Rekaman CCTV Sebelum dan Sesudah Penembakan 6 Laskar FPI Didapatkan Komnas HAM, Temuan Benda Lainnya

Pertama, kata Beka, Tim penyelidikan Komnas HAM RI menemukan tujuh benda yang diduga proyektil dan empat selongsong peluru.

Editor: Weni Wahyuny
Tangkap Layar Kompas TV
Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM), tim yang melakukan penyelidikan peristiwa yang menewaskan enam laskar Front Pembela Islam (FPI) menyebut menemukan sejumlah barang yang bisa dijadikan bukti. Hal itu diungkapkan dalam konferensi pers di Kantor Komnas HAM, Jakarta, Senin (28/12/2020). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Gita Irawan

TRIBUNSUMSEL.COM, JAKARTA - Sederet temuan baru Komisi Nasional Hak Asasi Manusia terkait kasus penembakan 6 Laskar Front Pembela Islam (FPI) di Tol Jakarta Cikampek pada Senin (7/12/2020) dini hari lalu.

Tim juga mendapatkan rekaman CCTV dari pihak PT Jasa Marga.

Rekaman CCTV tersebut merupakan rekaman yang diambil sebelum dan setelah kejadian di Tol Jakarta Cikampek.

Benda-benda di lapangan yang ditemukan Komnas HAM ditunjukkan kepada wartawan saat konferensi pers di kantor Komnas HAM RI Jakarta Pusat pada Senin (28/12/2020).

Komisioner Komnas HAM Beka Ulung Hapsara mengatakan hingga saat ini pihaknya telah mengumpulkan sejumlah benda yang diduga terkait dengan peristiwa tersebut.

Pertama, kata Beka, Tim penyelidikan Komnas HAM RI menemukan tujuh benda yang diduga proyektil dan empat selongsong peluru.

"Jadi sampai saat ini temuannya ada proyektil, jumlahnya tujuh, tapi yang satu tidak firm artinya tidak yakin bahwa itu adalah peluru atau tidak karena ini hanya potongan kecil saja.

Baca juga: TERBARU, Komnas HAM Dapatkan Rekaman Percakapan dan CCTV Soal Tewasnya 6 Laskar FPI, Penjelasannya

Yang kedua, selongsong pelurunya empat," kata Beka usai konferensi pers di Kantor Komnas HAM RI Jakarta Pusat pada Senin (28/12/2020).

Selain itu, kata Beka, Tim juga menemukan sembilan benda yang diduga merupakan bagian dari mobil terkait peristiwa tersebut.

"Kemudian ada sembilan bagian mobil. Ada yang bekas lampu sign, terus juga bagian mobil lainnya," kata Beka.

Beka mengatakan, Tim juga mendapatkan rekaman CCTV dari pihak PT Jasa Marga.

Ia menjelaskan rekaman CCTV tersebut merupakan rekaman yang diambil sebelum dan setelah kejadian di Tol Jakarta Cikampek.

"Terus yang lain-lain ini ada dua. Artinya yang lain-lain ini misalnya ada bekas earphone.

Karena ketemu di KM 50 yang kami anggap itu bagian terkait peristiwa," kata Beka.

Namun demikian, Beka menegaskan seluruh temuan lapangan tersebut masih perlu dikonfirmasi dan diperiksa ulang.

Baca juga: 6 Hari Istri Menghilang, Datangi Suami Lewat Mimpi : Dia Pengen Pulang Tapi nggak Dibolehin

Pemeriksaan tersebut nantinya, kata Beka, akan melalui prosedur uji balistik dan permintaan keterangan ahli.

"Mulai minggu ini kami akan meminta keterangan ahli.

Ahli balistik untuk ngomong soal pelurunya termasuk juga komposisi logam-logam. Kan kita melihat ada kerusakan di mobil.

Nah apakah kemudian mobil itu kerusakannya seperti apa. Apakah ada bagian yang hilang dan cacatnya seperti apa.

Dan ini yang akan kita mintakan kepada ahli," kata Beka.

Baca juga: Obrolan 30 Menit Risma dengan Pemulung di Belakang Kemensos, Hari Pertama Berdinas Sebagai Mensos

Penjelasan Amirudin

Komisioner Komnas HAM, Amirudin, dalam konferensi pers di Kantor Komnas HAM, Jakarta, Senin (28/12/2020).

Amirudin menyebut pihaknya menemukan sejumlah barang yang bisa menjadi bukti peristiwa yang terjadi di sekitar Km 50 Jalan Tol Jakarta-Cikampek tersebut.

"Komnas HAM mendapat bukti petunjuk lain seperti rekam percakapan, rekaman CCTV jalan, dan beberapa hal lain yang kami dapatkan dari kerja sama dengan pihak-pihak yang kami mintai keterangan," ungkap Amirudin, dikutip dari tayangan Kompas TV.

Komnas HAM disebut telah memintai keterangan dari sejumlah pihak.

Seperti FPI, Polda Metro Jaya, Bareskrim Polri, hingga dokter forensik.

Satu dari 58 adegan rekontruksi FPI di rest area tol Jakarta-Cikampek Km 50, Karawang, Jawa Barat, Senin (14/12/2020) dini hari tadi. IPW heran 4 anggota FPI tidak diborgol padahal, dalam keterangan polisi sendiri, keempatnya baru saja terlibat aksi baku tembak dengan polisi.
Satu dari 58 adegan rekontruksi FPI di rest area tol Jakarta-Cikampek Km 50, Karawang, Jawa Barat, Senin (14/12/2020) dini hari tadi. IPW heran 4 anggota FPI tidak diborgol padahal, dalam keterangan polisi sendiri, keempatnya baru saja terlibat aksi baku tembak dengan polisi. (KOMPAS.COM/FARIDA)

Komnas HAM menyebut telah melakukan pemeriksaan barang bukti dan saksi-saksi dari FPI, petugas, dan masyarakat yang merasa melihat peristiwa tersebut.

