar muncul menanggapi informasi dalam video itu. Benarkah informasi yang disampaikan dalam video itu?

Baca juga: Viral Emak-emak Serbu dan Bakar Mesin Judi, Karena Resah Suami Pulang Tak Bawa Uang, Polisi Dukung

Baca juga: Belum Cukup, Ternyata KKB Targetkan Serang 19 Warga, Bupati Puncak Willem Wandik Tantang Perang

Baca juga: Bupati Puncak, Willem Wandik Tantang KKB Perang di Lapangan Perang Lawan yang Sepadan

Penjelasan LAPAN

Saat dikonfirmasi, Astronom yang juga Peneliti Madya Lapan, Dr Rhorom Priyatikanto, menjelaskan, asteroid PDC 2021 adalah asteroid fiktif.

Ia menekankan, asteroid tersebut tidak benar-benar ada.

"Asteroid yang dibahas dalam video tersebut adalah asteroid fiktif dengan karakteristik dan juga orbit yang direkayasa dalam rangka latihan kesiapsiagaan hadapi malapetaka antariksa" kata Rhorom saat dihubungi Kompas.com, Selasa (20/4/2021).

Asteroid fiktif tersebut merupakan bagian dari simulasi pada acara Planetary Defense Conference atau PDC di Wina, Austria, yang akan diadakan pada 26-30 April 2021. PBB merupakan salah satu yang memprakarsai konferensi tersebut.

"Salah satu agendanya adalah Planetary Defense Conference Exercise dengan kasus asteroid 2021 PDC. Ahli dan pengambil keputusan dilatih dalam pengambilan langkah taktis: pengamatan/pemantauan tindak lanjut hingga perencanaan misi pembelokan asteroid" papar Rhorom.

Ia mengatakan, pertemuan tersebut diadakan agar adanya pemahaman yang semakin baik tentang lintasan dan ukuran asteroid sehingga prediksi dampak dan area terdampak dari bencana antariksa bisa dilakukan.

Sementara itu, Andi Pangerang Hasanudin, Peneliti Pusat Sains Antariksa Lapan juga mengatakan bahwa informasi mengenai asteroid 2021 PDC adalah simulasi.

"Simulasi semua" ujar saat dihubungi Kompas.com secara terpisah, Selasa (20/4/2021).

Asteroid PDC 2021

Melansir laman JPL NASA, dalam Latihan Konferensi Pertahanan Planet pada 2021 di Wina, Austria itu, skenarionya adalah akan ditemukan asteroid pada 19 April 2021 dengan magnitude tampak 21,5 dan dikonfirmasi keesokan harinya.

Dalam skenario yang dipersiapkan, ssteroid tersebut dinamakan dengan asteroid “2021 PDC”.

Penamaan itu sendiri menggunakan tiga huruf penanda yang merupakan sesuatu yang tidak akan pernah dilakukan untuk asteroid sungguhan atau nyata.

Tujuannya adalah sebagai penanda yang menekankan itu hanya asteroid fiksi.

Dalam simulasi tersebut, asteroid akan mendekati Bumi setelah tiga minggu ditemukan. Dalam simulasi itu disebutkan, beberapa wilayah seperti Australia dan Indonesia akan selamat dari asteroid tersebut.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Video Viral Indonesia Akan Diserbu Pengungsi dari Eropa karena Asteroid 2021 PDC, Ini Kata Lapan".

Sumber: Kompas
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved