Hari Tanpa Hujan di OI Diprediksi Juni hingga September, BPBD Siapkan Alat Tempur Karhutla

Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) seakan menjadi momok tahunan di Sumatera Selatan.

Penulis: Agung Dwipayana | Editor: Prawira Maulana
AGUNG DWIPAYANA
Apel gelar pasukan penanggulangan karhutla di Desa Bakung, Kecamatan Indralaya Utara, Kabupaten Ogan Ilir beberapa waktu lalu. 

TRIBUNSUMSEL.COM, INDRALAYA - Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) seakan menjadi momok tahunan di Sumatera Selatan.

Di Kabupaten Ogan Ilir misalnya, data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat, daerah rawan karhutla tersebar di 55 desa di 8 kecamatan.

Dengan terbanyak di wilayah Kecamatan Indralaya Utara dan Pemulutan.

Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Ogan Ilir, Jamhuri mengatakan, rencana pengendalian karhutla mulai dari pencegahan hingga penanggulangan kini sedang dilakukan.

Upaya-upaya tersebut diantaranya dengan menyebar maklumat larangan membuka lahan dengan cara membakar.

Pelatihan kepada kelompok masyarakat, relawan, regu damkar perusahaan mengenai pengendalian karhutla.

"Tim Satgas Penanggulangan Karhutla di dalamnya ada TNI, Polri, BPBD, Manggala Agni dan unsur lainnya melakukan patroli darat dan mendirikan posko terpadu pemadaman karhutla di empat titik," kata Jamhuri kepada TribunSumsel.com, Rabu (21/4/2021).

Keempat posko di titik lokasi sentral wilayah karhutla tersebut yakni Posko Tanjung Raja, Posko Simpang KTM Rambutan, Posko Lubuk Keliat dan Posko Induk Indralaya.

Menurut Jamhuri, berdasarkan data dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Sumatera Selatan, puncak musim kemarau terjadi di bulan Agustus tahun ini.

"Musim kemarau yang akan terjadi di 2021 ini kemungkinan akan berlangsung lebih kering dibandingkan tahun 2020, tetapi tidak separah tahun 2019. Itu data BMKG," jelas Jamhuri.

Semenjak hari tanpa hujan (HTH) diprediksi akan dimulai dari bulan Juni, Juli, Agustus, hingga awal September mendatang.

"Maka selama periode beberapa bulan tersebut, Tim Satgas Karhutla waspada dan siap melakukan upaya penanggulangan apabila terjadi karhutla," tegas Jamhuri.

Untuk teknis penanggulangan karhutla di lapangan, BPBD Ogan Ilir sudah menyiapkan peralatan 'tempur' untuk menghadapi dan mengatasi karhutla.

Jamhuri mengungkapkan, BPBD Ogan Ilir saat ini memiliki mesin pompa pemadam sebanyak 31 unit, truk tangki air 2 unit, mobil double cabin 1 unit, mobil pick up 1 unit dan motor trail 15 unit.

"Kami juga menyiapkan tenda posko 10 unit, tenda pleton dan tenda regu masing-masing 6 unit, tenda keluarga 10 unit, mesin genset 8 unit, nozle dan suntik gambut 18 buah, jet shooter 18 buah serta peralatan lainnya," jelasnya.

Bupati Ogan Ilir, Panca Wijaya Akbar di beberapa kesempatan juga berpesan kepada masyarakat untuk tidak membuka lahan pertanian dengan cara membakar.

"Kepada masyarakat, kami mengimbau untuk tidak membuka lahan dengan cara membakar karena ini dapat menimbulkan karhutla dan bencana kabut asap," kata Panca.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved