Berita Bisnis Palembang

Kenaikan Harga Cabai dan Telur Ayam Ras Sokong Inflasi di Sumsel, Desember 2020 Tercatat 0,57 Persen

Cabai rawit masih mendominasi penyebab inflasi karena harganya memang melonjak tajam menjelang akhir tahun hingga sekarang masih tinggi.

Penulis: Hartati | Editor: Vanda Rosetiati
Tribun Sumsel/ Eko Hepronis
Pedagang cabai di Lubuklinggau. Inflasi di Lubuklinggau dan Kota turun memengaruhi inflasi di Sumsel pada Desember 2020. 

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Selatan (Sumsel) mencatat inflasi di Palembang sebesar 0,58 persen pada Desember 2020 lalu.

Secara kumulatif sepanjang Januari-Desember 2020 sama dengan inflasi tahunan year on Year sebesar 1,50 persen.

Komoditas dominan yang menyebabkan terjadinya inflasi Desember 2020 yakni cabai merah, telur ayam ras, daging ayam ras, angkutan udara, dan cabai rawit.

Serupa dengan Palembang, Kota Lubuklinggau juga mengalami inflasi Desember 2020 lalu sebesar 0,39 persen. Sementara itu inflasi year on year sebesar 1,97 persen.

Komoditas dominan yang menyebabkan terjadinya inflasi di Kota Lubuk Linggau yakni cabai merah, cabai rawit, telur ayam ras, bawang putih, dan angkutan udara.

"Cabai rawit masih mendominasi penyebab inflasi karena harganya memang melonjak tajam menjelang akhir tahun hingga sekarang masih tinggi," ujar Kepala BPS Sumsel Endang Triwahyuningsih saat menyampaikan rilis bulanan data BPS, Senin (4/1/2021).

Kedua kota di Sumsel inflasi juga menyebabkan Provinsi Sumsel ikut inflasi sebesar 0,57 persen Desember 2020 lalu atau inflasi tahunan year on year sebesar 1,55 persen.

Endang mengatakan inflasi juga bukan hanya terjadi pada kelompok bahan makanan saja.

Desember 2020 di Sumatera Selatan terjadi inflasi perdesaan sebesar 0,66 persen yang disebabkan oleh naiknya rata-rata harga indeks di hampir semua kelompok pengeluaran yang masing-masing yakni kelompok makanan, minuman dan tembakau yang naik sebesar 0,94 persen.

Kelompok pakaian dan alas kaki 0,13 persen, perumahan, air, listrik dan bahan bakar rumah tangga juga menyumbang inflasi 0,17 persen. Perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga menyokong inflasi sebesar 0,21 persen, kesehatan 0,01 persen, transportasi 0,02 persen, informasi, komunikasi dan jasa kuangan menyokong inflasi sebesar 0,66 persen.

Rekreasi, olahraga dan budaya inflasi sebesar 0,22 persen, penyediaan makanan dan minumn atau restoran inflasi sebesar 0,30 persen dan
perawatan pribadi dan jasa lainnya inflasi 0,77 persen.

"Hanya kelompok pendidikan tidak mengalami perubahan," ujar Endang.

Ikuti Kami di Google

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved