Dikira Tewas, Ternyata Remaja ini Tidur, Tak Terasa Tubuh Ditimpa Material Longsor : nggak Sakit
Teguh yang sempat dikiranya meninggal dunia karena tertimpa longsor, ternyata masih dalam kondisi tertidur.
TRIBUNSUMSEL.COM - Lelapnya Teguh Setio Pamungkas (17) tidur.
Ia sampai tak tahu jika rumah bahkan tubuhnya tertimpa material longsor.
Bahkan Teguh dikira sudah tewas, padahal hanya tidur.
Diketahui, dua unit rumah tertimpa longsor yang terjadi sekitar pukul 03.00 di Dukuh Kambangan, Desa Menawan, Kecamatan Gebog, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, Rabu (24/2/2021).
Dua rumah yang mengalami rusak sedang tersebut yakni milik Edi Sampurno dan Sugiarto.
Dalam kejadian itu, juga membuat Teguh, warga RT 3 RW 5 Dukuh Kambangan tertimpa material longsor.
Teguh yang sempat dikiranya meninggal dunia karena tertimpa longsor, ternyata masih dalam kondisi tertidur.
"Saya kira anak saya itu meninggal, saya tarik kakinya ternyata lemas karena masih tertidur," ujar Sampurno (54), ayahnya.
Dia menceritakan, sempat terdengar suara ledakan seperti batu besar yang terjatuh.
Namun setelah kejadian itu terdengar suara gemuruh.
Sampurno lantas melompat dari tempat tidurnya dan ke kamar anaknya karena material longsor menghantam dinding kamar dan dapur.
"Saya lompat langsung ke kamar anak sudah tertimpa dinding bata," jelas dia.

Baca juga: Geger Jenazah Tersangkut hingga Hanyut di Sungai, Pemancing Sampai Merinding, Imbas TPU Kena Longsor
Teguh menceritakan, tidak menyadari terjadinya longsor karena sudah dalam kondisi tertidur.
Dia juga tidak merasakan saat material longsor tersebut menimpa tubuhnya.
"Nggak terasa apa-apa, saya masih tidur. Sakit juga nggak," ujarnya.
Sementara itu, Budi Susanto, warga RT 3 RW 5, Dukuh Nogosari, Desa Menawan turut membantu rumah milik Sugiarto yang juga tertimpa material longsor.
Warga masyarakat membantu menghilangkan material longsor itu dengan cangkul dan semprotan air.
"Yang tertimpa hanya dinding rumah, tidak ada warga yang mengalami luka," ujar dia.
Sementara itu, Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Budi Waluyo mengatakan, longsor terjadi di delapan titik.
Selain menimpa dua rumah tersebut, longsor juga terjadi di Jambe dua titik, Nogosari tiga titik, Dersoyo satu titik.
"Longsor terjadi karena intensitas tinggi sejak malam hari membuat kontur tanah tidak stabil," ujarnya.
Material tanah longsor berupa tanah dan batu sehingga menutup akses jalan. Kemudian dua rumah yang tertimpa longsor karena berada di tepi tebing setinggi 15-20 meter.
"Kerugian per rumahnya sekitar Rp 15 juta," ujar dia.
(Tribun Jateng/raka f pujangga)