Harga Karet Hari Ini Naik Rp 122 Per Kg, Jumat 22 Januari 2021
Setelah dua hari berturut-turut harga karet di Sumatera Selatan (Sumsel) untuk kadar karet kering (KKK) 100 persen hingga 40 persen
Penulis: Linda Trisnawati | Editor: Prawira Maulana
Laporan Wartawan Tribunsumsel.com, Linda Trisnawati
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Setelah dua hari berturut-turut harga karet di Sumatera Selatan (Sumsel) untuk kadar karet kering (KKK) 100 persen hingga 40 persen kembali turun, hari ini kembali naik tipis.
"Harga karet hari ini naik Rp 122 per kg, dibandingkan indikasi karet hari Kamis 21 Januari 2021 untuk KKK 100 persen," kata Kabid Pengolahan dan Pemasaran Hasil Dinas Perkebunan Provinsi Sumsel Rudi Arpian MSi, Jumat (22/1/2021).
Berdasarkan data Singapore Commodity yang diolah Dinas Perdagangan Provinsi Sumsel bersama Gabungan Pengusaha Karet Indonesia (Gapkindo) Sumsel, harga karet KKK 100 persen pada 21 Januari 2021 Rp 18.543 per kg.
Sedangkan harga karet hari ini, Jumat (22/1/2021) untuk KKK 100 persen Rp 18.665 per kilogram (kg), artinya ada kenaikan Rp 122 per kg.
Lalu untuk KKK 70 persen diharga Rp 13.066 per kg, KKK 60 persen diharga Rp 11.199 per kg, KKK 50 persen diharga Rp 9.333 per kg, dan KKK 40 persen diharga Rp 7.466 per kg.
"Harapannya harga masih tetap stabil di harga Rp 18.000 hingga Rp 19.000, untuk KKK 100 persen," katanya.
Rudi menambahkan, di Sumsel ini kadar karet kering yang paling banyak dijual masyarakat yaitu, kalau non UPPB (Unit Pengolahan dan Pemasaran Bahan Olahan Karet (Bokar)) KKK dibawah 50 persen, sedangkan kalau UPPB antara 50 persen sampai 60 persen..
"Pemprov Sumsel menilai penerapan lelang karet dengan sistem satu desa, satu mutu, satu harga dan satu hari lelang atau 4S bisa meningkatkan harga jual di tingkat petani," katanya.
Menurutnya, inovasi lelang karet 4S mampu meningkatkan nilai jual harga karet lebih tinggi dengan selisih Rp 3.000 sampai Rp 4.000 per kg dari harga jual sebelumnya.
Dengan harga yang lebih tinggi maka tingkat kesejahteraan masyarakat petani karet, buruh karet akan lebih baik.
Rudi menjelaskan langkah lelang 4S yang diinisiasi pemprov tersebut juga mampu mengatasi masalah mutu Bokar rendah dan beragam, serta tingkat adopsi teknologi karet baru mencapai 60 persen.
Tak hanya itu, selama ini rantai pemasaran karet di Sumsel dinilai cukup panjang dengan kegiatan pemasaran bokar dengan pola tradisional.
"Lemahnya posisi petani karena mereka tidak berkelompok dalam UPPB. Sehingga, tingkat kesadaran petani terbatas mengenai pentingnya kelembagaan pemasaran yang terorganisir," katanya.
Menurutnya, manfaat utama inovasi ini adalah meningkatkan kesadaran petani, perbaikan mutu bokar, meningkatkan posisi tawar, transparansi dari bagian harga yang lebih besar.
"Inovasi lelang 4S sebagai langkah tepat merespon rendahnya harga karet petani. Hingga saat ini terdapat 279 UPPB (unit pengolahan dan pemasaran bokar) yang tersebar di 14 Kabupaten/Kota," katanya.