Masyarakat Eropa Ragukan Vaksin AstraZeneca, Ini Penyebabnya

Keberadaan vaksin AstraZeneca diragukan sejumlah pihak. Sebelumnya MUI menyebut AstraZeneca mengandung babi

reuters
Vaksin AstraZeneca 

TRIBUNSUMSEL.COM - Keberadaan vaksin AstraZeneca diragukan sejumlah pihak.

Sebelumnya MUI menyebut AstraZeneca mengandung babi.

Didorong oleh isu pembekuan darah, belasan negara Eropa kini telah memblokir penggunaan vaksin produksi AstraZeneca untuk pencegahan Covid-19.

Melalui survei terbaru, ribuan masyarakat Benua Biru juga mulai kehilangan kepercayaannya pada vaksin asli Eropa tersebut.

Lembaga survei YouGov rupanya telah menemukan adanya keraguan terhadap AstraZeneca sejak bulan Februari lalu.

Pada umumnya mereka lebih percaya pada khasiat vaksin Covid-19 buatan Pfizer-BioNTech dan Moderna.

Kabar mengenai pembekuan darah setelah penggunaan vaksin AstraZeneca berhasil meningkatkan keraguan masyarakat Eropa terhadap vaksin dari Inggris tersebut.

Dilansir oleh Reuters, jajak pendapat yang dilakukan YouGov mencakup sekitar 8.000 orang di tujuh negara Eropa. Survei dilakukan pada 12 - 18 Maret lalu. Hasilnya, orang-orang di Prancis, Jerman, Spanyol, dan Italia kini cenderung melihat vaksin AstraZeneca tidak aman.

Sekitar 55% orang Jerman yang menjadi responden mengatakan bahwa vaksin tersebut tidak aman, sementara hanya kurang dari dari sepertiga sisanya yang mengganggap vaksin AstraZeneca aman dan layak digunakan.

Sementara di Prancis, sebanyak 61% menganggapnya tidak aman. Sejak diblokir oleh pemerintahnya, vaksin AstraZeneca memang semakin ditakuti di Prancis.

Persentase yang cukup kecil tercatat di Italia dan Spanyol. Kebanyakan orang di negara ini sebelumnya merasa vaksin AstraZeneca aman, masing-masing 54% dan 59%. Setelah kabar penggumpalan darah, kepercayaannya turun masing-masing menjadi 36% dan 38%.

Suvei YouGov menunjukkan bahwa hanya di Inggris, tanah kelahiran vaksin AstraZeneca, kekhawatiran tentang pembekuan darah berdampak sedikit atau tidak sama sekali pada kepercayaan publik. Mayoritas responden asal Inggris, sekitar 77% di antaranya, mengatakan bahwa vaksin AstraZeneca aman. 

Meskipun kepercayaan pada AstraZeneca anjlok, namun YouGov mengatakan bahwa tingkat kepercayaan pada vaksin Pfizer dan Moderna tidak banyak berubah sejak survei terakhir dilakukan tiga minggu lalu.

Setidaknya sudah ada 13 negara Eropa yang melarang penggunaan vaksin AstraZeneca dalam dua minggu terakhir.

Vaksin Covid-19 yang dikembangkan bersama dengan para ilmuwan di Universitas Oxford ini dilaporkan telah menyebabkan penggumpalan darah dalam beberapa kasus.

Namun pada hari Jumat (19/3) lalu, Badan Obat Eropa (EMA) mengatakan bahwa vaksin itu aman dan efektif, serta tidak terkait dengan peningkatan risiko penggumpalan darah secara keseluruhan. Banyak pihak yang kemudian mulai berani menggunakan kembali vaksin dari AstraZeneca.

Di sisi lain, EMA tidak begitu saja mengesampingkan adanya hubungan vaksin dengan pembekuan darah. EMA tetap mengingatkan kasus pembekuan darah yang terjadi di otak tersebut dikenal sebagai trombosis sinus vena serebral (CVST).

Tayang di Kontan

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved