Gunung Merapi Keluarkan Asap Sulfatara Berwarna Putih dengan Tinggi 400 Meter, Pertanda Apa ?

Angin bertiup lemah ke arah utara. Suhu udara 17-20 °C, kelembaban udara 72-91 persen, dan tekanan udara 871-916 mmHg.

Editor: Weni Wahyuny
twitter BPPTKG
Gunung Merapi pada Jumat 19 Februari 2021 pagi ini terlihat mengeluarkan asap sulfatara berwarna putih, intensitas tebal, dan tinggi ±400 m di atas puncak. Emisi asap sulfatara merupakan kejadian yang biasa terjadi di gunung api aktif. 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Maruti Asmaul Husna

TRIBUNSUMSEL.COM, YOGYA - Kondisi Gunung Merapi, Jumat (19/2/2021).

Dari hasil laporan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), Gunung Merapi  mengeluarkan asap sulfatara yang berwarna putih, intensitas tebal, dan tinggi ±400 m di atas puncak.

"Merapi pagi ini terlihat mengeluarkan asap sulfatara yangg berwarna putih, intensitas tebal, dan tinggi ±400 m di atas puncak," kata Kepala BPPTKG, Hanik Humaida, Jumat (19/2/2021).

Hanik melanjutkan, emisi asap sulfatara merupakan kejadian yang biasa terjadi di gunung api aktif.

"Asap berwarna putih menunjukkan komposisi gas yang dominan adalah uap air," imbuhnya.

Selain itu, pada periode pengamatan, Jumat (19/2/2021) pukul 00.00-06.00 WIB, Gunung Merapi teramati mengalami 15 kali guguran lava pijar dengan jarak luncur maksimum 1.000 m ke arah barat daya.

"Gunung jelas hingga kabut 0-I. Asap kawah teramati berwarna putih dengan intensitas tebal dan tinggi 100 m di atas puncak kawah. Teramati 15 kali guguran lava pijar dengan jarak luncur maksimum 1.000 m ke arah barat daya," ujar Hanik.

Pada periode tersebut, cuaca cerah dan berawan.

Angin bertiup lemah ke arah utara. Suhu udara 17-20 °C, kelembaban udara 72-91 persen, dan tekanan udara 871-916 mmHg.

Aktivitas kegempaan yang terjadi di antaranya, 24 kali gempa guguran dengan amplitudo 4-38 mm dan durasi : 11-97 detik; 1 kali gempa hembusan dengan amplitudo 30 mm dan durasi 32 detik; serta 3 kali gempa hybrid/fase banyak degan amplitudo 3 mm, S-P 0.3-0.6 detik, dan durasi 6-8 detik.

Sementara, pada periode 6 jam sebelumnya, yakni Kamis (18/2/2021) pukul 18.00-24.00 WIB, gunung merapi tampak jelas hingga kabut 0-I. Asap kawah tidak teramati.

Selain itu, teramati 10 kali guguran lava pijar dengan jarak luncur maksimum 1.200 m ke arah barat daya.

Pada periode tersebut, cuaca Gunung Merapi berawan.

Angin bertiup sedang ke arah timur laut. Suhu udara 19-21 °C, kelembaban udara 71-73 persen, dan tekanan udara 917-918 mmHg.

Adapun aktivitas kegempaan yang terjadi antara lain, 37 kali gempa guguran dengan amplitudo 3-37 mm dan durasi 13-150 detik; 3 kali gempa hembusan dengan amplitudo 7-8 mm dan durasi 15-18 detik; serta 1 kali gempa hybrid/fase banyak dengan amplitudo 4 mm, S-P 0.6 detik, dan durasi 10 detik.

Hanik menyatakan, Gunung Merapi saat ini masih berstatus siaga (level III).

Potensi bahaya saat ini, kata Hanik, berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya, meliputi sungai Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih sejauh maksimal 5 km.

Sedangkan, lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.

Hanik menyampaikan, daerah di luar potensi daerah bahaya saat ini kondusif untuk beraktivitas sehari-hari.

"Diharapkan dapat berlangsung seterusnya. Namun, jika terjadi perkembangan erupsi yang mengarah ke daerah tersebut setidaknya masyarakat sudah memanfaatkan waktu yang ada dengan baik. Hal ini sesuai dengan konsep living harmony dengan Merapi," tambahnya. ( Tribunjogja.com )

Artikel ini telah tayang di Tribunjogja.com dengan judul UPDATE Gunung Merapi : Asap Sulfatara Keluar Berintensitas Tebal dengan Tinggi 400 M Pagi Ini

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved