Berita OKU

Harga Karet Januari 2021 Tak Stabil, Petani di OKU: Naik Harga Dikit-dikit, Turunnya Kencang

Pada minggu ke-2 bulan Januari ini harga karet yang diitmbang dwi mingguan sudah turun dari Rp10 .000/kg turun menjadi Rp 9.500/kg.

Sripoku.com Leni Juwita
Anak petani karet saat memeriksa getah karet dimangkuk penampungan getah karet. foto diambil diwilayah Kecamatan Semidangaji. 

TRIBUNSUMSEL.COM.BATURAJA---Belum sebulan petani riang karena harga karet menyentuh angka Rp 10.000/kg.

Kini harga komuditas andalan petani itu sudah turun lagi.

Pada minggu ke-2 bulan Januari ini harga karet yang diitmbang dwi mingguan sudah turun dari Rp10 .000/kg turun menjadi Rp 9.500/kg.

“Naiknya harga karet  dikit-dikit, turunnya kencang ,” keluh salah seorang petani karet dengan nada sedih.

Padahal petani harga karet akan membaik seriring dengan pergantian tahun , namun harapan ini nampaknya belum terwujud. Petani kembali lesu melihat kenyataan harga karet kembali merosot.

Padahal petani sedang senang-senangnya menyambut kenaikan harga yang sedikit demi sedikit merangkak naik hingga menyentuh angka Rp 10.000.

Dilema petani karet seperti tak kunjung habis. Belum lagi dihadapkan dengan musim penghujan, hampir setiap hari hujan turun sehingga petani tidak bisa menyadap.

Masalah  cuaca yang kurang bersahabat ini semakin diperparah dnegan anjloknya harga getah karet sehingga  menyurutkan semangat petani menyadap karet.

Seperti dituturkan, Abdul (65), petani karet di Kecamatan Semidangaji ini mengaku terpaksa menyadap karet meskipun usianya tak lagi muda, sebagai kepala keluarga yang masih memilik tanggungan anak yang masih kuliah ayah empat anak ini mengaku tidak bisa bisa bermalas-malasan.

Petani karet di Kecamatan Semidang ini Kabupaten Ogan Komering Ulu ini mengaku terus berangkat ke kebun karet meskipun dalam cuaca hujan. Hujan yang turun diwaktu pagi memang menjadi penghalang bagi sebagian orang untuk berangkat kekebun, karena udara dingin, jalanan becek.

Untuk menyiasati musim penghujan  memasuki awal tahun 2021 ini, Abdul   harus benar-benar bisa membaca situasi, dengan memanfaatkan duaca yang sedang bagus Abdul berbegas menyadap karet.

Diwkatu hujan sudah reda itu dimanfaatkan oleh Ismail untuk menyadap karet, agar sadapannya tidak sia-sia Abdul  langsung memberi pupuk beku .

Kalau dalam keadaan normal  pemupukan dilakukan setelah semua pohon karet selesai disadap.

Namun dimusim penghujan ini, harus disiasati dengan cara segera melakukan pemupukan begitu sudah terlihat cuaca sudah mulai mendung.

Dengan sistim ini getah karet yang sudah turun dimangkok penampung tidak akan terbuang sia-sia akibat hujan turun. (Sripoku.com Leni Juwita)

Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved