Nasib Tiga Guru yang Buat Gibran Marah saat Kunjungan Sekolah, Nama Dicatat : Ini Tidak Bercanda Loh
Gibran mengungkapkan dirinya masih menemukam sejumlah guru yang tidak taat protokol kesehatan, khususnya di ruang guru.
TRIBUSUMSEL.COM, SOLO - Nasib dua guru dan satu tenaga pendidik di perpustakaan yang namanya dicatat Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka saat kunjungan sekolah.
Diketahui, aksi Gibran marah namun ada sebagian guru yang tertawa viral di media sosial.
Peristiwa ini terjadi di SMAN 1 Solo.
Insiden itu terjadi saat meninjau sejumlah sekolah itu bersama Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, Senin (29/3/2021) sekira pukul 09.00 WIB.
Bahkan marahnya Gibran sembari berlalu atau keluar dari ruangan diikuti dengan seruan akan mencatat guru yang tak taat protokol kesehatan alias tak pakai masker.
Kini nasib sejumlah guru itupun sudah diputuskan terkena sanksi.
Berikut 4 fakta kemarahan Gibran kepada guru :
1. Mencatat Nama Guru
Gibran meninggikan suara kepada guru-guru terlihat jelas sembari keluar dari ruangan.
Teguran dilayangkan orang nomor satu di lingkungan Pemkot Solo tersebut karena mereka tidak memakai masker.
"Yang tidak pakai masker, namanya saya catat satu-satu dulu," ucap Gibran dengan tegas yang dibalas sejumlah suara tertawa para guru.
"Ini tidak bercanda loh, ini serius untuk anak-anak kita lho," tambahnya sembari keluar dengan langkah cepat.
Saat itu, Gibran meninjau bersama Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo.
Gibran mengungkapkan dirinya masih menemukam sejumlah guru yang tidak taat protokol kesehatan, khususnya di ruang guru.
"Atau pas mengajar tidak pakai masker. langsung saya tegur. Guru itu yang ditiru," ungkapnya.
2. Tak Pakai Faceshield
Gibran juga menemukan sejumlah guru tidak memakai faceshield saat mengajar.
"Saya cek juga banyak yang masih tidak pakai face shield. Itu pengamanan ekstra," ujar dia.
"Saya juga meminta guru-guru untuk ketat mengawasi anak-anak dalam menjalankan protokol kesehatan," tambahnya.
Meski begitu, Gibran optimis pembelajaran tatap muka di Kota Solo bisa digelar bulan Juli 2021.
"Yang penting orang tua setuju, siap mengantar jemput anaknya. Wajib antar jemput tidak boleh naik sepeda sendiri," ujar dia.
"Orang tua yang tidak setuju, anaknya bisa mengikuti pelajaran dari rumah," tambahnya.
3. Saat Masih PJJ
Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Kota Solo, Herminingsih mengatakan saat itu sejumlah guru itu tengah melakukan pembelajaran jarak jauh (PJJ).
"Saat sedang PJJ, maskernya tidak dipakai," katanya kepada TribunSolo.com, Rabu (31/3/2021).
Kedatangan Gibran dan Ganjar ke ruang guru, sambung Herminingsih, membuat orang-orang di situ kaget, termasuk yang tengah mengajar PJJ.
Karena ingin menyambut mereka, guru tersebut lupa memakai masker hingga akhirnya kena tegur.
"Ada tenaga pendidik yang ada di perpustakaan juga kena tegur," ucap Herminingsih.
Akibat kejadian itu, tenaga pendidik SMA Negeri 1 Kota Solo harus mengikuti sosilasi dan pembinaan dari Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah.
"Pengetatan dilakukan. Yang jelas harus hati-hati. Ini untuk kita dan untuk anak - anak," ujar dia.
"Kemanapun dan kapanpun kita pakai masker. Termasuk, saat PJJ. Saat itu disarankan pakai headset," tambahnya.
4. Guru Kena Sanksi

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Wilayah VII Provinsi Jawa Tengah, Suyanta mengatakan ada tiga guru SMA Negeri 1 yang disanksi.
Sebanyak dua orang tenaga pendidik di ruang guru dan seorang tenaga pendidik di perpustakaan sekolah tersebut.
"Guru yang tidak disiplin tidak boleh mengikuti program uji coba pembelajaran tatap muka," kata dia kepada TribunSolo.com, Rabu (31/3/2021).
Ya, mereka tidak diperkenankan ikut serta dalam simulasi pembelajaran tatap muka (PTM) SMA / SMK sederajat yang dimulai Senin (5/4/2021).
"Tidak boleh mengikuti PTM selama 2 minggu," ucap Suyanta.
Tiga guru tersebut hanya boleh melakukan pembelajaran jarak jauh (PJJ) selama menjalani sanksi.
Mereka tidak boleh menginjakkan kaki di lingkungan sekolah selama 2 pekan.
Adapun Suyanta mengatakan selama simulasi PTM, Satgas Pencegahan Covid-19 tingkat SMA juga diaktifkan.
Mereka akan mengawasi jalannya protokol kesehatan di lingkungan sekolah.
"Bila ada yang melanggar protokol kesehatan untuk segera meninggalkan sekolah," ujarnya. (*)