Update Harga Karet Sumsel
Update Harga Karet Sumsel 1 Februari 2021, KKK 100 Hingga 40 Persen Naik
Di awal bulan Februari ini, harga karet di Sumatera Selatan (Sumsel) untuk kadar karet kering (KKK) 100 persen hingga 40 persen naik.
Penulis: Linda Trisnawati | Editor: Yohanes Tri Nugroho
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Di awal bulan Februari ini, harga karet di Sumatera Selatan (Sumsel) untuk kadar karet kering (KKK) 100 persen hingga 40 persen naik.
"Harga karet hari naik Rp 284 per kg, dibandingkan indikasi karet hari Jumat 29 Januari 2021 untuk KKK 100 persen," kata Kabid Pengolahan dan Pemasaran Hasil Dinas Perkebunan Provinsi Sumsel Rudi Arpian MSi, Senin (1/2/2021).
Berdasarkan data Singapore Commodity yang diolah Dinas Perdagangan Provinsi Sumsel bersama Gabungan Pengusaha Karet Indonesia (Gapkindo) Sumsel, harga karet KKK 100 persen pada 29 Januari 2021 Rp 18.264 per kg.
Sedangkan harga karet hari ini, Senin (1/2/2021) untuk KKK 100 persen Rp 18.548 per kilogram, artinya ada kenaikan Rp 284 per kg.
Lalu untuk KKK 70 persen diharga 12.984 per kg, KKK 60 persen diharga Rp 11.129 per kg, KKK 50 persen diharga Rp 9.274 per kg, dan KKK 40 persen diharga Rp 7.419 per kg.
"Kita berharap harga tetap stabil di harga Rp 18 ribu hingga Rp 19 ribu per kg untuk KKK 100 persen," katanya.
Menurut Rudi, di Sumsel ini kadar karet kering yang paling banyak dijual masyarakat yaitu, kalau non UPPB (Unit Pengolahan dan Pemasaran Bahan Olahan Karet (Bokar)) KKK dibawah 50 persen, sedangkan kalau UPPB antara 50 persen sampai 60 persen.
"Tips agar kadar karet kering ditingkat petani lebih maksimal atau bahkan bisa 100 persen. Caranya yaitu pakai bahan pembeku yang dianjurkan dan harus seragam. Bisa pakai Specta, Asap Cair atau Deorub," katanya.
Lalu umur bahan olah karet rakyat (Bokar) harus sama, misal kalau umur seminggu dijual seragam umur seminggu. Jangan dicampur dengan Bokar yang ber umur 2 atau 3 hari.
Kemudian, tidak boleh direndam dan dicampur dengan bahan bukan karet, makin cepat ditumpahkan dari bak pembeku makin tinggi KKK nya.
"Lalu untuk penerapan lelang karet dengan sistem satu desa, satu mutu, satu harga dan satu hari lelang atau 4S juga bisa meningkatkan harga jual di tingkat petani," katanya.
Menurutnya, inovasi lelang karet 4S mampu meningkatkan nilai jual harga karet lebih tinggi dengan selisih Rp 3.000 sampai Rp 4.000 per kg dari harga jual sebelumnya.
Dengan harga yang lebih tinggi maka tingkat kesejahteraan masyarakat petani karet, buruh karet akan lebih baik.
Rudi menjelaskan langkah lelang 4S yang diinisiasi pemprov tersebut juga mampu mengatasi masalah mutu Bokar rendah dan beragam, serta tingkat adopsi teknologi karet baru mencapai 60 persen.
Tak hanya itu, selama ini rantai pemasaran karet di Sumsel dinilai cukup panjang dengan kegiatan pemasaran bokar dengan pola tradisional.
Menurutnya, manfaat utama inovasi ini adalah meningkatkan kesadaran petani, perbaikan mutu bokar, meningkatkan posisi tawar, transparansi dari bagian harga yang lebih besar.
"Inovasi lelang 4S sebagai langkah tepat merespon rendahnya harga karet petani. Hingga saat ini terdapat 279 UPPB (unit pengolahan dan pemasaran bokar) yang tersebar di 14 Kabupaten/Kota," katanya.