Isak Tangis di Rumah Bayi Tanpa Tempurung Kepala yang Meninggal, Tak Bergerak saat Ganti Popok
Syarifudin Hidayatullah terlihat menahan air mata saat menceritakan keadaan Naufal sebelum berpulang.
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Fristin Intan Sulistyowati
TRIBUNSUMSEL.COM, SOLO - Isak tangis terdengar di kediaman pasangan Endang Pujiati (29) dan Syarifudin Hidayatullah (31) di Mangkubumen, Kecamatan Banjarsari, Kota Solo
Bayinya yang tanpa tempurung kepala Muhammad Arrkan Naufal Hidayatulla meninggal dunia pada Selasa (16/3/2021) pukul 21.00 WIB.
Suasana haru sangat terasa saat keluarga mengantar kepergian Arrkan ke tempat peristirahatan terakhir.
Pantauan TribunSolo.com, Ayah Naufal yakni Syarifudin Hidayatullah terus meneteskan air mata.
Syarifudin terlihat begitu kehilangan anak keduanya tersebut.
Terlihat dia terus menyeka air matanya.
Seperti diketahui, Anak kedua dari pitu sempat mengalami sesak nafas sebelum meninggal.
Syarifudin Hidayatullah terlihat menahan air mata saat menceritakan keadaan Naufal sebelum berpulang.
Dia mengatakan, sebelum meninggal anaknya tersebut mengalami sesak nafas pada pukul 15.00 WIB.
Selang satu jam, yakni pada pukul 16.00 WIB, kondisinya belum membaik.
"Karena semakin parah jadi saya panggil perawat," ungkap Syarifudin saat ditemui TribunSolo.com, Rabu (17/3/2021).
Setelah perawat dari Rumah Sakit Brayat Minulya datang memberikan perawatan, nafas Naufal sempat stabil.

Baca juga: Gelagat Pasangan Gali Tanah Tengah Malam Buat Curiga, Ngaku Kubur Kucing, Ternyata Ini, Buat Geger
Baca juga: Geger Bangkai Ular Piton 3,5 Meter Ditemukan di Parit, Badan Terpotong Bagian Tengah, Ini Faktanya
"Tapi pas jam 6 sore, saat ibunya mau ganti popoknya, Naufal tidak bergerak," kata dia.
Syarifudin mengatakan, saat itu, Istrinya memiliki firasat tak enak.
Benar saja, pada pukul 19.00 WIB Naufal kembali sesak nafas dan semakin parah.
Masuk pukul 20.00 Naufal buang air besar cukup banyak dan tidak merespon sama sekali 45 menit kemudian.
"Saat saya panggil perawat, saat diperiksa ternyata sudah berpulang selamanya," kata dia.
Pantauan TribunSolo.com, suasana haru terasa, tangis keluarga pecah mengiringi kepergian Muhammad Arrkan Naufal Hidayatulla.
Syarifudin mengatakan, dirinya tetap bersyukur masih diberikan kesempatan merawat anaknya tersebut sampai 21 hari.
"Di kandungan di vonis tidak bisa bertahan lama," ungkap Syarifudin sambil mengusap air matanya yang jatuh.
Tak lupa, Syarifudin berterimakasih pada semua pihak yang membantu Naufal semasa hidupnya.
"Terimakasih kepada donatur-donatur yang membantu Naufal, semoga amal ibadahnya berkah dan semoga Naufal tenang di sisi Allah SWT," tutup Syarifudin.
Sebelumnya, Sorot mata Ayu Endang Pujiati (29) nampak sayu ketika dirinya bercerita tentang Muhammad Arrkan Naufal Hidayatullah.
Anak kedua Ayu bersama Syarifudin Hidayatullah (31) tersebut terlahir tanpa tempurung kepala.

Ia lahir pada 22 Februari 2021 dengan berat 3 kilogram dan tinggi badan 4,8 sentimeter di sebuah rumah sakit swasta Kota Solo.
Ayu sebenarnya sudah mengetahui kondisi Arrkan sejak kandungannya berusia 4 bulan.
"Sedih dan terpukul saat tahu pertama kali. Tapi mau bagaimana lagi, ini sudah bentuk nyawa. Kalau dihentikan, kasihan," ucapnya kepada TribunSolo.com, Minggu (7/3/2021).
Warga Sidorejo RT 1 RW 1, Kelurahan Mangkubumen, Kecamatan Banjarsari, Kota Solo itu kekeh mempertahankan kandungan, meski mereka tahu risiko yang akan ditanggung.
"Dokter sempat mendiagnosa bayi akan meninggal 1 atau 2 jam setelah persalinan," ucapnya.
Perut Ayu kemudian kontraksi saat usia kandungan menginjak 41 minggu.
Ia kemudian dibawa ke rumah sakit di dekat kediamannya.
"Persalinan dilakukan secara caesar. Tidak bisa normal," tuturnya.
Arrkan kemudian lahir dan langsung mendapat perawatan.
Selang oksigen langsung dipasang guna membantu pernapasannya.
Arrkan harus menginap sepekan di rumah sakit sebelum akhirnya diperbolehkan pulang.
"Alhamdulillah. Allah berkehendak lain. Ini sudah menginjak hari ke-13. Bisa bertahan sampai sekarang, ini sebuah mukjizat," ucapnya.