Selain itu Komnas HAM mengaku menemukan proyektil dan selongsong peluru.

"Tim penyelidik juga melakukan investigasi dan menyusuri TKP dan mendapatkan sejumlah barang-barang yang bisa dinyatakan atau dilihat sebagai bukti," ungkapnya.

"Bukti-bukti ini perlu kami uji lagi, di antaranya adalah didapatkannya proyektil peluru dan selongsong, ini ditemukan Komnas HAM di lokasi," lanjutnya.

Selain itu Komnas HAM juga mendapatkan semacam serpihan dari mobil.

"Yang kita duga (mobil) saling srempetan," katanya.

Komnas HAM menyebut pihaknya membutuhkan bantuan ahli untuk menguji barang yang ditemukan, terutama proyektil dan selongsong.

Diketahui sebelumnya Front Pembela Islam (FPI) dan pihak kepolisian memberi keterangan berbeda mengenai bentrok yang terjadi di Tol Jakarta-Cikampek, Senin (7/12/2020) dini hari.

Diketahui peristiwa tersebut berujung tewasnya enam anggota FPI setelah diberikan tindakan tegas oleh kepolisian.

Berikut beda kronologi yang disampaikan kepolisian dan FPI:

Kronologi Versi Kepolisian

Kapolda Metro Jaya, Irjen Fadil Imran dalam konferensi pers pada Senin (7/12/2020) siang menyebut awalnya polisi bergerak ke Jalan Tol Jakarta-Cikampek untuk meyelidiki informasi tentang pengerahan massa ke Jakarta.

Dilansir Kompas.com, massa tersebut diduga akan mengawal pemeriksaan Habib Rizieq Shihab di Mapolda Metro Jaya pada Senin siang.

Kemudian tepat di Km 50, polisi yang tengah membuntuti sebuah mobil yang diduga berisikan simpatisan Rizieq Shihab, dipepet oleh mobil tersebut.

"Ketika anggota Polda Metro Jaya mengikuti kendaraan yang diduga adalah pengikut MRS, kendaraan petugas dipepet, lalu kemudian diserang dengan menggunakan senjata api dan senjata tajam sebagaimana yang rekan-rekan lihat di depan," jelas Fadil.

"Anggota yang terancam keselamatan jiwanya karena diserang kemudian melakukan tindakan tegas terukur," lanjutnya.

Dalam penindakan tersebut, sebanyak enam orang yang diduga pengikut Rizieq pun tewas.

Adapun diketahui total penumpang yang ada di dalam mobil tersebut berjumlah 10 orang.

Baca juga: Aksi Demo di Polda Metro, Bentangkan Spanduk : Tangkap dan Penjarakan Si Pelanggar Prokes

Versi FPI

Sementara itu, pihak FPI memberikan keterangan yang berbeda dari kepolisian mengenai bentrok di Jalan Tol Jakarta-Cikampek, Senin (7/12/2020) dini hari tersebut.

FPI mengklaim pihaknya diadang dan diserang.

Ketua Umum FPI, Ahmad Shabri Lubis menyebut ada peristiwa pengadangan serta penembakan terhadap rombongan pemimpin FPI Rizieq Shihab dan keluarga.

Berdasar keterangan resmi yang diterima Tribunnews.com, Senin, Shabri juga menyebut adanya penculikan terhadap enam orang laskar pengawal Rizieq.

Shabri menjelaskan peristiwa itu terjadi semalam saat Rizieq dan keluarga, termasuk cucu yang masih balita menuju tempat acara pengajian subuh keluarga.

"Dalam perjalanan menuju lokasi pengajian subuh keluarga tersebut, rombongan diadang," kata Shabri.

Shabri pun menyebut sekelompok orang yang mengadang itu sudah menguntit rombongan Rizieq Shihab.

"Mereka mengadang dan mengeluarkan tembakan kepada laskar pengawal keluarga," kata dia.

Shabri menyebutkan, satu mobil berisi enam orang laskar tak diketahui keberadaannya.

Dia menyebut mereka hilang diculik.

"Kami mohon doa, agar satu mobil yang tertembak berisi enam orang laskar yang diculik agar diberi keselamatan," kata dia.

Adapun diketahui pihak kepolisian menegaskan tidak akan segan untuk melakukan tindakan bagi siapa saja yang menghalangi petugas dalam melakukan penyelidikan.

Kapolda Metro Jaya, Fadil Imran meghimbau Rizieq Shihab untuk datang ke Polda Metro untuk memenuhi panggilan.

Diketahui Rizieq dan menantunya dipanggil ke Polda Metro Jaya untuk dimintai keterangan terkait kerumunan yang terjadi di Markas FPI 14 November 2020 lalu.

Saat itu diketahui adanya acara pernikahan putri dari Rizieq bernama Najwa Shihab.

Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kronologi Tewasnya 6 Orang Pendukung Rizieq Shihab, Polisi Sempat Dipepet dan Diserang"

(Tribunnews.com/Gilang Putranto, Kompas.com/Ivany Atina Arbi)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Temuan Komnas HAM Terkait 6 Laskar FPI: Dari Selongsong Peluru Hingga Earphone

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved