Berita Palembang
Puluhan Sapi Terinfeksi Virus Jembrana, Ketua PHDI: Dagingnya Masih Boleh Dimakan
Sapi yang terinfeksi virus ini masih bisa dipotong namun jeroannya yang rusak harus dibuang.
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Pertengahan Februari lalu Palembang diserang virus Jembrana. Akibatnya, 22 ekor sapi milik peternak di Jalan Ponorogo, Sukajaya, Kecamatan Sukarami, Kota Palembang mati.
"Tapi, sudah berhenti. Sudah diberi obat dan disinfektan," ujar Ketua Persatuan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) Sumsel, drh Jafrizal, Sabtu (27/3/2021).
Kasus kematian sapi serupa pernah terjadi pada tahun 2018 yang mengakibatkan 140 ekor sapi mati. Dia menjelaskan, virus Jembrana merupakan virus yang menyerang Sapi Bali. Sapi yang terkena virus ini sapi tersebut awalnya mengalami masalah kurang nafsu makan dan mengeluarkan keringat darah.
"Untuk kasus di Sumsel, asalnya kali ini karena adanya pemasukan Sapi Bali dari Bengkulu melalui Jambi," jelasnya.
Menurut Jafrizal, pihaknya telah mengingatkan para peternak di Palembang di bulan Januari agar tidak memasukkan sapi dari dua provinsi tetangga Sumsel ini. Namun, tetap ada saja peternak yang memasukkan dengan diam-diam dengan alasan harga murah.
Usai mendapat laporan kematian sapi-sapi tersebut, pada Februari lalu, pihak Dinas Bersama Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi, pihaknya mengambil sampel untuk kemudian dilakukan penelitian lebih lanjut. Sampelnya sapi mati pun diperiksakan ke Balai Veteriner Lampung.
"Akhirnya didapat hasil positif Jembrana, tetapi sebelumnya kita melakukan pengobatan dan disenfeksi pada sapi-sapi yang sekandang denga yang sakit," terang Jafrizal.
Baca juga: Resep dan Cara Membuat Tahu Walik Tahu Bakso, Camilan Kekinian Khas Banyuwangi Hadir di Palembang
Baca juga: Mengadopsi Arsitektur Sentuhan Eropa, Ini Sejarah Masjid Agung Solihin Kayuagung
Dia menambahkan, sapi yang terinfeksi virus ini masih bisa dipotong namun jeroannya yang rusak harus dibuang. Dagingnya pun tetap bisa dikonsumsi karena viru Jembrana tidak bersifat zoonosis.
"Jadi tidak menular pada manusia tapi perlu ditangani dengan baik agar cairan atau limbah tidak dibuang sembarangan. Kalau tidak diperhatikan dengan benar dapat menyebabkan limbah mencemari lingkungan yang menyebabkan Sapi Bali yang lain tertular," kata Jafrizal.(sp/jati purwanti)