Berita Palembang

Perayaan Hari Ibu di Lapas Perempuan Klas II A Palembang, Banyak Lomba Tiadakan Upacara Bendera

Di momen Hari Ibu ini setiap tahun mereka rayakan dengan menggelar berbagai lomba namun yang berbeda tidak ada upacara.

Penulis: Melisa Wulandari | Editor: Vanda Rosetiati
TRIBUN SUMSEL/MELISA WULANDARI
Perayaan Hari Ibu 22 Desember di tengah warga binaan pemasyarakatan (WBP) Lapas Perempuan Klas II A Palembang, Selasa (22/12/2020). 

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Perayaan Hari Ibu 22 Desember di tengah warga binaan pemasyarakatan (WBP) Lapas Perempuan Klas II A Palembang, ternyata berlangsung seru.

Tribun menyambangi Lapas Perempuan Klas II A, Selasa (22/12/2020). Di waktu yang sama Keluarga Alumni Universitas Gajah Mada (Kagama) menggelar acara pemberian masker, hand sanitizer dan keperluan perempuan diperuntukkan warga binaan di Lapas Perempuan yang beralamat di Jalan Merdeka (depan kantor Pos Palembang) tersebut.

Suasana Lapas Perempuan Klas II A ini ramai karena kunjungan Kagama.

Penampilan khusus pun diberikan kepada tamu dari warga binaan pemasyarakatan yakni tari kreasi, terlihat WPS yang lain bertepuk tangan saat temannya selesai melakukan pertunjukkan tari.

Kepala Kesatuan Pengamanan Lembaga Pemasyarakatan (KPLP) Lapas Perempuan (LPP) Klas II A Palembang, Emy Yunita mengatakan di momen Hari Ibu ini setiap tahun mereka rayakan dengan menggelar berbagai lomba namun yang berbeda tidak ada upacara.

"Karena pandemi covid19 ini, terpaksa kami tiadakan upacara jadi hanya menggelar lomba seperti lomba masak nasi goreng, fashion show, lomba memindahkan kelereng dan lainnya. Lomba ini kami gelar sebagai suatu cara agar WBP di Lapas Perempuan ini dihargai, wah gitu," ujar perempuan kelahiran Palembang ini.

Emy mengatakan ada 485 orang warga binaan pemasyarakatan (WPS) di Lapas Perempuan Klas II A Palembang ini, dan dari 485 orang tersebut rata-rata ditahan karena bandar narkoba, tindak kriminal pembunuhan, mencuri dan lainnya.

"Kami menerima tahanan di Lapas Perempuan saat covid seperti ini apabila sudah A3 artinya sudah ada putusan dari pengadilan kemudian tahanan dipindahkan ke sini, saat dipindahkan tahanan baru akan diisolasi di ruangan isolasi selama 14 hari, apabila dilihat sudah aman maka mereka akan dicampurkan dengan tahanan lama," jelasnya.

Selama covid 19 pun tak ada pengurangan tahanan tapi hanya ada asimilasi di rumah karena pandemi Covid 19.

"Jadi asimilasi covid 19 ini WBP yang bebas di tanggal 31 Desember 2020 jadi bukan seenak kami membebaskan mereka," katanya.

"Semua itu ada aturannya, mereka yang mendapatkan asimilasi ini karena masa tahanannya sebentar dan harus diverifikasi oleh pusat terlebih dahulu,” ujar perempuan yang sudah bekerja di Lapas Perempuan Palembang sejak 2007-2008 ini.

Ia pun bersyukur dari sekian lama pandemi covid 19 melanda Palembang khususnya, Lapas Perempuan Klas II A Palembang mendapat perhatian dari Keluarga Alumni UGM (Kagama).

"Alhamdulillah tadi dari Pengda Kagama Sumsel memberikan bantuan berupa 1000 masker, 50 hand sanitizer, 120 paket kebutuhan perempuan untuk warga binaan serta memberikan ceramah terkait kesehatan gigi dan mulut, kami berterima kasih," katanya.

Sementara itu, Ketua Pengurus Daerah Keluarga Alumni UGM Joko Siswanto mengatakan kunjungan Kagama Sumsel ini dalam rangka Dies Natalis UGM ke 71 dan ulang tahun Kagama ke 62 dan sekaligus perayaan hari ibu.

"Kami menyelenggarakan bhakti sosial dengan tema Kagama Sumsel peduli ibu dan anak, ibu dan anak itu kami pilih yang marginal dalam pengertian terkena musibah. Dan kami mensurvey dengn Yayasan Intan Maharani ternyata di Lapas Perempuan ini sangat membutuhkan bantuan," ujarnya. 

Ikuti Kami di Google

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved