Nasib Penggarap Karet di Tengah Harga Tak Menentu, Hanya Minta Sebanding dengan Harga Beras

"Kebetulan saya ini jualnya karet kering per dua minggu sekali, dalam dua minggu kadang dapat 25 Kg dibagi dua dengan pemilik kebun,
harganya agak naik ini baru dua hari terakhir," ujarnya.

Menurutnya, bila dibandingkan dengan harga beras, harga karet saat ini masih belum memadai, sebab satu kilogram karet tidak bisa membeli satu kilogram beras di pasaran.

"Bila dibanding beras masih jauh, pengennya enggak muluk-muluk sebanding saja dengan harga beras, kalau sebanding kami merasa sudah cukup terbantu, apalagi saya ada tanggungan cucu yang ikut saya," ungkapnya.

Namun meski harga tak terlalu menggembirakan Ia pun sedikit bersyukur karena produksi getah karet cukup stabil, meski pun saat ini sedang musim penghujan dan banyak kadar air.

"Jumlah getah karet yang dihasilkan lumayan, kita jualnya karet kering, sekarang apabila kotor tengkulak enggak mau, mereka sekarang mau milih yang bersih," ujarnya.

Sementara Ramlan salah seorang pengepul karet di Kota Lubuklinggau mengaku semenjak harga karet mengalami kenaikan jumlah karet yang dijual para petani mengalami peningkatan dari pada biasanya.

"Untuk sementara karet yang dihasilkan sedikit mengalami peningkatan, namun untuk harga  sementara mengalami penurunan Rp. 700 rupiah menyesuaikan info dari pabrik," ungkapnya.

Ia menyebutkan harga beli kareng kering dari tingkat petani saat ini dikisaran Rp 9,2 ribu perkilogram sedangkan harga jual ke pabrik dikisaran Rp 10-11 ribu per kilogram tergantung kualitas.

"Sementara harga karet basah kita beli bervariasi mulai dari Rp. 6,5 ribu,
Rp 7,5 ribu dan yang paling kotor Rp 5 ribu per kilogram tergantung karetnya," ujarnya. (Joy)