Muslim Uighur di Xinjiang
Muslim Uighur di Xinjiang China, Tinggal Berabad-abad, Ingin Merdeka, Mahir Bertani dan Menenun
Uighur adalah etnis minoritas di China yang secara kultural lebih dekat terhadap bangsa Turk di Asia Tengah, ketimbang mayoritas bangsa Han
TRIBUNSUMSEL.COM--CHINA mendapat kecaman masyarakat dunia karena perlakuan semena-mena terhadap etnis Muslim Uighur di Provinsi Xinjiang, China. Mulai dari dugaan pelecehan seksual, penyiksaan, kerja paksa, hingga sterilisasi perempuan, pelanggaran HAM hingga isu genosida atau pembunuhan massal.
Sesungguhnya siapa Bangsa Uighur? Mengapa mereka menjadi viral dan mendapat perhatian dunia?
Uighur adalah etnis minoritas di China yang secara kultural lebih dekat terhadap bangsa Turk di Asia Tengah, ketimbang mayoritas bangsa Han, China.
Kendati ditetapkan sebagai daerah otonomi, Xinjiang sebagai satu provinsi terbesar di China, tidak benar-benar bebas dari cengkraman partai Komunis. Beijing mengeluarkan aturan baru yang melarang warga muslim Uighur melakukan ibadah atau mengenakan pakaian keagamaan di depan umum.
Baca juga: Inggris Kecam China Soal Pelecehan, Penyiksaan, dan Sterilisasi Paksa Wanita Muslim Uighur
Larangan tersebut antara lain mengatur batas usia remaja untuk bisa memasuki masjid menjadi 18 tahun, dan kewajiban pemuka agama untuk melaporkan naskah pidatonya sebelum dibacakan di depan umum.
Komunis China juga melarang mengenakan jilbab dan memelihara janggut.
Selain itu upacara pernikahan atau pemakaman yang menggunakan unsur agama Islam dipandang "sebagai gejala radikalisme agama."
Bermula Deklarasi Merdeka
Bangsa Uighur di Xinjiang dicatat oleh sejarah sudah ada sejak berabad-abad silam. Pada awal abad ke-20 etnis bangsa ini mendeklarasikan kemerdekaan mereka dengan nama Turkestan Timur. Namun pada tahun 1949, Mao Zedong menyeret Xinjiang ke dalam kekuasaan penuh Beijing.
Sejak saat itu hubungan China dengan etnis minoritasnya itu diwarnai kecurigaan, terutama terhadap gerakan separatisme dan terorisme.
Salah satu cara Beijing mengontrol daerah terluarnya itu adalah dengan mendorong imigrasi massal bangsa Han ke Xinjiang. Pada 1949 jumlah populasi Han di Xinjiang hanya berkisar enam persen dari total penduduk China. Di tahun 2010, jumlahnya sudah berlipatganda menjadi 40 persen.
Baca juga: AS Serukan Investigasi Tekait Laporan Perkosaan Massal kepada Muslim Uighur di China, Ada Bukti
Di utara Xinjiang yang menjadi pusat pertumbuhan ekonomi, bangsa Uighur bahkan menjadi minoritas. Sebenarnya, bangsa Uighur bukan etnis muslim terbesar di China, melainkan bangsa Hui.
Gagal Jadi Perwira Tentara, Pilih Merantau ke Jakarta Nasibnya Berubah Drastis Kini Jadi Artis |
![]() |
---|
TERKUAK Kronologi dan Motif Oknum Polisi Bunuh Riska dan Bocah 13 Tahun, Jasad Dibuang Terpisah |
![]() |
---|
Terlalu Akrab, Video Verrell Bramasta Peluk Riza Syah Sambil Berbaring Jadi Perbincangan di Sosmed |
![]() |
---|
Terkuak Ayus Diam-diam Sambangi Rumah Nissa Sabyan, Tetangga Bongkar Fakta Mengejutkan Ini |
![]() |
---|
Bareskrim Polri Akhirnya Angkat Bicara Atas Upaya Pelaporan Presiden Jokowi Karena Kerumunan di NTT |
![]() |
---|