Ikatan Cinta 6 Februari 2021: Al Sampai Sebelum Majelis Hakim Kabulkan Gugatan Cerai Andin

Segmen 2 Episode 155 Ikatan Cinta RCTI, Sabtu (6/2/2021): Aldebaran hampir kecelakaan dan berlari kencang menuju pengadilan agama. 

RCTI+
Ikatan Cinta 6 Februari 2021: Al Sampai Sebelum Majelis Hakim Kabulkan Gugatan Cerai Andin 

TRIBUNSUMSEL.COM – Segmen 2 Episode 155 Ikatan Cinta RCTI, Sabtu (6/2/2021): Aldebaran hampir kecelakaan dan berlari kencang menuju pengadilan agama. 

Ada rasa sesal Andin untuk melayangkan gugatan pada waktu hati sedang bimbang. 

Angga pergi ke tempat servis setelah tahu laptop dan ponsel Roy tak menyala. 

Ternyata Al sampai sebelum Majelis Hakim memutuskan untuk mengabulkan gugatan Andin 

Inti Cerita: 

Kembali pada persidangan, muka Andin dan Sarah makin risau.

Hakim Ketua memanggil Andin sebagai penggugat dan membenarkan gugatan itu.

Andin membenarkan dengan terbata-bata.

Lalu ada pertanyaan lanjut, Aldebaran akan datang?

Andin meyakinkan.

Hakim Ketua mengatakan jika tergugat tak datang termasuk kuasa hukum, tergugat tak punya hak menyanggah.

Besar kemungkinan, gugatan dikabulkan.

Andin meminta Majelis Hakim untuk menunggu.

Akhirnya sidang ditunda 30 menit.

Pada saat bersamaan, Sarah punya perasaan tak enak, sementara Andin jadi yakin dengan ucapan Al.

Andin ingin bertahan dan kuat bersama.

Tanpa mengetahui Al terus membangunkan Surya.

Al berdoa agar Surya sadar dan jangan meninggalkan Andin dan mereka, karena Andin sangat menyayangi Surya.

Keajaiban, Surya terbangun dan Al mengangkat Surya karena denyut jantung Surya sangat lemah.

Maka, Al menggotong Surya untuk membawanya ke rumah sakit.

Di ruang sidang, Andin terus menanti Al dan sidang kembali berlanjut.

Andin terus menunda waktu, tapi Ketua Majelis Hakim tetap dengan aturan persidangan untuk meneruskan jalan persidangan.

Kian lama, Andin kian risau.

Di sekolah Reyna, Nino sudah sampai menggantikan Surya.

Sementara Rosa berusaha memujuk.

Nino memeluk Reyna dan ini melegakan Rosa yang sempat cemas dengan Surya yang tak ada kabar.

Rosa dan Mirna mencemaskan keadaan Surya yang belum datang.

Al mau memberitahukan kepada Andin karena tahu sidang sudah bermula.

Tapi Andin tak akan menjawab karena ponsel mereka harus dimatikan saat persidangan.

Al makin risau dengan keadaan Surya yang setengah sadar.

Hingga meminta Al pergi mendatangi sidang, tapi Al tahu Surya sangat mencintai Andin.

Surya masih ingat dengan Al yang dulu sangat mendendami Andin.

Kini Surya melihat Al kini sangat mencintai Andin karena diriya.

Al akan berusaha agar datang ke persidangan.

Angga berharap ini laptop ini ada petunjuk pembunuh Roy yang sebenarnya.

Setelah anak buah Angga membeli pengisi daya, harapannya akan mendapati petunjuk.

Laptopnya tak kunjung menyala dan Angga mulai panik.

Demikian pula dengan ponsel.

Maka, Angga menghubungi Michi untuk mengabarkan laptop dan ponsel yang mati total.

Akhirnya, Michi menyarankan Angga untuk pergi ke tempat servis.

Angga berharap dapat diperbaiki dan pembunuh Roy sebenarnya dapat dibongkar.

Saat Al sampai ke rumah sakit, ada Michi di lokasi yang sama dan menghampiri Surya.

Al dan Michi membawa Surya ke dalam UGD rumah sakit.

Jika diputus verstek, akan jadi masalah untuk Al nanti.

Kalakian, Michi yang menjaga Surya di UGD sedangkan Al lantas bergegas.

Michi berharap Andin dan Al bersatu lagi.

"Kejarlah kebahagiaanmu, Al," pinta Michi.

Nino menggali tanah untuk menanamkan tanah Reyna, layaknya anak dan ayah.

Nyatanya demikian.

Rosa dan Mirna mengawasi mereka dari jauh dan senang.

Tananam Reyna sudah selesai dan ditunjukkan kepada guru.

Reyna akan menjaga tumbuhan itu agar berbuah.

Guru memberikan nilai A+.

Reyna bahagia karena ada Nino yang membantunya.

Di tengah hujan, Al terus mengebut sementara Majelis Hakim masih menunggu kehadiran Al.

Suasana makin bercampur aduk, antara cemas dan risau.

Ditambah hujan makin deras turun.

Andin sampai mengira Al berubah pikiran dan tak berniat datang, atau ada sesuatu yang terjadi kepadanya.

Dan hampir saja, Al menabrak truk yang mogok.

Al melihat jam dan melihat kiri-kanan.

Kemudian Al mengambil ponsel dan berlari menuju pengadilan agama.

Timbul sesal dari diri Andin karena melayangkan gugatan cerai pada saat hatinya sendiri bimbang.

Bahkan Andin sadar tak siap mengambil putusan itu.

Ketua Majelis Hakim memutuskan Aldebaran tak datang berdasarkan Pasal 132 HIR.

Sewaktu palu hendak diketuk, Al sudah sampai dengan terengah-engah.

"Tunggu! Saya hadir," ujar Al.

Keyakinan Andin benar.

Andin melihat Al yang mengatakan tak ingin ada perceraian.

Air mata Andin terus mengalir dan Al menatap tajam ke arah Majelis Hakim.

Bersambung ke segmen 3.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved