Galeri Foto
Malam Tahun Baru Imlek di Palembang
Pengurus klenteng mondar-mandir menghimbau dengan pengeras suara kepada warga tionghoa yang akan melakukan sembahyang.
TRIBUNSUMSEL.COM,PALEMBANG - Burung...burung... burung ko....Sayuti menawarkan burung pipit kepada warga tionghoa yang baru memasuki klenteng Dewi Kwam in di Kawasan 9-10 ulu,Palembang, (11/2/2020) malam. Burung pipit itu biasanya dilepas liarkan atau sering warga tionghoa sebut Feng Sheng.
Melepas burung menjadi sebuah simbol menjalin hidup berkesinambungan dengan alam, Membiarkannya keluar dari sangkar bermakna membiarkan burung menuju tempat hidup aslinya di alam, dengan harapan dapat menerima karma baik.
" Malam ini sepi warga tionghoa membeli burung, tidak seperti tahun kemarin. biasanya menjelang malam pergantian tahun burung sudah setengah terjual. Malam ini baru satu yang membeli," Ujar Penjual burung, Sayuti.
Suanana sepi memang sangat terlihat jelas di Kelenteng itu. tidak seperti biasanya pada malam pergantian tahun (tahun baru cina) di klenteng Dewi Kwam in yang selalu memasang ornamen seribu lampion dan hingar bingar barongsai.
Pengurus klenteng mondar-mandir menghimbau dengan pengeras suara kepada warga tionghoa yang akan melakukan sembahyang di Malam pergantian tahun tikus logam menuju kerbau logam untuk selalu mentaati protokol kesehatan.
Pengelola Klenteng Tri Dharma Chandra Nadi atau sering dikenal warga klenteng Dewi Kwam in, Tjik Harun mengatakan bahwa pengurus klenteng mengatakan warga tionghoa harus menggunakan masker saat melakukan ritual sembahyang.
" Panitia menyiapkan masker, apabila warga tionghoa lupa membawa masker utnuk menekan penyebaran covid-19," Ujar Pria yang sering di Panggil Ko Harun.
Dia mengatakan memang pengurus klenteng tidak memasang seribu lampion dan tidak ada barongsai seperti tahun sebelumnya dikarenakan kegiatan tersebut dikhawatirkan menimbulkan kerumunan banyak orang dan dapat menjadi penyebaran COVID-19.
Galeri Foto :














