Berita Lubuklinggau

Asal Mula Sebutan Simpang RCA Lubuklinggau ternyata Ada Kaitannya dengan Korea, Ini Sejarah Lengkap

Simpang RCA sebuah nama pertigaan di Kota Lubuklinggau Sumatra Selatan (Sumsel) yang namanya terkenal di Bumi Silampari.

Penulis: Eko Hepronis | Editor: Vanda Rosetiati
TRIBUN SUMSEL/EKO HEPRONIS
Simpang 3 RCA di Lubuklinggau. 

TRIBUNSUMSEL.COM,LUBUKLINGGAU - Simpang RCA sebuah nama pertigaan di Kota Lubuklinggau Sumatra Selatan (Sumsel) yang namanya terkenal di Bumi Silampari.

Bagaimana tidak, tempat ini terus dilewati setiap kali melintas keberbagai tujuan baik menuju Provinsi Bengkulu atau Provinsi Jambi.

Bahkan di pertigaan ini pula polisi setiap pagi dan sore selalu berjaga mengatur kendaraan lalu lintas sekaligus menegakkan peraturan lalulintas.

Bagi kalangan aktivis mahasiswa dan aktivis sosial Simpang RCA merupakan sebuah tempat bersejarah, karena di tempat ini selalu dijadikan tempat menggelar aksi dan penggalangan dana.

Termasuk bagi para pengemis, anak jalanan dan manusia silver, Simpang RCA merupakan surga bagi mereka, setiap sore menjelang petang tempat ini selalu dipenuhi orang untuk meminta-minta.

Namun siapa sangka simpang tiga yang yang paling terkenal ini memiliki sejarah panjang. Simpang RCA dulu adalah sebuah pertigaan biasa di kota ini.

Pemerhati Sejarah Kota Lubuklinggau, Suwandi mengatakan bahwa asal-usul nama dari sebutan Simpang RCA adalah kebiasaan dari masyarakat Kota Lubuklinggau kala itu.

Ia bercerita RCA adalah sebuah perusahaan asal Korea yang membangun jalan dari Kota Lubuklinggau sampai Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara) hingga Sorolangun Provinsi Jambi.

"Jalan RCA itu dibangun sekitar awal 1980-an. RCA itu perusahaan asal Korea yang membangun jalan dari simpang tiga itu (RCA) sampai ke Muratara bahkan Jambi," ungkapnya, Rabu (27/1/2021).

Semenjak jalan Simpang RCA itu selesai dibangun dan warga yang melintas kerap menyebutnya sebagai Simpang RCA. Sejak saat itulah pertigaan itu dikenal sebagai Simpang RCA.

"Sejak saat itu warga Kota Lubuklinggau ketika hendak mengarah kepertigaan itu selalu menyebut Simpang RCA sampai dengan saat ini," ujarnya.

Ia mengungkapkan, sebetulnya antara Lubuklinggau -Sarolangun provinsi Jambi sudah terdapat jalan lama yang menghubungkan antara satu desa dengan desa yang lainnya.

"Karena letak desa ini rata -rata berada di pinggir sungai, sehingga jalan lama yang mengikuti aliran anak sungai ini perlahan-lahan ditinggalkan," tambahnya.

Penelusuran Tribunsumsel Istimewanya Jalan RCA.

Istimewanya jalan buatan perusahaan Korea ini ada pada tingkat kelurusannya. Hanya sedikit tikungan, sehingga berkendara di jalan ini seolah- olah berasa di jalan yang lurus tanpa hambatan.

Kemudian jalan lintas sepanjang 100 an Km ini cukup lengang buat memacu kendaraan. Rata-rata kendaraan yang melintas di jalan ini dengan kecepatan 80 Km/jam.

Bahkan rata-rata bus-bus besar antar pulau dan truk-truk besar yang melintasi jalan ini rata-rata dengan kecepatan tinggi karena jalannya lengang dan lurus.

Namun saat melintasi jalan ini pengendara harus ekstra hati-hati dan sebaiknya selalu fokus. Mengingat jalan tanpa hambatan ini kerap melintas kerbau-kerbau warga yang kadang membuat kecelakaan lalulintas.

Ketahanan Jalan Diatas Rata-Rata

Ketahanan Jalan buatan Korea ini tak diragukan lagi, selama beberapa tahun terakhir melewati jalan ini terbilang jarang sekali ditemui kerusakan yang parah atau sampai berlubang.

Kerusakan jalan paling sering adalah aspal mengelupas atau jalan sedikit bergelombang. Kerusakan ini pun tidak cukup terasa meskipun kita berkendara 100 km/jam sekalipun.

Ikuti Kami di Google Klik

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved